Dina mengusap air matanya. dia sangat terharu melihat suaminya berdiri di podium sebagai salah satu mahasiswa yang lulus dengan gelar comloude.
Arsyad juga mahasiswa yang menyelasaikan studynya dalam waktu tiga tahun. Dan melihat itu benar benar membuat haru bukan hanya Dina tapi keluarga juga sebenarnya bukan hanya Arsyad, Virgo juga.
Arsyad dan Virgo memilih merangkap agar cepat lulus dan fokus pada kerjaan dan keluarga kecil masing masing, di banding Arsyad, Virgo lebih bekerja keras karena tidak ingin berleyeh leyeh karena dia sudah punya anak.
Adapun kembaran Virgo yang mempunyai kecerdasan di atas Arsyad dan Virgo memilih lulus seperti seharusnya bersamaan dengan Ibra, Lintang dan Andry. Dan diantara mereka hanya Libra dan Lintang yang bujang.
Arsyad menghampiri kedua orang tuanya, dan baru kali ini Dina melihat air mata Arsyad begitu pria itu memeluk ayah dan Bundanya.
" Aa' selamat atas kelulusannya " ucap Dina menyerahkan sebuket bunga begitu Arsyad menghampirinya.
" terimah kasih " Arsyad memeluk Dina mencium kening wanita itu, membuat beberapa gadis yang mengidolakan Arsyad menghela nafas kecewa karena pernyataan Arsyad yang mengatakan dia sudah menikah benar adanya.
" selamat bro " Arsyad dan Dina tersenyum ke arah Ibra yang baru datang bersama istri dan putra mereka yang baru lahir sebulan lalu.
" thanks " Arsyad membalas pelukan sahabatnya itu sedangkan Dina menghampiri Amy meminta izin agar dibiarkan menggendong baby Asan. " cepat kelarin kuliah kamu " kata Arsyad
Ibra hanya terkekeh " gue tidak mau botak di umur gue yang belum cukup dua lima "
" belum dua lima tapi sudah punya buntut " Lintang dan Andry berjalan bersama, Sedangkan Libra dan Virgo masih bercengkrama dengan keluarga.
" ini mau ada gak acara makan makan? syukuran " tanya Lintang dia merangkul Andry kedua orang itu bertos
" Di, lo kan sekolah masak masak, sesekali masak buat kita kenapa. " ucap Andry yang lain mengangguk setuju.
" iya. besok malam kalian datang saja ke rumah. kita makan makan "
" aseeekkk " seru Libra yang baru datang. Ibra memukul kepalanya karena membuat anaknya menangis karena kaget.
" kalau mau bersuara itu jangan tiba tiba " omel Dina menepuk nepuk pelan menenangkan bayi dalam gendongannya " ssstt... sayang... " lirihnya. " Ody sama Vir mana? "
" masih sama BoNyok " jawab Libra dia menghampiri Dina menoel noel pipi baby Asan. Arsyad memukul tangan Libra karena melihat bayi itu terganggu.
" calon bapak protektif lo, kayak Virgo. pelit amat sama gue " gerutu Libra
" itu karena lo suka bikin nangis anaknya " kata Dina yang memang sudah lumayan mengenal Libra dan dia juga sering bicara dengan Moudy melalui telfon.
**
Mereka berkumpul di rumah Dina, para pria berkumpul di ruang tamu sedangkan para perempuan ada di dapur, hanya Kinan yang berada di ruang tamu karena di larang Andry kemana mana karena takut membuat ulah.
Sifat Arsyad masih dingin pada Kinan tapi sudah mau mengajak perempuan itu bicara karena bagaimanapun dia istri Andry sekarang yang berarti sepupunya juga.
" Ar. " panggil Virgo dia yang memangku Darrel karena Mamanya Darrel membantu di dapur " di kompleks sini ada perumahan yang mau di jual tidak? Moudy terlihat cocok dengan Dina jadi gue mau cari tempat di mana dia mudah berinteraksi " Tanya Virgo
" saya tidak tau, tapi akan saya bantu cari informasi " kata Arsyad, matanya melirik ke dapur dimana suara suara para perempuan yang terdengar heboh.
" tapi ini termaksud kompleks elit jadi pasti harganya lumayan tinggi " kata Virgo lagi, dia menghela nafas... saat ini gajinya belum seberapa.
" mau saya bantu? " tawar Arsyad, Virgo melihatnya " tolong jangan tersinggung. saat ini saya sudah menyelesaikan kuliah dan Dina papanya memaksa agar beliau yang membiayai Dina. dan kami belum punya anak yang butuh kami biayai. kamu bisa mengembalikannya nanti " ucap Arsyad berbicara sepelan mungkin agar tidak menyinggung Virgo.
" biar gue bicara dengan mommynya Darrel dulu " kata Arsyad
" ribet ya, alasan kenapa gue gak mau nikah muda " Lintang berujar " banyak yang harus dipikirkan.
" itu kalau lo yang mau bikin susah " Ibra kali ini yang menyaut " selama lo punya niat, dan niat itu ibadah. lo bakal di permudah " beritau Ibra dia menggoyangkan pelan box bayi di sampingnya " sulit tidaknya pernikahan itu tergantung lo menyikapinya bagaimana "
" intinya saat ini gue mau fokus menjadi mapan dalam hal ilmu dan materi dulu " Lintang mengambil alih bayi dua bulan di pangkuan Virgo " nanti kalau kamu besar bantuin om cari cewek ya "
" ye... dia ponakan gue, ya gue lah " kata Libra.
" gak malu emang lo berdua di cariin cewek sama ponakan? " Dina muncul dari dapur. " makan sudah siap, Lin. sini Darrelnya lo makan sana " Dina berucap mengambil alih Darrel " Ib lo juga, Asan biar gua yang jaga. "
Kinan menatap Dina, dia sama sekali tidak berniat meninggalkan tempatnya membuat Dina canggung sendiri berada di ruangan yang sama dengan mereka.
Suasana akward membuat Dina tidak nyaman. Dia hanya sesekali mencium Darrel.
" Madina. "
Dina mendongak menatap Kinan yang menatapnya lurus. sebenarnya Kinan yang terlihat kurus di mata Dina membuat Dina berfikir apa gadis itu benar benar baik baik saja?
" hm? "
" apa lo bahagia? " tanya Kinan, Dina mengkerutkan keningnya " menikah di usia belia. "
" ya " jawab Dina " lo? "
Kinan tidak bersuara dan memilih melihat ke dalam ruang makan.
" ya.. " lirihnya.
" gue gak nyangka lo nikah dengan Andry. Karena setau gue lo.. "
" gencar mengejar suami lo. " Kinan menyambung, Dina mengangguk.
Kinan tersenyum kecut, dia sudah mendapat ancaman dari Andry kalau tidak ada yang boleh memberitau kejadian itu pada Dina.
" enak banget jadi lo " kata Kinan
" eh? maksud lo apa? " Tanya Dina, Kinan tidak menjawab dan menyusul ke meja makan meninggalkan Dina yang kebingungan.
***
Dina menghempaskan dirinya di kasur, Arsyad mendekat dan duduk di pinggir kasur
" capek? "
Dina mengangguk memejamkan matanya. Tamunya baru saja pulang.
Karena malam sebelumnya Dina dan Arsyad sudah makan malam bersama jadi malam ini mereka makan makan bersama teman temannya.
" A' "
" hm? "
Dina menegakkan duduknya sedangkan Arsyad sudah menaikkan kakinya di kasur. dia melihat Dina
" kenapa? " tanya Arsyad lagi karena Dina belum bersuara.
" Aa' gak merasa aneh gak sih dengan pernikahan Andry? " tanya Dina dia sudah tidak bisa menahan mulutnya bertanya
" aneh kenapa? " Dina mengedikkan bahunya.
" Kinan terlihat sangat kurus dan kuyuh... apa dia baik baik saja? Andry tidak memukulnya kan? " Dina bertanya khawatir
Arsyad menangkup pipi Dina " biarkan mereka mengurusi rumah tangga mereka kita tidak berhak ikut di dalamnya "
" tapi bagaimana kalau memang ada KDRT? "
Arsyad tersenyum membenturkan jidatnya ke jidat Dina pelan membuat gadis itu meringis
" Andry memang emosional " kata Arsyad " tapi aku jamin dia tidak akan memukul wanita yang di sayanginya. " kata Arsyad " sudah, kita istirahat. atau... "
" ye... " Dina mendorong pelan wajah Arsyad " adek capek mau tidur "
Arsyad terkekeh dan membiarkan Dina berbaring dia mau ganti pakaian dulu. Setelah selesai dia menyusul Dina ke kasur memeluk perempuan itu dari belakang
" adek wisuda dua bulan lagi kan? " tanya Arsyad, Dina mengangguk
" aa' harus datang ya, adek mau pamer suami " kekeh Dina, Arsyad hanya bergumam dan makin mengeratkan pelukannya dia juga lelah karena sibuk di kantor seharian ini.
******
bersambung