Air France melaju dengan lembut di angkasa. Menerbangkan setiap insan yang ingin bertolak ke negri Paman Sam. Frada memaksa kami meninggalkan Perancis. Semenjak, pihak kepolisian menegaskan, ada pihak dalam terkait, serangkaian kecelakaan dan percobaan pembunuhan terhadap ku, Frada mengusulkan kami mencari suaka yang lebih aman, Amerika. Tentu saja Nyonya dan Tuan Servine menyetujui usul menantu kesayangan mereka.
Sebagai, calon ibu yang baik, ia memutuskan untuk selalu menjagaku. Lebih dari pada saat di Perancis. Kali ini, Frada akan benar-benar menempel padaku. Ia hadiahkan sebuah gelang emas untuk ku pakai. Ini tahan panas, tahan air dan takkan bisa lepas atau patah karena benturan.
"Looks so good on you."
Turun dari burung besi, Frada memberitahuku, bahwa dokter Cress akan mengambil alih semuanya dari sini. Ia tak mengizinkannku tinggal di sebuah hunian atau apartment tipe apapun. Aku dimasukkan di sebuah ruangan di rumah sakit setempat. Semua kegiatan akan dilakukan di tempat itu.
Ini sama seperti penjara yang mewah bagiku. Semuanya ada, namun tak ada kebebasan di sini.
Demi keamanan, Ficaso hanya di perbolehkan mengawasiku dari pintu luar. Semua orang yang ingin menemuiku harus melalui beberapa tahap pemeriksaan terlebih dahulu. Akan ada seorang perawat dan seorang dokter yang mengecek keadaanku setiap satu jam. Frada, akan lebih sering menemani hari-hariku di sini.
Dari sini aku mulai merasa wanita canti ini mencuriagai FIcaso dan Jacob.
Sungguh, cepatlah berakhir. Aku sudah tidak tahan lagi. Teriakku dalam hati.
Hari ke tiga. Dokter Lys datang dan melakukan prosedur pemeriksaan. Dibantu oleh perawat bekulit putih pucat, salah satunya bernama Alexis . Menurut dokter ada beberpa kondisi yang harus dibicarakan di ruangan lain dengan Frada. Ia memutuksan untuk membicarakan hal itu di lantai tujuh.
Sementara mereka keluar, Ficaso menemaniku. Ia ceritakan beberapa cerita saat ia bekerja sebagai pengawal seorang artis dulu saat masih kuliah. Ia juga seorang ahli komputer, terutama dalam hal membuat suatu sistem keamanan. Itulah alasan mengapa ia diperkerjakan oleh Servine. Ceritanya cukup menarik, tapi kemudian, Alexis datang dan mengusirnya. Ia mengatakan ada tindakan yang harus diambil sehubungan dengan kondisi tormbositku yang menurun.
"Trombosit? Apa aku tak salah dengar?", bisik Ficaso padaku sebelum keluar.
Ia memasangkan infus padaku. Aku mulai mengantuk. Perawat lain datang membatu memasangkan beberapa oksigen padaku. Kepalaku semakin berat. Mereka mengambil sample darah dan membawaku ke luar. Aku dimasukkan suatu ruangan. Dan Ficaso, dilarang masuk. Kepalaku semakin berat dan terasa mual.
Mataku semakin terpejam. Aku hanya bisa mendengar sedikit sekali suara. Suara pintu dibuka dan suara perawat-perawat itu bicara satu sama lainnya. Mereka berbicara dalam bahasa inggris. Salah satu dari mereka menambahkan selimut pada tubuhku. Ia menutupi dari ujung kaki sampi ke ujung kepala. Apa aku sudah mati?
Kaki dan tanganku menjadi terasa sangat berat sekali. Dari tempat tidur ini, aku merasakan, sepertinya ada aroma lemon bercampur AC. Aku merasakan gerakan yang sangat halus. Perawat tadi tak lagi bicara.
Sepertinya aku ada di sebuah mobil ambulan.