Chereads / Sebuah Kesepakatan (Dealing With) / Chapter 12 - Saya Harus Bisa Bertahan

Chapter 12 - Saya Harus Bisa Bertahan

Pagi ini aku, aku datang dengan blaser putih dan rok hitam. Riasan smoky eyes menempel di kelopak mataku. Dengan riasan ini, aku berharap tak seorangpun menyadari bahwa aku tak tidur selama dua malam.

Cherin dan Alfon mendampingi kami, Aku dan Julien sudah siap mendengar apa pun hasil yang akan kami terima.

Bukan karena merasa aku akan mendang, sebaliknya. Siap kalah dan harus tetap yakin, segala sesuatu akan membawa kebaikan.

" Dengan menimbang jasa Yayasan selama sepuluh tahun, maka kami memutuskan:

1. Pengurus Yayasan sementara akan di non aktivkan sampai dengan peluanasan denda. Dend meliputi perizinan maupun denda tanah hijau. Untuk sementara, sebagaimana bentuk perizinan sementara, Sekolah tidak diperbolehkan menerima siswa sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.

2. Apabila ada siswa yang berkeingin untuk melanjutkan studi di sekolah lain, maka pihak yayasan wajib menanggung biaaya mutasi siswa tersebut. Dengan demikian pihak yaysan harus dapat menyelesaikan proses penyelesaian pembelajaran sampai dengan lulusnya anak didik terkecil.

3. Pihak yayasan wajib mencari pengurus baru yang mampu untuk menyelenggarakan pembelajaran sampai masa akhir penutupan sekolah.

4. Hal-hal lain mengenai penyelenggaraan kegiatan sekolah akan dibahas lebih detil dan rinci dalam putusan-putusan yang sudah tertulis. Sekian !"

---Tok Tok Tok---

Dengan keluarnya putusan pengadilan yang menutup sekolahi, maka15 dari 20 donatur kami resmi mencabut donasi mereka. Kami tak boleh lagi menerima murid. Hanya di perbolehkan menyelesaikan pendidikan kami sampai kelas terakhir.

Biaya operasional masih harus kami tanggung. Kami harus benar-benar mencari sumber dana baru dan tentunya seseorang yang mau mengambil alih sekolah ini.

Cherin pun mulai modar-mandir menyelesaikan pencairan deposito di bank guna membayar denda-denda yng kami harus lunasi. Tentu saja ini masih tak cukup.

Hari ini Cherim membawa orang dari HEZS on line butik untuk membuka isi lemari ku. Ia akan menawarkan berbagai barang milikku yang bisa dijual. Baju, tas, sepatu, karena ini seudah pernah di pakai tentunya ini hanya akan laku dengan harga setengah atau kurang dari itu.

Sebagai bekal hidup selanjutnya, aku hanya mengambil beberapaq pakain dan sepatu yang kira-kira tak akan laku jika dijual. Tak lebih dari satu koper.

Perabotan dan apartment akan segera di jual. Begitu laku aku akan segera pindah. Hanya dengan sebuh koper kecil. Tak lebih dari itu.

Perhiasan laku dengan begitu cepat. Karena itu termasuk benda berharga. Kunci mobil dan juga BPKB dan STNK nya sudah ku berikan ke Cherin untuk dijual.

Di sekolah, para staff Yayasan segera menyiapkan semua dokumen yang harus ditanda tangani . Akta jual beli serta pencarian donator pun harus segera dimulai. Waktu pelunasaan denda maksimal tiga bulan setelah putusan pengadilan.

Dari media social aku masih memantu tragedi Canadian Jet Air. Pesawat diperkirakan ditembak jatuh oleh sekelompok teroris World New Heaven(WNH).

Pesawatnya kemungkinann jatuh ke samudra Atlantik. Dengan kedalaman sekitar 3.332 - 8.605 meter. Ada kemungkinan pesawat akan sulit ditemukan dan dievakuasi.

Dari daftar 75 nama penumpang, ada sekitar 24 penumpang warga negara Indonesia dengan 5 awak kabin. Salah satu penumpang telash di konfirmasi sebagai Carl Ferduson.

Setelah ini, bisa dipastikan aku harus hengkang dari pekerjaanku sebelumnya. Aku harus mulai mencari pekerjaan waktu untuk melanjutkan hidupku. Segera, setelah kami temukan pihak lain yang bersedia mengelola sekolah ini, aku akan segera pergi. Pihak pengelola yang baru haruslah seorang donator, mengingat kami sedang kolapse.

Keadaan kami tak begitu bagus. Jangankan untuk mendapat keuntungan, untuk terus bisa beroperasi pun kami harus bersusah payah. Tentunya keadaan ini akan membuat kami semakin sulit mendapatkan suntikan dana segar dari pihak manapun. Apalagi sebagian besar donator pasti menginginkan profit.

Aku mengirim banyak surat lamaran ke perusahan dan sekolah-sekolah. Ini sudah satu minggu setelah putusan. Belum sekolah atau perusahaan pun yang menjadwalkan wawancara denganku.

Aku sudah siap keluar dari apartment besuk. Hari ini aku harus mulai mencari tempat tinggal baru. Aku cek saldo rekeningku. Tinggal seratus ribu. Ini karena sejumlah uang sudah di tarik untuk mulai melunasi pembiayaan operasional dan pembayaran denda.

Pagi ini , Cherin mendapatkan pembeli untuk apatermen. Mereka sepakat untuk melakukan pembayaran besuk. Mobil juga sudah terjual. Itulah sebabnya aku harus segera pergi dan mencari tempat tinggal baru yang sesuai budgetku tentunya.

Aku tak punya pilihan lain selain menjual tab milikku.

" Lima juta. Dah itu harga tertinggi . Mau ndak ? Kalo Loe gak mau, bawa aja sana balik ke conternya di Singapore.!"

Tawar pembeli conter di sini.

" Ini Merek Glasses lo Koh! Aku belinya 25 Juta!"

" Terselah Loe orang. Di Indonesia gak laku ini! Kemahalan . Lagian Loe bawa ke conter lain ada kagak yang mau beli? Palingan kagak ada.", gertak nya lagi.

Aku sangat membutuhkan uang saat ini. Aku menyetujuinya. Lima juta. Semoga ini cukup untuk hidup sampai menemukan pekerjaan baru.

Aku terus berjalan. Kesana-kemari mencari kos-kosan. Harga kos yang layak huni adalah 1,2 Juta . Mahal sekali bagiku. Mengingat aku sedang tak ada uang saat ini. Aku pindah dari satu tempat ke tempat lain. Hasilnya masih sama. Aku mencoba untuk mencari dengan harga dibawah 1 juta tapi masih tak ku temukan.

Aku terus jalan pindah dari satu daerah ke daerah lain. Dengan kendaraan umum, busway, trans Jakarta. Panas sekali. Aku tak mungkin naik taxi. Nanti uangku habis.

Tak terasa ini sudah sore. Jam empat. Nafasku sudah terengah-engah. Padahal aku kuat jika jalan-jalan di Mall. Tapi untuk jalan-jalan mencari tempat tinggal, aku tak tahan. Perut ku juga lapar. Aku haus juga.

Aku putuskun untuk berhenti sejenak di taman Pluit. Di situ tertulis "DI LARANG MENGINJAK RUMPUT".

Aku mencoba mencari tempat duduk. Tapi semua nya penuh. Sore hari banyak anak yang bermain atau para remaja pacaran di sini. Semua bangku penuh.

Di dekat kolam ikan, ada seorang nenek yang duduk sendiri di sana. Ku rasa bangku taman itu cukup panjang untuk dua orang.

Ku dekati nenek itu dan meminta izin untuk ikut duduk di dekatnya. Aku beruntung ia tak keberatan sama sekali. Nenek ini sedang mendengarkan seorang seniman jalanan yang memainkan sebuah nada pada biola miliknya.

" Amazing Grace." Cletukku.

Ini membuat nenek itu terkejut. Ia menoleh ke arah ku dan tertawa.

"Jadi Kau tahu lagu ini?"