Chereads / Sweetest Love / Chapter 27 - Bab 27

Chapter 27 - Bab 27

Iva mondar-mandir di ruang tamu sambil memainkan ponselnya. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Tapi Bara dan Cecil belum juga kembali. Saat kedua orang itu pergi tadi pagi, Iva belum bangun dari mimpi indahnya bersama Bara. Saat sudah menjelang siang barulah gadis itu terbangun dan langsung mencari sosok Bara ke dalam kamar laki-laki itu. Yang Iva dapatkan hanyalah ruangan kosong tak berpenghuni. Kemudian dirinya bertanya pada asisten rumah tangga, barulah Iva tahu kalau dirinya sudah kecolongan.

"Ke mana sih mereka?" tanya Iva pada dirinya sendiri.

"Non, kenapa belum tidur?" sapaan dari salah satu asisten rumah tangga Kinan membuat Iva menoleh dan berjalan mendekat.

"Bara tadi bilang mau ke mana, Bik?"

"Nggak tau juga, Non. Tapi Tuan Muda bilang nggak akan pulang."

"Apa?!"

Iva menyuruh asisten rumah tangga tersebut pergi. Tangan Iva terkepal. Pikirannya ke mana-mana. Tentu saja pikiran negatif sudah menguasai otaknya. Apalagi Bara dan Cecil itu dua orang dewasa dan mereka menginap.

"Pasti gadis sialan itu menggoda Bara. Akh! Aku semakin membencinya. Gadis pembawa sial."

Iva berjalan ke dalam kamarnya. Membnating tubuhnya dan mulai memikirkan rencana apalagi yang akan dia lakukan agar Cecil tidak lagi menjadir duri di kehidupannya dengan Bara.

"Aku nggak akan kehabisan akal untuk menyingkirkanmu, Cecilia. Kita tunggu saja waktu yang tepat. Dan kamu akan tau rasanya diabaikan oleh laki-laki yang kamu cintai. Aku pasti akan mendapatkan Bara. Pasti!"

***

Bara dan Cecil tengah duduk berdua di ruang tamu di apartemen laki-laki itu. Apartemen pertama yang Bara beli menggunakan uang hasil keringatnya sendiri. Dulu dia juga punya apartemen, tapi itu kado ulang tahun dari Kinan untuknya saat dia masih menjadi mahasiswa baru di kampusnya. Apartemen pemberian Kinan itu menjadi tempatnya berkumpul bersama teman-teman kampusnya. Entah untuk mengerjakan tugas atau sekedar berkumpul tanpa kegiatan.

"Mau nonton?" tanya Bara.

"Horor?" tanya Cecil balik.

Bara menggeleng dan terkekeh. "Kamu kan takut horor."

"Tapi kamu suka horor." Balas Cecil membuat Bara tertawa pelan.

"Kamu pilih aja. Aku ikut nonton aja."

Cecil berjalan ke arah rak kaset DVD milik Bara di samping meja televisi. Gadis itu memilih judul film yang akan mereka tonton dengan kening berkerut.

"Film romantis kamu mau kan, Mas?" tanyanya sambil mengambil salah satu kaset dan memperlihatkan pada Bara.

"Boleh deh. Asal nontonnya sama kamu."

Cecil tersenyum geli kemudian berjalan ke arah DVD milik Bara yang berada di samping kanan televisi. Menghidupkan benda tersebut dan mulai memasukkan kasetnya. Setelah selesai, Cecil kembali duduk di samping Bara dengan memangku bantal sofa.

"Nggak bakal ditinggal tidur ini kan?" tanya Bara yang dijawab gelengan oleh gadis itu.

Keduanya mulai menikmati tayangan di layar televisi. Perasaan Cecil dibuat campur aduk karena kisah percintaan yang rumit dari tokoh di film tersebut. Bara tidak terlalu menikmati. Pandangannya sesekali melirik Cecil yang tampak mewek dan mengusap sudut matanya yang basah.

Hingga sampai pada adegan ranjang, Bara berdehem canggung. Cecil bahkan meraih ponselnya pura-pura mengecek notifikasi agar matanya teralihkan dari layar di depan mereka. Suara desahan dan erangan di dalam sana membuat Bara panas dingin.

'Sial!' umpat Bara kesal di dalam hati.

'Masih lama nggak sih adegannya?' ucap Cecil dalam hati sambil sesekali berdehem dan merubah posisi duduknya.

"Sayang..."

Cecil menoleh dan menatap mata Bara yang sudah dipenuhi kabut gairah.

'Gawat.' Ucap batin Cecil. Gadis itu menelan salivanya dengan susah payah.

"Mas..."

Ucapan Cecil tertelan kembali karena bibirnya dibungkam oleh bibir Bara. Keduanya kembali berciuman panas untuk hari ini. Lebih panas dari ciuman Bara di sekolah tadi.

"Ahhh..."