Fern menyetel musik di mobilnya saat ini yang menuju rumah Olea, "kenapa kau berlari? Jelas-jelas aku sedang menjelaskan padamu."
"...."
Olea tidak menjawab pertanyaan Fern.
Fern kembali menyetir mobilnya dengan cepat.
Tetap saja Olea masih berpaling melihat pemandangan luar dengan memalingkan wajahnya.
Fern memegang tangan Olea dan mencoba menggenggamnya.Olea menarik tangannya ketika Fern mencoba untuk merajuk, "katanya mencintaiku tapi kenapa kau tidak ingin kusentuh."
"...."
Fern kembali menyetir mobil melewati jalanan Seoul.
"Fern" panggil Olea datar.Fern tersenyum dengan panggilan untuknya dari bibir wanita yang ia sukai sedari ia kecil.
"Kim itu, dia seperti apa?" Tanya Olea membuat Fern terdiam.
Fern tahu bahwa Olea ditakdirkan untuk pangeran Kim, tapi Fern selalu berusaha menutupi perasaannya pada Olea. Sebuah perasaan yang tidak biasa dan kini Olea menanyakan tentang Kim.
"Kenapa kau menanyakannya disini?" Fern menggigit bibir bawahnya, nyaris sempurna Olea membuatnya kesal.
Olea berbalik melihat wajah Fern, "apa kau cemburu?"
Fern terdiam tidak membalas pertanyaan Olea.Hatinya hanya berbisik, 'ya aku cemburu. Aku tidak siap jika harus mendengar kata tentang pria dari mulutmu karena aku yang sedari kecil selalu ada bersamamu.'
Olea kembali terdiam. Mobil Fern melaju dengan kecepatan tinggi.
"Ingin membeli makanan?" Tanya Fern membuat Olea tersadar, ia mendapati diri Olea yang tengah melamun melihat jalanan Korea siang ini.
Olea menggeleng, "biar bibi Huan memasak saja."
Fern tetap tidak menjawab Olea dan memberhentikan mobilnya ke sebuah restaurant yang disukai Olea, sebuah restaurant ramen.
"Kenapa kau mengajakku kemari?" Olea berkaca-kaca mendapati dirinya dibawa oleh Fern ke tempat yang ia gemari.
"Bukankah kau menyukainya? Aku membawamu dan ayo kita makan bersama" Fern menjawab dengan senyuman sumringah.
Olea turun dari mobil, ia berjalan bersama Fern yang berada disisinya.
"Hahaha" Olea tertawa kecil.
"Kenapa kau tertawa?" Fern kembali bertanya pada Olea.
"Kita seperti melakukan kencan dan aku menyukainya, pegang tanganku Fern" Olea kembali manja kepada Fern yang berjalan di sisinya.
Fern hanya membalas dan menuruti permintaan Olea.
"Apakah kita bisa seperti ini selamanya Fern? Aku belum pernah bertemu Kim, dan kau bisa menceritakannya ketika kita dirumah" Olea berbicara datar.
Fern hanya terdiam melihat wanita yang ia cintai kini berada di genggamannya.
"Jangan membahas pria lain, biar aku saja yang menyebut namanya tetapi kau jangan."
Pipi Olea memerah dan mengangguk.
** 1jam kemudian
Olea dan Fern selesai melakukan makan siang dan kembali ke rumah.
"Ah apakah kalian sudah makan?" Bibi Huan menyapa Olea dan Fern yang memasuki rumah bersama.
"Huan tolong buatkan minuman untuk Fern" Olea menyuruh bibi Huan dan menaiki tangga kamar miliknya.
Fern duduk di sofa ruang tamu.
Huan tersenyum melihat Fern dan Olea bersama, baginya Fern dan Olea sangat cocok dan pantas menjadi pasangan karena Fern dan Olea sedari kecil sudah sering bersama.
"Huan tolong buatkan minuman untuk Fern" Olea menyuruh bibi Huan dan menaiki tangga kamar miliknya.
Fern duduk di sofa ruang tamu.
Huan tersenyum melihat Fern dan Olea bersama, baginya Fern dan Olea sangat cocok dan pantas menjadi pasangan karena Fern dan Olea sedari kecil sudah sering bersama.
Bibi Huan membawakan secangkir teh bunga lavender kesukaan Fern, "tuan ini tehnya, dan apakah kalian sudah makan? Pertanyaannya belum dijawab tadi oleh nona Olea."
Fern tersenyum dan menunduk, "ah iya bibi maafkan Olea dan juga kami sudah makan tadi di restaurant ramen kesukaan Olea."
Huan tersenyum, "tuan Fern apakah menyukai nona Olea? Bagaimanapun kau sudah memberikannya obat dan bagaimana jika para dark elf ke abad 21 dan menyerang manusia?"
Fern tersedak akan pembicaraan bibi Huan padanya, "uhukkkk...uhuk.... Ah bibi tenanglah aku ada bersama Olea dan juga sebentar lagi di kampusnya akan ada pesta untuk sementara biarkan Olea beristirahat dirumah dan untuk pekerjaan model tolong di berhentikan dulu ya bibi."
Huan tampak berkaca-kaca mendengar Fern memperhatikan Olea, Huan mengangguk dan membereskan seragamnya.
"Tuan, saya akan belanja beberapa sayuran bersama Yoju tolong jaga nona muda kami ya tuan" Huan berpamitan untuk bergegas berbelanja bersama Yoju.
Fern tersenyum dan mengangguk.
Kini hanya ada Fern dan Olea bersama di rumah. Fern yang sedari tadi menunggu Olea tak kunjung melihat keberadaan Olea.
Fern menaiki anak tangga dan membuka kamar Olea, ia melihat Olea yang meringkuk di selimutnya.
"Olea kau kenapa?" Fern memasuki kamar Olea dan memeriksa Olea yang menggigil.
"Fern... Huhuhu.... Fern.... Aku kedinginan Fern.." Olea meringis.
Fern yang panik akan Olea langsung bergegas turun ke lantai dasar dari kamar Olea menuju mobilnya untuk mengambil beberapa obat penenang.
'reaksi obatnya mulai bereaksi, dalam 1minggu ia akan berubah menjadi seorang Elvis' pikiran Fern berkecamuk dan bergegas mengambil obat di mobil miliknya.
Fern kembali berlari memasuki rumah dan menaiki anak tangga dengan wajah yang panik, baginya Olea sudah seperti kekasihnya dari kecil sehingga ia selalu sigap untuk menangani Olea.
"Fern aku senang kau panik kepadaku, Fern" Olea kembali bergumam, demamnya semakin bereaksi Fern menyuntikkan beberapa obat dari ramuan yang orangtuanya berikan kepadanya untuk Olea.
Olea tertidur dengan tenang. Seorang Elvis yang sangat cantik kini tertidur di ranjang bagaikan cerita dongeng putri salju.
Fern menatap penuh Olea yang terbaring tertidur, kedua matanya tidak berhenti menatap dan membenarkan rambut Olea.
"Kau seorang putri dan calon ratu kami Olea, bagiku aku sudah menjadi milikmu dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku jika kau bersama pangeran Kim mungkin kekuatanku akan hilang setengah karena kau sudah seperti jiwaku Olea."
Olea hanya tertidur tanpa mendengar apapun dari Fern, Fern mencium kening Olea dan duduk di sofa menunggu Olea terbangun.