Revia mencoba sedikit setiap masakan yang telah selesai dibuat dengan menggunakan sendok ,memastikan rasa-nya sudah enak serta layak untuk disajikan nanti malam.
Meskipun hanya memasak 5 macam menu , perempuan cantik ini berharap semua orang di rumah menyukai masakan buatan-nya.
Derby terlihat tengah asik menonton Tv tayangan sepak bola sambil memakan popcorn, kedua mertua-nya memang sedang ada urusan diluar sejak siang tadi dan akan pulang saat makan malam.
Alhasil mereka hanya berdua sekarang.
Jam menunjukan pukul 7 malam, semua masakan sudah selesai.
Satu jam lagi waktu makan malam.
Revia memutuskan untuk mandi, beristirahat sebentar.
Revia melepaskan seluruh pakaian, sehingga hanya memakai bra juga underwear.
Menguraikannya rambut, menyalahkan AC.
Klik.
Pintu kamar tiba-tiba terbuka, secara cepat Revia naik keatas ranjang menutupi tubuh-nya dengan selimut.
"Lo gak bisa ketuk pintu dulu?untung gue gak lagi telanjang!" protes Revia kesal, Derby sedikit salting karena sempat melihat leguk tubuh istri-nya tadi tapi tetap bersikap cool.
Jujur sebagai pria normal, saat ini dia tengah merasa berhasrat akibat pemandangan indah beberapa saat lalu.
Derby terlihat cuek, mencoba menetralkan hasrat dalam diri-nya saat ini.
Mengerutu dalam hati, kenapa ini harus terjadi?
Menghiraukan protes istri-nya lalu bergabung naik ke atas ranjang, tiduran memijat kening sambil memejamkan mata.
Revia melempar guling, marah karena dicueki saat tengah marah.
Pluk.
Guling mendarat tepat pada wajah tampan Derby, sehingga mengacak rambut pria tuh.
Revia tertawa, melihat ekspresi kesal Derby.
Ssssrrreeeeeettttt...
Pergelangan tangan Revia mendadak ditarik, menyebabkan tubuh perempuan cantik itu sekarang berada diatas pria tampan tersebut.
Bahkan tanpa terduga Derby segera melingkarkan kedua tangan kekar-nya pada punggung sang istri seolah menahan agar dia tidak beranjak pergi, mereka saling menatap.
Tidak saling berontak seolah mereka enggan melepaskan diri satu sama lain.
Jelas sekali dapat dirasakan oleh kedua insan manusia ini bahwa detak jantung mereka tengah berdetak keras sekarang.
Tanpa buang waktu Derby menarik teguk leher Revia, melumat bibir perempuan cantik itu dengan lembut.
Awalnya Revia terkejut, tapi dia segera membalas.
Kedua saling menatap selama berciuman, entah kenapa kedua-nya enggan memejamkan mata?
Kedua-nya sudah hanyut dalam gairah, lumatan lembut mereka berubah menjadi kasar.
Bahkan Derby mulai berani menurunkan kedua tangan kekar-nya pada bokong seksi sang istri lalu meremas-remas membuat Revia mendesah.
Perlahan pria itu mengubah posisi menjadi diatas, kedua-nya masih terhanyut dalam gairah.
Bahkan nafas mereka mulai terengah-engah, Derby melepaskam bibir-nya lalu mencoba menstabilkan nafas agar kembali normal begitu pula Revia.
Derby berdehem, mengigit bibir bawah.
"Vi, Gue boleh minta hak gue sekarang?"
Dengan suara terbata-bata Derby mengatakan hal tersebut, berharapan Revia mengabulkannya keinginan sebagai seorang suami.
Jujur Derby merasa gugup, dia takut Revia menolak.
Revia merasa sangat terkejut tak menyangka bahwa Derby akan meminta hak-nya sekarang, bingung apa dia harus menerima?Dia masih belum siap setidaknya beri peempuan itu sedikit waktu.
Dengan berat hati Revia pelan-pelan menggelengkan kepala.
Dia menolak, Derby langsung merasa sangat down.
Dia melepaskan dekapan lalu mengusap wajah, beranjak pergi dari ranjang disertai perasaan sakit hati.
Pergi keluar kamar tanpa menoleh kebelakang.
Perasaan ditolak, membuat dia merasa dipermalukan juga marah.
*****
"heeemmm... Masakan menantu mamah luar biasa enak, lama-kelamaan nanti Derby bakal jadi gendut nih." puji Mella , Revia tersipu malu.
"Ya papah juga bakal gendut kalo setiap hari makan makanan enak kayak restoran bintang 5 gini haha..." Rezha kembali nambah untuk ketiga kali.
Chamel malah terlihat tengah asik makan, meskipun sedikit belepotan tapi tetap terlihat lucu.
Berbeda dengan kedua orangtua juga adik-nya, Derby terlihat malas-malasan makan.
Pria itu seperti tidak ada semangat untuk menyantap makanan lezat buatan istri-nya tersebut.
Menyadari akan hal itu Revia mengambil sesendok nasi beserta lauk pauk ,mencoba menyuapi Derby.
Meskipun dengan mimik cemberut pria itu membuka mulut, mengunyah dengan malas-malasan.
Rezha tengah duduk tepat disamping anak-nya itu menyengol bahu Derby, memberikan tatapan mengacam agar Derby menjaga sikap.
Mella ikut memolototi sang anak.
Sesi makan malampun telah selasai, Mella menyuruh kedua asisten rumah tangga mereka untuk membersikan bekas makan mereka.
"Mah.. Pah.. Aku tidur duluan , soalnya besok harus bangun pagi." pamit Derby cuek, Revia merasa bersalah karena telah membuat pria itu kesal.
Rezha menggelengkan kepala, sedangkan Mella malah cuek dan sibuk bermain dengan Chamel.
Sekarang mereka bertiga tengah berkumpul di ruang Tv.
Mella membiarkan Chamel main sendiri.
"Nanti besok pas kalian sampai bali call atau kirim chat ya, biar kami tahu." Ujar Mella lembut, Revia menganguk patuh lalu tersenyum.
"Via kalian lagi beratem? Kok muka suamimu sumpek gitu?" Rezha tidak bisa lagi menahan perasaan penasaran dalam diri, karena tidak biasa-nya Derby bersikap aneh.
"Papah, jangan ikut campur tuh urusan rumah tangga mereka." Mella langsung memperingatkan sang suami.
"Ya mamah benar, Pokok-nya apapun masalah kalian harus segera diselesaikan . Gak boleh berlarut-larut."
Revia mengangguk patuh, "Cuma salah paham doang kok, pah.. Mah. Nanti aku bakal jelasin ke Derby."
Chamel memeluk Revia sayang, "Kakak Chamel beloh ikut?"
Mendengar pertanyaan polos adik ipar-nya Revia tertawa geli, "Boleh, tapi Chamel harus izin dulu sama mamah-papah."
Chamel langsung menghampiri Mella, "Mama Chamel boleh ikut ke bali?"
Mella berpura-pura sedih, "Nanti kalo Chamel ikut mamah sama siapa?nanti mamah nangis kalo kamu pergi."
Sama seperti sang istri, Rezha berpura-pura murung.
Mengendong anak bungsu-nya tersebut.
"Chamel di sini aja bareng papah-mamah, Iya?"
Chamel menganguk, "Ya, Chamel mau sama papah - mamah aja di sini." memeluk Rezha, mencium sebelah pipi pria yang masih sangat tampan juga gagah dalam usia yang tak lagi muda.
Mella tersenyum, "anak baik, pokok-nya kita bertiga bakal jalan-jalan biar Chamel senang."
-
-
Revia membuka pintu kamar dengan gugup, dia tidak mau bertengkar dengan suami-nya tapi jika memang itu harus terjadi maka dia akan berusaha agar suara pertengkaran mereka tidak terdengar sampai luar.
Bagaimanapun dia tidak mau membuat kedua mertua-nya merasa terganggu akibat pertengkaran mereka.
Hal pertama didapatkan Revia saat masuk ke dalam kamar, yaitu Derby tengah tertidur memeluk guling.
Entah mengapa wajah Derby saat tetidur menjadi daya tarik tersendiri untuk diri-nya sehingga tanpa sadar kadang perempuan cantik itu terus memandang wajah suami-nya hingga tertidur.
Jam memang menunjukan pukul 11 malam.
Besok jam 10 pagi mereka harus sudah sampai ke bandara
"Selamat malam, Have a nice dream." ucap Revia pelan mengecup lembut dahi pria dihadapan-nya ini, kemudian dia langsung tertidur pulas.
Setelah Revia beberapa saat tertidur pulas Derby membuka kedua mata, tersenyum bahagia.
Tiba-tiba perasaan kesal hilang begitu saja berkat ciuman lembut dari sang istri.
Perlahan Derby mendekatkan diri , berusaha agar gerakan tubuh atletis-nya tidak sampai membangunkan sang istri.
Sedikit demi sedikit bibir pria itu mendekati bibir merah perempuan cantik yang telah berstatus menjadi istri-nya tersebut.
Mencium bibir Revia sekilas.
"Have a nice dream ,Mrs.Derby."
#Bali
Revia memandang kagum pemandangan di depan hotel mereka dari atas lobi kamar mereka, siang hari ini cuaca agak mendung.
Meskipun begitu udara masih terasa segar, deburan ombak di pantai membuat Revia semakin merasa senang.
"By, sore ke pantai yuk?" ajak Revia menoleh pada Derby yang tengah berbaring malas diatas ranjang.
pria itu malah cuek, mengabaikan permintaan Revia.
Derby melepas sepatu juga jaket, mengeluarkan ponsel lalu memainkan game online.
Revia menarik nafas, menghampiri suami-nya tersebut.
Duduk disamping sang suami, "Elo masih marah ya?"
"Marah?" ulang Derby berpura-pura bingung, masih asik bermain game tanpa menoleh ke arah Revia.
Enggan mencari ribut Revia lebih memilih untuk tidak membahas masalah kemarin.
"Oke, gue bakal ke pantai sendiri aja. Lo istirahat aja deh."
Tidak jawaban dari Derby, dia masih asik dengan kegiatan-nya sendiri.
Revia memutuskan untuk mengurus pakian mereka dalam koper, menata ke dalam almari kayu.
Setengah jam lebih mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing tanpa berbicara.
"Vi."
Panggil Derby mencairkan suasana hening, Revia menghentikan kegiatan-nya, menoleh pada pria itu.
"Gue bakal temenin lo ke pantai."
Menoleh pada Revia untuk sesaat, lalu melanjutkan permainan game online.
Senyuman indah menghiasi bibir Revia sekarang.
Tbc