"Mau naik keatas gak?" tanya Alex melihat senyum Lisa saat memandang Eiffel. "Apa masih bisa? Ini sudah malam."
"Sayang, apa kau lupa siapa yang sedang kau bawa kesini sekarang? Ayo." tarik Alex dan segera menuju lift menara.
**
"Aishh ada untungnya kau jadi suamiku." ucap Lisa sambil tertawa geli melihat kemudahan yang mereka dapatkan untuk bisa naik keatas.
"Maka bersyukurlah sayang, karna orang seperti ku sangat langka." balasnya dengan bangga.
Saat keduanya sudah sampai di lantai 2. Keluar dari lift kami pun masuk ke dalam ruangan yang dilapisi teralis besi dan di atas ada juga teropong yang bisa digunakan pengunjung.
Untuk pemandangan nya, jangan tanya lagi. Sangat indah dengan lampu kelap kelip serta bintang bersinar terang menambah keindahan malam dari atas sana.
"Suka?" ucap Alex sambil tiba-tiba tangannya merangkul pinggang Lisa yang sedari tadi hanya memandang kedepan tanpa berkedip.
Lisa tidak menjawab, namun Alex sudah tau pasti kalau Lisa sangat menyukainya. Ia pun ikut menatap indahnya malam dari atas sana.
Cup..
Tiba-tiba Lisa memegang pipi Alex lalu mencium bibirnya lembut. Alex masih terdiam shock mendapati perlakuan Lisa yang tiba-tiba itu.
Tersenyum dengan sangat manis, "Terimakasih." ucapnya tulus.
Alex pun terpukau dengan senyum manis istrinya lalu menarik dagu sang istri dan mencium bibirnya lagi. Melumat bibir manis Lisa dengan lembut, mengabsen setiap jengkal rongga mulutnya tanpa ada yang terlewatkan.
Keduanya pun melepas perlahan saat dirasa nafas mereka hampir habis. Hening yang terjadi setelah itu, menandakan keduanya sibuk menenangkan hati, pikiran serta hasratnya masing-masing.
"Aku lapar, kita turun sekarang bagaimana?" ucap Lisa yang mulai memecah keheningan. Alex mengangguk setuju dan keduanya pun turun.
Alex membawa Lisa untuk menikmati makan malam mereka disebuah kapal pesiar yang berada dekat dengan menara Eiffel berada.
Saat semua makanan sudah sampai, keduanya pun bersulang, "Welcome to my world My Wife."
Lisa pun tertawa sambil menggelengkan kepala pelan dan ikut mengangkat gelas wine nya, "Welcome to my world too My Husband."
Keduanya pun bersulang dan menikmati indahnya malam bersama.
~
Keduanya pun kembali ke villa dan segera menuju kamar. "Pergilah mandi lebih dulu." dan Lisa pun mengangguk dan segera masuk ke kamar mandi.
Alex memilih menunggu dibalkon kamarnya sambil memandang keluar, jantung nya tak berhenti berdetak kencang sejak berada dalam menara Eiffel tadi.
'Apa-apaan ini huh? Kenapa kau malah menciumnya seperti itu Alex bodohhhh!' kesadaran seakan muncul perlahan ketika mengingat kejadian itu.
Bukan masalah kissing nya itu, tapi masalah kenapa dirinya menjadi tidak terkendali dan tidak rela melepaskan bibir manis Lisa.
Membayangkan itu saja membuat Alex ingin merasakannya lagi dan itu membuatnya merasa frustasi. Bahkan tanpa sadar mengacak-acak rambutnya kesal.
Dikamar mandi pun Lisa hanya berendam sambil menatap keluar tanpa berkedip. Ia masih bisa merasakan degupan jantungnya yang tidak teratur dari tadi. Ketika ia mencium Alex di menara, lalu kelembutan Alex saat menciumnya di menara dan kapal pesiar.
*flashback on*
Selesai makan, keduanya pun keluar menghirup udara malam yang dingin. Lisa menatap lurus kedepan saat Alex memanggilnya dan langsung mengecap bibirnya dengan sangat dalam dan menuntut. Semakin lama semakin dalam seakan ciuman itu menarik dan mengikatnya dengan erat.
*flashback off*
Ia tiba-tiba tersadar saat dirasa tubuhnya menggigil hanya karna membayangkan itu. Bahkan ia masih mengingat jelas bagaimana rasa dari ciuman itu.
'Sh*t! Jernihkan kepala mu Lisa jernihkan! Jangan terpicut pada playboy itu.' sambil menenggelamkan kepalanya sendiri sangking kesalnya.