'Saat ini nona Olea tertidur, selama tertidur alangkah baiknya memanggil dokter Fern untuk memeriksanya' batin kecil Huan berbicara sembaring menatap wajah Olea,
Huan mengusap kening Olea, "nona, kau cantik dan kenapa kau selalu malang? Sabarlah nona, Huan janji tidak akan menceritakan kepada tuan dan nyonya akan hal ini."
Huan menyelimuti Olea dan mencium keningnya, mengambil sebuah handphone di saku seragam miliknya.
Bipppp... Terdengar suara tuan Fern disana yang selalu teduh.
"Halo, apakah ini dengan tuan Fern?"
"Ah tuan, maaf jika saya mengganggu itu tuan Han nona Olea kami mendadak serangan paniknya keluar lagi dan juga sepertinya ada masalah tuan, nona kami seperti dijahati seseorang."
"Ah iya tuan Fern, saya akan menunggu tuan saat ini."
Bipppp... Tombol handphone dimatikan.
Huan mengusap dadanya, "ya tuhan tolong lindungi nona kami, nona maafkan Huan. Tapi melihatmu meminta testpeck membuatku geram ingin rasanya aku menelpon kepolisian."
Ting...tong... Suara bell rumah berbunyi.
"Aigo, Baru saja ditelpon. Dokter sudah datang memang benar tuan Fern ini begitu sangat bertanggung jawab, sebagai seorang pria yang sigap dan cekatan dalam memikirkan pasien" Huan pun menaruh handphonenya kembali ke saku seragam dan turun ke lantai bawah.
Cekrekkkkkkk.... Suara pintu terbuka, terlihat seorang pria muda gagah dengan mata sipitnya yang indah.Dokter pribadi keluarga, Fern.
"Silahkan masuk tuan Fern, tuan maafkan saya jika saya lancang menelpon anda, tuan tolong periksa nona kami, dan tolong jangan bilang tuan dan nyonya tuan."
"Aku paham, tenanglah bibi tidak usah khawatir dan dimana nona Olea?" Tanya tuan Fern kepada Huan dengan kedua matanya yang mencari tahu akan keadaan Olea.
"Tuan Fern, saya tidak akan ikut ke kamar nona karena sudah percaya kepada tuan Fern, dia berada dikamarnya. Tolong tuan, tolong jangan katakan pada tuan dan nyonya."
"Baiklah, dan kau ikut saja bibi ke kamar denganku, aku tidak ingin ada kesalahpahaman," terlihat dokter Fern membawa tas berisi perlengkapan dokternya dan menaiki anak tangga menuju ruangan kamar milik nona Olea.
Hati Bo Huan membatin, 'alangkah baiknya tuan Fern, jika saja tuan Fern mencintai nona Olea ia pasti sangat.'
"Bibi, tolong bawakan sebaskom air es dan juga air putih hangat," Dokter Fern menyuruh Huan dengan wajah yang panik.
"Ah, baik tuan Fern. Saya akan mengambilnya," Bo Huan langsung turun ke bawah dan ke arah dapur mengambil semua hal yang tuan Fern butuhkan.
'Nona Olea harus baik-baik saja, ia tidak boleh stress lagi' keyakinan Huan semakin kuat melihat tuan Fern memeriksa Olea.
Huan membawa handuk kecil dan sebaskom air es dan segelas air hangat.
Terlihat sekali bahwa tuan Fern sangat mencemaskan Olea, "tuan Fern ini yang kau butuhkan."
"Ah, bibi dia sudah ku suntik penenang kondisinya sudah membaik, sempat ada gejala seperti minuman perangsang untuknya dan juga, apa Olea bercerita kepadamu apa yang terjadi dengannya?" seperti dugaan Huan, tuan Fern pasti menanyakan nona kami Olea.
"Tuan, nona kami sedang haid, tetapi haidnya sangat parah, dan juga ia ditakut-takuti di saat orientasi sehingga ia mendadak terkena serangan panik" ucap Huan dengan lugas menjawab tuan Fern yang sedari tadi memeriksa tubuh nona Olea.
"Baiklah, ini obatnya dan berikan obatnya dalam seminggu, biarkan ia seminggu beristirahat."
Fern membereskan tas miliknya dan memakai jas blazer kembali, Huan mengikutinya.
Mereka berdua keluar ruangan kamar nona Olea, dan perasaan Huan sangat gelisah.
Menuruni anak tangga dengan cepat, "jujur padaku, kau berbohong kan bibi Huan?" benar, tuan Fern terlanjur pintar dalam menganalisa penyakit.
Huan mengangguk, "nona Olea sepertinya dijahati seseorang tuan Fern. dan ditubuhnya banyak sekali ruam-ruam merah, ia memakai pembalut dan katanya organ intimnya sangat sakit bagian depan dan belakang, saya bingung karena ia terkena serangan panik mendadak."
Fern menggigit bibir bawahnya dan memegang dagunya, "ada yang memperkosa Olea bibi Huan."
Iris kedua mata Huan membesar, seperti ada petir yang menyambar, "tuan, apakah itu benar? tolong tuan Fern klarifikasi bahwa itu kesalahan."
Huan panik dan menggoyang-goyangkan tangan tuan Fern, seperti ledakan api yang menyambar dirinya, 'ia anak yang kuasuh dari kecil, nona Olea sangat baik terhadapku dan keluargaku. ia selalu membantu keluargaku dalam keuangan, jika gajiku kurang, nona Olea lah yang memberikan bantuan tambahan uang padaku,' batin Huan menjerit tersiksa seperti merasakan dentuman bom yang memasuki hatinya kini.
Tuan Fern memegang pundak Huan, "bibi, tenanglah, aku akan menyelidikinya!"
"Bibi, aku akan pergi dan juga jagalah Olea," tuan Fern pergi kembali ke rumah sakit di kota Seoul.
Sedangkan Huan langsung berlari menuju kamar nona Olea dan menaiki anak tangga dengan air mata yang mengalir.
"Kau tidak boleh stress lagi nona, demi tuhan aku akan mengutuk pria yang berbuat ini padamu nona."