Chapter 25 - Siapa

Pada dasarnya, kita sebut saja dia beruntung." Suara orang yang tak bisa ku kenali dengan jelas wajahnya.

"Biasanya racun sianida bisa bereaksi lebih cepat dari racun manapun. Kebayakan korbannya, mengalami gagal jantung. Tak akan tertolong kecuali kita bisa mendapatkan perawatan medis sedini mungkin."

" Yang ingin aku tayakan di sini, bagaimana racun semacam itu bisa masuk ke dalam makanannya?" suara Jacob terdengar cukup mudah dikenali dalam keaadaan seperti ini.

Seseorang lain menjawab."Saya tau ini tak mudah, tapi kurasa kita harus mulai mencurigai semua orang tanpa kecuali"

"Katakan padaku! Apa racun semacam itu, bisa di dapat dengan mudah?" tanya Jacob lagi.

"Saya tidak tahu. Seharusnya tidak! Jika terkena kulit saja akan menyebabkan iritasi. Harusnya tak di jual bebas. "

"Dijual bebas? Artinya tak menutup kemungkinan bahwa kalian para polisi juga mencurigai aku?"

"Benar tuan Jacob. Aku uga berhak mencurigai Ficaso. Semua orang punya potensi yang sama. Termasuk tuan dan nyonya Servin sendiri. Hanya saja kami akan menunggu sampai kami menemukan bukti. Sampai saat itu tiba, kami akan mencoba mengawasi setiap orang yang berpotensi menjadi tersangka. "

Krek

Ada suara pintu terbuka. Seseorang datang mendekat padaku. Wajahnya tak terlalu jelas dan tak kukenal sebelumnya.

"Are you Ok?" tanyanya padaku. Sepertinya orang ini menyadari aku mulai sedikit sadar. Hanya sedikit dan belum mampu menyadarkin diri sepenuhnya.

"Can you tell Me. What's your name?" tanyanya lagi.

Ia mulai membuka buka mataku seolah-olah aku ini boneka mainan yang tak bisa melawan. Ia melepas sesuatu dari hidungku.

Sepertinya selang oksigen. Ia mengambil kertas dan menulis sesuatu.

"Do you remember your name?" tanyanya lagi. Kemudian dia pergi, aku bisa merasakan ia pergi dan mataku menjadi berat kembali.

Apa yang terjadi pikirku dalam keadaan gelap ini. Aku mencoba untuk membuka mata namun aku terlalu lemah.

Apa aku sedang dibius?

***** ********************* ******* ******** ***************************************************

" Jadi bisa katakan pada kami bagaimana bisa Kau memakan banyak sianida tapi kau selamat?"

Desak penerjemah dari pihak kepolisian. Mereka beramai-ramai menanyaiku tanpa jeda. Meskipun aku masih baru sadarkan diri dan bisa duduk setelah sesuatu yang buruk menimpa hidupku. Jujur kepala ku masih pusing. kau juga merasa mual. Namun mereka terus memaksaku.

"Sebenarnya, aku tak mengerti maksud kalian semua. I don''t understand what you have asked about. Please some body tell me. What had happened. Please" pintaku pada penerjemah yang sebenarnya tak terlalu bisa bahasa Indonesia.

Namun detektiv Moszart tak mau menggunakan bahasa inggris. Ia tetap kekeh pada bahasa Perancis kebanggaannya.

"Reveline dengarkan aku. Aku akn menjelaskan pada mu.", seru Jacob yang berada di sampingku.

"Kau ingat? Tiga hari lalu kau pingsan. Saat kita dapati Ficaso tersandung di lantai dua. Kau tiba-tiba pingsan sampai hari ini. Ada Sianida di tubuhmu. Kau alami serangan jantung! Namun beruntung dokter berhasil menyelamatkan nyawamu. Mereka di sini, ingin penjelasan apa yang anda lakukan sebelum hal itu terjadi."

Oh aku mengerti sekarang. Aku bangun di hotel bintang lima yang tak pernah diinginkan semua orang sehat. Rumah sakit.

Mendengar cerita Jacob, nampaknya ini cukup serius. Jika tidak, mereka tak kan berada di kamar ini dan memaksaku berbicara meskipun mereka sadar aku baru saja membuka mataku.

"Seingatku, aku tak melakukan apa-apa. Hanya makan siang. Menunya steak . Steak itu baunya sangat menyengat. Selesai makan, aku dan Ficaso menuju ruang musik. Kami memainkan permainan Pokemon Go.

Permainan itu menuntukku untuk banyak bergerak, jadi ku putusakan meminta Ficaso melanjutkan permainann itu. Tak selang berapa lama, aku mendengar suara keras.

Kami mendatangi arah suara itu. Ternyata Ficaso terjatuh di lantai dua. Tersandung Serafina."

Mendengar mulutku mengucapkan Serafina, aku jadi kepikiran anjng tersebut.

"Bagaimana Serafina?", tanyaku pada Ficaso.

"Maafkan saya Nona. Serafina,~tak selamat. Kami menguburnya dua hari lalu .Maafkan aku" katanya.

Aku mulai berfikir. Aku di sini kemudian Serafina meninggal. Aku keracunan dan

"Aku keracunan apa?" , tanyaku kepada mereka.

"Sianida." Jawab Jacob.

" Apa itu dan bagimana bisa?"

"Racun itu ada pada steak yang Nona makan" jawab Jacob. "Kami berusaha mencari siapa pelakunya"

"Oh, tidak! Tidak! Tidak!" kataku. Aku ingat apa yang kulakukan hari itu.

"Apanya yang tidak?" tanya penerjemah di ruangan ini.

"Aku memberikan daging steak itu pada Serafina. Sembilan potong. Dia pasti tak selamat gara-gara itu. Semua ini salahku"

Penerjemah itu menjelaskan dalam bahasa perancis.

"Oh aku mengerti. Jadi Kau selamat karena pada dasarnya kau hanya makan sedikit daging itu dan kau berikan pada kucing?" kata detektiv.

"Anjing!, Serafina adalah se-ekor anjing" , tegasku.

"Baikla anjing! Anjing itu memakan 9 potong dan kau satu ?, tanya penerjemah itu dengan logat yang aneh.

"Aku masukkan mulut satu. Lalu ku memuntahkan di toilet. Tapi sempat masuk ke mulutk.", jawabku lagi.

"Oh aku mengerti sekarang itulah kenapa Serafina yang mati bukan Kau! Selamat Nona, Kau beruntung. Wish God Bless You. Good afternoon"