Chapter 34 - 34

Dina melirik Arsyad yang masih selalu malas di atas kasur padahal sudah pagi, tadi selepas subuhan dia kembali berbaring di kasur dan tidur padahal Dina sudah memintanya agar tidak tidur lagi.

" Katanya mau temani adek pergi belanja A' " ucap Dina, perempuan itu mengembung kan pipinya lucu.

Arsyad masih tidak bergeming, melihat itu Dina memilih ke kamar mandi membersihkan dirinya bodo amat dengan suaminya itu.

Setelah hampir tiga puluh menit Dina di dalam kamar mandi Dina akhirnya keluar dengan wajah segarnya.

" lama " kata Arsyad, pria itu sudah rapi dengan baju kaos dan celana jeans hitamnya di samping Arsyad terletak kemeja dengan kain flanelnya, Dina mendengus tapi senyum manis di bibirnya tercetak manis.

Dina melangkah mendekati meja rias dan mengambil hairsdryer di sana. Saat ini dia hanya memakai kaos dalam nanti setelah berbenah diri barulah dia akan memakai gamisnya. Arsyad berjalan mendekat, dia mengulurkan tangannya meminta pengering rambut di tangan Dina

" sini aku bantu "

" terima kasih " ucap Dina menyerahkan pengering rambut di tangannya " Aa' pulang besok? " tanya Dina dia menatap wajah tenang Arsyad dari cermin

" Hm "

" jadi adek sendirian lagi dong " gumam Dina, Arsyad menghentikan pergerakan tangannya, dia membalas tatapan Dina dari cermin. Arsyad menunduk mencium puncak kepala Dina

" hari raya kan kamu pulang dek " ucap Arsyad, Dina mendongak sambil memaksa senyum. " muka kamu jangan di gituin... jelek "

" yeeee.... "

Arsyad menegakkan berdirinya sambil mengacak rambut Dina.

Setelah berpakaian rapi, Dina dan Arsyad langsung pergi.

" pada mau ke mana? " tanya Arisa yang tidak sengaja bertemu di loby entah gadis itu dari mana

" mau jalan jalan berdua " ucap Dina sambil memeluk lengan Arsyad. Arisa mengangguk

" pulang bawain gue makan ya " kata Arisa yang diangguki Dina " dah sana pergi, bikin iri saja "

" bye bye... " Dina melambaikan tangannya, Arsyad menjitak kepalanya dengan pelan

" salam atuh dek " tegur Arsyad, Dina cengir

" iya deh... Assalamu'alaikum Arisa " ucap Dina, Arisa tertawa sebelum menjawab Dina.

*

Dina menyeret Arsyad ke restoran, mereka berada di pusat perbelanjaan, karena merasa lapar jadi Dina memilih makan dulu sebelum belanja lagi. Hari ini dia akan memuaskan diri belanja menghabiskan uang suaminya kapan lagi coba? Terlebih hari ini hari terakhir Arsyad bersamanya karena besoknya harus pulang ke tanah air tercinta.

" pelan pelan dek " kata Arsyad sambil mengambil sebutir nasi di pinggir bibir Dina dan memasukkannya ke mulutnya, hal yang biasa dia lakukan. Dasar orang Indonesia pasti ujung ujungnya yang ia cari adalah nasi. " gak ada yang bakal ngambil makanan kamu "

" hehehe... nikmati aja A' pemandangan cara makan adek... karena nanti Aa' bakal kangen loh '' canda Dina, Arsyad senyum

" sudah kangen kok "

Dina langsung menunduk karena pipinya rasanya terbakar karena ucapan santai Arsyad, melihat itu Arsyad tertawa kecil

" ih... Aa' mah... " rengek Dina manja

" serius loh dek " kata Arsyad menggoda Dina lagi, Dina memalingkan wajahnya yang memerah ke samping.

" sudah ah.. " ucap Dina " besok Aa' berangkat jam berapa? "

" pagi " Arsyad menjawab, Dina menghela nafas, Arsyad berpindah tempat ke samping Dina " kita sudah membicarakan ini "

" maaf adek mulai melow lagi " Dina berucap tak lama dia senyum, Arsyad diam sebelum menghela nafas

" Apa Aa' pindah ke sini saja? " tanya Arsyad.

" Kantor gimana? " tanya Dina, Arsyad mengedikkan bahunya. " Kok gitu? "

" Adek... ini hanya sementara oke, setelah pendidikan kamu selesai Aa' tidak akan izinin lagi " Ucap Arsyad dia mengusap kepala Dina " ngomong ngomong rumah sudah jadi "

" serius? " Tanya Dina, Arsyad mengangguk " tanaman pesanan adek ada gak? "

" jambu, mangga, dan rambutan.. sudah semua di tanam tapi butuh beberapa tahun untuk di nikmati hasilnya " jawab Arsyad, Dina tersenyum lebar jenis senyum yang di sukai Arsyad " tapi belum aku isi perabot "

" kenapa? "

" karena itu tugas kamu " Arsyad menarik Dina mendekat padanya mencium pipi Dina " Aku mau kamu yang isi rumah kita, jadi kamu selesaikan pendidikan kamu. "

" oh iya, A'... " Dina menyandarkan dagunya di lengan Arsyad " kuliah Aa' gimana? gak ada yang modusin kan? "

Arsyad menjepit hidung Dina " makanya jangan lama lama di sini "

" kan... pasti banyak yang modusin... " Dina memanyunkan bibirnya lucu.

" Banyak " jawab Arsyad, Dina makin menekuk wajahnya " tapi istri Aa' lebih utama "

Dina tersenyum membuat Arsyad kembali menjepit hidungnya gemas. wajah Dina kembali memerah padam karena kalimat Arsyad

" ih... Aa' diam diam menghanyutkan ternyata " Dina menunduk mencubit lengan Arsyad. " Ayo lanjut belanja lagi, adek hari ini mau habisin uang Aa' mumpung masih disini "

Dina berdiri tapi sebelum melangkah dia memperbaiki tata letak jilbabnya.

Setelah membayar makanan mereka, Arsyad kembali ke arah Dina yang sudah menunggunya.

Dina benar benar memanfaatkan keadaanya dengan belanja. Dina membeli apa saja yang ia ingin beli karena saat sendiri dia malas belanja sendirian.

Arsyad menarik tangan Dina memasuki sebuah toko perhiasan yang lumayan terkenal.

" eh A', adek gak mau beli perhiasan " kata Dina, Arsyad tidak menyahut tapi tetap membawa Dina masuk.

Arsyad membawa Dina ke tempat cincin.

" adek pilih " Suruh Arsyad, Dina menggelengkan kepalanya, dia tidak mau membeli perhiasan " ya sudah biar Aa' pilihkan " Arsyad menatap ke arah deretan cincin itu. " yang ini saja bagaimana? "

Dina melihat cincin yang di tunjuk Arsyad, Cincin mas putih sangat sederhana tapi ada berlian kecil di tengahnya tidak jauh dari cincin pernikahan mereka.

" tapi A' adek tidak mau beli perhiasan, adek cukup cincin nikah ini aja " tolak Dina

Arsyad mengambil tangan Dina dan mencopot cincin di tangan mungil itu.

" Aa' "

" Ini Bunda yang beli bukan Aa' " ucap Arsyad " ini cincin kita yang baru. " kata Dina " Aa' sudah janjikan kalau bakal ganti cincinnya "

" ya udah deh kalau Aa' maksa, tapi Adek mau pilih pilih dulu " ucap Dina, Arsyad mencibir sambil menjawil hidung Dina

" Dasar " Dina terkekeh dan mulai melihat cincin itu.

" ih... cantik semua... bingung adek "

" pilih saja " Arsyad duduk di sofa yang disiapkan toko itu sambil melihat Dina.

*

" adek mau ke kamar kecil dulu "

Arsyad menghela nafas menatap punggung Dina yang berjalan ke kamar kecil.

" Arisa " panggil Arsyad pada Arisa yang berdiri lumayan jauh dari mereka

" ya? "

" saya mau kamu terus menemani istri saya, saya biasakan percaya sama kamu? "

" bapak tenang saja, saya akan terus di sisi Nyonya Madina dan melaporkan pada bapak "

" tidak perlu kamu laporkan karena saya percaya sama istri, saya hanya ingin kamu menjaga istri saya selama saya tidak di sini " kata Arsyad

" baik pak "

" Saya percaya sama kamu karena kamu orang sepupu saya " kata Arsyad

" iya pak "

Dina kembali mendekati Arsyad yang sudah duduk di kursi tunggu, Arsyad tersenyum tapi hilang saat melihat wajah sembab Dina, sepertinya gadis itu menangis di kamar mandi.

Arsyad berdiri dia meraih tubuh Dina dan memeluknya, Dina yang sudah mencoba menahan tangisnya meledak juga.

tangan Dina memeluk erat pinggang Arsyad rasanya masih tidak rela.

" Aa' hati hati ya... jangan lupa telfon adek kalo sudah sampai di rumah " ucap Dina, Arsyad tidak bergeming dia menangkap wajah Dina menghapus air mata Dina.

Arsyad menunduk mencium kedua mata Dina, kedua pipinya, hidung Dina terakhir dia mengecup kilat bibir Dina karena ini bandara jadi dia harus tau diri.

" ih... Aa' dengerin adek gak sih? " rajuk Dina

" hm " sekali lagi Arsyad mengecup bibir Dina, dia merasa seperti bukan dirinya saat berhadapan dengan istri pendeknya itu. " jangan lupa sholat ya dek " Dina mengangguk, Arsyad tidak akan pernah bosan mengingatkan itu pada Dina.

" Salamin sama yang lain juga, bilangin dapat salam dari orang paling cantik " kata Dina, Arsyad terkekeh tapi tetap mengangguk juga.

Begitu suara panggilan terdengar mau tidak mau Dina melepaskan Arsyad.

Dina melepaskan Arsyad dengan senyuman manisnya. tapi begitu Arsyad menghilang dari pandangannya dia berbalik memeluk Arisa sambil menangis.

" sudah ah, suami lo bakal khawatir terus sama Lo kalau kayak gini Din " Arisa mengusap punggung Dina

" tapi gue kan masih kangen sama Aa' " kata Dina dia menghapus air matanya, Arisa terkekeh. Dina itu masih terlihat kekanakan tapi bagaimana bisa dia mengambil keputusan secepat itu untuk menikah.

" kalau libur lagi kan kalian bisa ketemu " Arisa berucap " gue aja yang jomblo ini biasa saja " kata Arisa membuat Dina mencibir.

********

tobecontinued

hello eperiwan ayem bek.... 😭😭 setelah berhari hari tidak pegang hp...