Chereads / Sebuah Kesepakatan (Dealing With) / Chapter 17 - Balas Budi Dan Penawaran

Chapter 17 - Balas Budi Dan Penawaran

"Tapi aku yakin itu hanya kalung biasa bukan berlian", tambahku.

"Itulah mengapa bahkan kau tak mengingatnya saat jatuh. Apa aku benar?" Tanya Ny. Servin.

"Kau benar-benar bisa menghargai pemberian orang lain ya?" sambung Ny. Servine sambil sedikit mengejek.

Mungkin ia tak habis pikir, bagaimana seseorang sampai tak menyadari ia memiliki benda yang cukup berharaga.

Jocob datang dengan membawa kembali kalung itu. Ia memakai sarung tangan.

"Hah, Mermaid Tears Diamond!" katanya.

"Tak terlalu mahal seperti kata Anda. Tak seperti kebanyakan batu mulia dengan harga milliaran dolar. Tak lebih dari dua milliar rupiah, Yah hanya ratusan ribu dollar" katanya.

Apa dua milliar? Aku tak menyangka bongkahan batu tak beraturan ini bisa bernilai semahal itu. Oh

2 M, bagiku sudah mahal.

Mulai sekarang akan ku jual on line. Berarti sisa uang yang ku butuhkan adalah tiga milliard rupiah.

Aku beruntung bisa bertemu Jacob. Jika tidak selamanya aku tak akan pernah tau kalau kalung ini bisa ku jual.

"Dua milliar, setidaknya bisa membantu keuanganmu Nak!" seru Ny. Servine.

"Kau tak pernah tahu nilai suatu barang sebelum menyelidikinya. Dia pasti benar-benar mencintaimu!" Kata tuan Servine.

"Tuan saatnya kita pergi" seru Jacob mengingatkan Tuan servine. Tuan Servin segera pamit pada kami lalu pergi dengan Jacob yang entah kemana tujuannya. Selesai makan Nona servine menyampaikan tujuannya membawaku kemari.

"Bagaimana kalau kau bekerja di rumah ini? Aku mendengar banyak hal terjadi akhir-akhir ini. Dan itu cukup serius. Jadi inilah tawaranku.

Jujur saja, Tak ada seorangpun yang menjadi manager rumah ini. Ada banyak pelayan dan tukang kebun juga sopir dan lain-lain. Kami butuh orang untuk mengatur mereka.

Aku dan suamiku biasanya tak pernah tinggal di sini. Namun sejak anakku jatuh sakit saat liburan. Kami terpaksa harus tinggal di sini.

Ku dengar, kau melamar berbagi pekerjaan. Tapi aku yakin gaji yang mereka tawarkan pasti tak begitu baik. "

Langkahku terhenti. "Manager rumah tangga? Terdengar seperti kepala pelayan. Apa aku bisa?"

"Tugasmu hanya mengatur, tugas mereka. Ada kepala pelayan di sini. Kau pastikan saja semuanya beres. Inventaris, dan apapun yang rumah ini butuhkan. Perawatan dll. Kau cukup cek dan berikan keputusanmu. Mudah bukan? Kau juga akan tinggal di sini!"

"Terdengar seperti menumpang rumah gratis." seruku.

"Aku tak bisa Nyonya Servin.Trimakasih atas kebaikan anda. Aku akan segera pergi."

"Baiklah tapi kemana?" tanya Ny. Servin menghentikan langkahku.

" Jika kau bisa menjawab pertanyaan itu, kau boleh pergi jika tidak, Kau harus tinggal!

Memohon agar di perbolehkan tinggal di Gereja!? Kurasa itu tak mungkin! Mereka mengganggapmu sampah saat ini.

Andaikan perusahaanku masih atas nama suamiku, aku bisa membantumu lebih baik. Sanyangnya sejak suamiku pensiun anakku lah yang mengambil alih."

Nyonya servin berjalan berhadapan denganku. Ia mengeluarkan secarik kertas. Ia menunjukkan kertas berisi kuitansi saat dia dirawat.

"Dua juta seratus lima puluh ribu. Kau pasti banyak uang saat itu!" Ia menyerahkan kertas itu kepadaku.

"Ada sekitar 10 kamar kosong di rumah ini. Aku berencanana menyewakannya. Dua juta perbulan. Kuanggap lunas dengan kuitansi itu. Bagaimana?" Katanya memaksa.

Ku amati kertas itu. Dan kulihat wajahnya. Ia wanita tua yang gigih. Tak akan menyerah sebelum keinginannya tercapai. Maka aku menyetujuinya.