Kini hanya ada Fern dan Olea di ruangan, "Beristirahatlah, kau baru saja tersadar Olea" lirih Fern pelan dan lembut duduk didekat ranjang Olea yang terbaring.
Ruangan ini begitu sejuk, Olea meraih tangan Fern dengan tangan kanannya yang saat ini masih dalam kena selang infus, "Fern, akhirnya aku menemukanmu" Kedua pupil mata Fern membesar, pikiran Fern mendadak tidak menyangka.
"Fern, kau jangan merahasiakannya lagi, kau menjadi dokter hanya untuk selalu menjagaku, selama ini kau yang menolongku saat aku diculik sewaktu kecil" Fern beranjak dari tempat duduk yang berada di samping ranjangnya. Berjalan menuju jendela, dan menatap ke arah pemandangan malam kota Seoul.
Fern merangkup tangannya kedalam kantung celana, "sejak kapan kau mengingatnya Olea?"
"Mimpiku yang memperlihatkannya padaku."
Fern kembali membalikkan wajah dan tubuh dan menghampiri Olea, "apa kau bermimpi? Olea, apa kau bermimpi cahaya?" Tanya Fern dengan mendesaknya. Terlihat Olea yang menatap Fern keheranan.
"Olea, maafkan aku! Kau istirahatlah Olea, aku akan memanggil bibi Huan."
"Fern, apa kau mencintaiku?" Tanya Olea kini membuat jantung Fern berdegup kencang, tidak sekarang jika Fern harus mengatakannya.
"Fern, kau mencintaiku kan?" kedua mata Olea terlihat sendu.
"Istirahatlah Olea, minumlah obatnya dan besok aku akan membuatkan resep serta berkas untukmu rawat inap medis di rumah."
Cklek.... suara pintu tertutup.
Bibi Huan menghampiri Fern, "tuan Fern? Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa nona Olea memanggil namamu, kau tahu bahwa ia pasangan mate tuan muda Kim? Lantas kenapa ia memanggil namamu tuan Fern?"
Fern terdiam dan menepuk pundak bibi Huan, bibi Huan adalah pelayan kerajaan yang paling setia terhadap yang mulia Rue, "bibi, percayalah padaku bibi. Aku sudah bilang padamu, ia sudah tidak akan bisa berlama-lama didunia manusia. Aroma tubuh-nya sudah terlacak, saat ini aku masih mencari tahu siapa pelaku yang memperkosanya. Bibi jika salah satu kaum kita tidak suci, tuan muda Kim bisa saja menolak melanjutkan pernikahan."
Terlihat bibi Huan melihat Fern dengan mata berbinar, wajahnya penuh tanya, "apa kau mencintai nona Olea? Jawab pertanyaanku tuan Fern? Jika tuan muda Kim menolaknya apa kau akan menjadi pasangan sejatinya? Nona kami tidak boleh hidup sendiri. Apa kau percaya akan kutukannya?"
Fern bernafas pendek, "bibi Huan, istirahatlah! Aku akan membuat resep dan menyiapkan berkas, karena sudah sangat cepat Olea sadar, dan ramuan dari kerajaan sudah ia minum, untung saja ayahku membawakan ramuannya, Jadi ia pulih dengan cepat."
Bibi Huan kembali melihat Fern, "kau! kau membuatnya ingat dan membuatnya kembali akan ingatannya, kau mengubah wujudnya tuan Fern, kenapa kau lakukan ini? apakah yang mulia Rue yang menyuruhmu? Dan tolong urus semuanya jika memang ini yang kalian mau!"
Fern tersenyum dan melihat bibi Huan masuk ke kamar Olea, Fern berjalan menuju ruangan miliknya, 'maafkan aku bibi, ia sudah seharusnya kembali ke dunia kita.'
**
Cklek... Suara pintu ruangan tertutup.
"Sudah lama aku tidak memakai sihir penghubung dunia ibuku" Fern membuka katup tangannya.
"leomostah."
Buzzzzzz..... Terlihat asap biru diatas pergelangan tangan Fern dan seorang wanita cantik yang sedang memotong daun-daun pot bunga kesayangan miliknya, countess Elia.
"Anakku, apakah itu kau? Hey pulanglah. Aku merindukanmu! Kata ayahmu kau menyukai tuan putri, hey hey kau jangan menyukai wanita yang sudah memiliki pasangan mate" countess Elia sangat bahagia ketika melihat Fern.
countess Elia kembali memotong setangkai bunga Lily.Fern tersenyum melihatnya, "ibu terimakasih ramuannya, dan juga apa kau tahu jika seorang pasangan mate jika kesuciannya dirampas tidak suci, apakah ia akan melanjutkan pernikahannya?" Tanya Fern dengan serius di bola sihir kepada ibunya.
Terlihat countess Elia menaruh bunga dan gunting milik-nya, "hey, kenapa kau berbicara seperti itu? Anak ini. Dengar ya, itu kembali lagi ke pasangan mate elf nya, jika ia menerima pasangannya itu tidak akan berdampak berbeda jika ia menolak maka pasangan wanita mau tidak mau menerima untuk ditolak olehnya."
Kedua mata Fern berfikir, "baiklah terimakasih ibu."
Buzzzzzz.... Bola sihir menghilang.