Mereka mengundangku makan malam pada hari ke dua aku tinggal di rumah ini. Mereka memang orang yang baik sekali. Aku menolak pekerjaan dari mereka, tapi meeka masih mau menolongku.
Hari ini di meja makan ada Frada, Tuan dan Ny. Servine. Di sebelhnya ada pula dokter Metta yang kulihat kemarin. Jacob yang berdiri di samping Tuan Servine. Ficaso yang terus membuntutiku dari kemarin. Ada juga seorang yang tak kukenal, Dr Keane Arifin. Ny Servin memperkenalkannya sebagai dokter ahli kandungan.
Ada pula seorang Juga seorang pengacara Ruven Pharaoh. Nama yang aneh bagiku.
Mereka membicarakan sesuatu sebelum aku dan Ficaso bergabung. Setelah kami datang ruang makan ini jadi berubah ceria dan ramai. Kami saling bicara satu sama lain. Memebicarakan hal-hal ringan. Ada berbagai macam makanan di meja. Tak mungkin aku bisa mencoba semuanya. Perutku tak kan muat.
Ini membuatku sedikit terhibur. Belakangan, terlalu banyak orang yang membuatku sedih dan tertekan. Mereka terus menuntuktku ini dan itu. Tapi hari ini, adku merasa lebih baik. berkat mereka, berkat Tuhan juga pastinya.
Di akhir acara ini. Tuan Servin meminta waktu untuk bicara.
"Aku senang, semua hadir dengan baik. Hari ini aku harap akan menjadi hari yang tak terlupakan bagi kita semua. Menjadi kenangan yang indah.
Dalam kesempatan ini, aku juga meminta maaf pada semua apabila acara ini terlihat tidak jelas atau kurang menyenangkan. Orang bila, anakku Gold melakukan banyak kesalahan semasa hidupnya. Ini adalah perjamuan makan hari ulang tahunnya ke 50. Aku ingin kita semua berdoa untuk umurnya. Semoga Tuhan masih menambahkannya tahun depan trimakasih."
Semua orang bertepuk tangan seraya memberikan doa terbaik bagi Tuan Gold putra Tuan dan Nyonya Servin yang masih terbaring sampai saat ini. Semuanya menjadi hening karena pidato dari Tuan Servin. Ditambah lagi Nyonya Servin juga mengucapkan hal serupa.
"Sebagai ibu, aku tentu ingin agar anakku membuka matanya kembali. Aku juga ingin agar keinginannya memiliki seorang anak juga terwujud. Aku ingat, saat dia mengabari kami, bahwa Frada akan melahirkan seorang anak. Ia bahagia sekali.
Tapi siapa tahu umur janin itu tak lebih dari 2 bulan . Bahkan setelah Frada mengambil jalan bayi tabungpun. Tuhan juga masih belum mempertukan kami dengan nya"
Sekali lagi semua yang hadir diam. Bahkan Frada yang tak paham bahasa Indonesiapun menangis. Ny. Servin memengang tangannya demi membuatnya diam.
"I'm sorry to hear that" kataku.
Hidangan penutup datang. Pelayan menatanya di meja kami.
Cokelat! Aku sangat menyukainya.
"Sebenarnya Nona. Secara teknis kami masih bisa membantu anda untuk mendapatkan seorang cucu" , seru dokter Keane .
"Masalahnya kami butuh sedikit bantuan dari orang yang tepat."
"Benar orang yang tidak akan merasa tertekan saat memberikan bantuan. Seseorang dengan pikiran positif dalam hidupnya. Dengan usia yang tepat pula." , sahut dokter Salauddin
Setelah dokter itu bicara enath mengapa aku merasa semua orang sedang menatapku.
Semua mata tertuju padaku. Karena merasa risih aku mencoba mengambil sendok kecil di depankku dan mencicipi cokelat itu.
"Hmmm kurasa ini enak!", seruku mengalihkan perhatian mereka.
Tingkahku ini tak merubah apapun. Ku letakkan kembali sendok kecil itu danmenatap setiap orang bergantian.
"Baiklah, ada yang bisa jelaskan padaku kenapa semua orang melihat ke arahku?"
"Oh maaf" Nyonya Servin mewakili mereka meminta maaf.
"Apakah benar saat kau kat an ingin membantu kemarin?" Tanyanya lagi.
"Ok tentang apa? " Tanyaku kembali
"Tentang keadaan wanita tua ini." Jawab Ny. Servine dan itu membuatku bertambah bingung.
"Kau pernah bilang andai aku bisa membantumu padaku kemarin. Apa kau ingat?"
Aku masih terlihat bodoh.
"Ya tapi apa yang bisa ku bantu?" Tanyaku ragu-ragu.
"Menurut dokter Keane, ia punya seorang teman di Perancis yang ahli dalan rekayasa genetika dan bayi tabung. Sebenarnya secara singkat bayi tabung adalah janin yang ditanamkan pada rahim seseorang. Dan itu bukan lah suatu fenomena yag aneh jika kita mencari orang lain dan memberinya sedikit imbalan." Jelas dokter paruh baya berkamata ini.
"Lalu?" kataku sinis.
"Kami sudah mencobanya dua kali pada Frada. Namun kondisinya yang stress berat membuatnya keguguran . Terakhir adalah bulan lalu. Tak mugkin mencobanya tiga kali dalam waktu yang singkat. Bisa berakibat fatal satu-satunya cara adalah mencari wanita lain untuk di tanami janin"
"Dan?" tanyaku lagi.
"Kami ingin menanamkanya pada anda, Nona Reveline."