"Ayo, sebelum aku hilang kendali." Bisik Bara parau di depan wajah Cecil yang malam ini dihiasi perona pipi.
Ketika Bara ingin mengecup bibir merah muda didepannya, suara Kinan mengejutkannya. "Kalian belum pergi?"
Sontak saja Cecil mendorong dada Bara dengan kencang. Malu kalau Kinan sampai berpikiran yang iya-iya. Padahal Kinan memang sudah berdiri daritadi memperhatikan keduanya. Bahkan Tomi ikut menyaksikan bagaimana kelakuan putra semata wayangnya ketika berkabut pada pesona Cecil. Dan saat itu Tomi memilih kembali menuruni anak tangga sambil menarik tangan Kinan. Sayang, Kinan tidak ingin beranjak. Dia ingin menyaksikan ciuman panas ala anak muda. Dan sayang lagi, dia tidak mendapatkan keinginannya karena Bara lambat sekali dalam memulai. Makanya dia menegur, agar anaknya itu kesal.
"Mama ngapain ke aatas?"
Kinan berdecak, "terserah dong. Rumah Mama ini." Bara memutar bola mata kesal. "Buruan sana pergi. Keburu hilang itu kata-kata yang kamu rangkai."
Setelah mengucapkan itu Kinan berlalu pergi menyusul sang suami. Sedangkan Bara rasanya ingin menggaruk dinding. Kenapa Mamanya rese sekali sih? Nyindir di depan Cecil lagi. Ck.
***
"Kamu suka?"
Cecil mengangguk sambil tersenyum lebar memperhatikan sekitar. Makan malam yang benar-benar romantis. Bara bahkan masih ingat permintaan Cecil sejak pertama mereka menjalin hubungan.
Flashback,
"Mas, aku pingin makan malam romantis berdua tapi ramai."
Bara mengernyit bingung, "apasih, Yang?"
Cecil terkekeh sambil mencium pipi Bara yang menyandar di dadanya. Bara sibuk main game di ponselnya sedangkan Cecil memeluk sang kekasih dari belakang. Posisinya, Cecil duduk di atas sofa dan Bara di bawah, diantara kedua kaki Cecil yang menjuntai.
"Kamu kan suka royal. Jadi ingat ya, kalau kamu mau ajak aku makan malam romantis jangan booking seluruh tempatnya hanya untuk berdua. Aku nggak suka. Kesannya sepi. Cukup booking satu meja untuk kita berdua aja. Tapi mejanya harus ada hiasan-hiasan gitu. Ada lilin di tengahnya. Biar keliatan lebih elegan gitu kayak di film-film."
Bara saat itu tertawa, "ketinggian ngayalnya. Aku bakal bawa kamu makan malamnya di kaki lima aja. Booking satu gerobak. Kan kamu suka tuh sama baksonya Mas Kim di seberang sekolah kita dulu."
Cecil menggigit telinga Bara sampai Bara terpingkal karena kegelian.
Dan semua yang Cecil bilang saat diusia 18 tahun dan Bara 23 tahun itu malam ini terciptakan. Bara memilih rooftop restauran mewah sebagai tempat dinner mereka. Dan di sini tidak seperti cerita dinovel-novel yang mana di booking oleh sang lelaki hanya untuk mereka berdua. Di sini ramai. Seperti hari biasa. Ada alunan musik klasik. Kebanyakan di sini pasangan muda yang dilanda asmara. Hanya beberapa saja yang bersama teman.
Seperti di sudut kanan dari tempat mereka, ada dua orang perempuan tengah asik bercerita sambil tertawa. Di sudut sebelah kiri dari tempat mereka ada dua lelaki yang duduk berhadapan sambil dan sesekali tertawa. Atau di belakang Bara yang duduk dua pasang anak manusia tetapi sibuk dengan ponsel di tangannya masing-masing.
"Aku sayang sama kamu, Ce. Sejak dulu sampai sekarang tidak berkurang sedikitpun. Setiap hari rasa sayang itu bertambah semakin besar. Dan aku nggak bakal nyatain cinta seperti anak remaja yang hanya untaian kata aja. Aku bakal tunjukin dengan sikap aku ke kamu bagaimana aku sangat mencintai kamu."
Cecil tersenyum mendengar ungkapan Bara. Sebelah tangannya digenggam Bara di atas meja. Namun terlepas kala Bara berdiri dan menekuk satu kakinya di samping kursi Cecil. Otomatis Cecil berputar ke samping menatap Bara. Cecil terkesiap saat menatapย cincin bermata berlian yang terselip sombong di dalam kotak beludru berwarna dongker sedang disodorkan Bara kepadanya.
"Cecilia Yusuf, menikahlah denganku."