"Mam, Lisa masih belum mau punya anak. Lisa masih banyak pekerjaan. Pekerjaan Lisa adalah publik figure, pasti akan sangat melelahkan jika punya anak sekarang."
"Tapi sayang, Mami dan semuanya ingin memiliki cucu juga." balasnya lagi.
**
"Mami, tapi Lisa belum ingin."
"Nak, tidak apa. Ibu mengerti kalau kau masih takut. Tapi coba difikirkan lagi ya sayang." sambung sang Ibu mertua.
Lisa sudah malas berdebat dan memilih untuk mengangguk saja agar cepat selesai. Lalu naik ke atas dengan cepat.
Melempar sendal tepat ke arah Alex yang sedang duduk di sofa kamar, "Kau cari perkara denganku ya?! Semua orang membicarakan anak terus menerus membuat kepalaku hampir pecah mendengarnya. Itu gara-gara kau!!" omel Lisa marah.
Kekesalannya keluar juga sejak dipendam dari tadi. Ia benar-benar sudah enek mendengar kata anak.
"Aku tidak tau kalau mereka ada disitu saat aku mengatakan itu. Lagipula aku hanya bercanda, kenapa harus serius begitu? Aku juga belum ingin punya anak."
"Sudah ku katakan kan, filterlah kata-katamu itu! Sudah tau kau hidup dengan banyak orang disini, tapi masih sembarang bicara."
"Tenanglah. Anak itu tidak akan ada jika aku juga tidak setuju. Apa lagi yang kau takutkan?"
"Kalaupun kau setuju, aku tetap tidak akan mau. Ingat, ini hanya kontrak 1 tahun. Jangan bahas anak lagi, Mengerti?" ucap Lisa tajam dan segera menuju kamar mandi.
'Cihh siapa juga yang mau punya anak denganmu wanita barbar.' gumam Alex.
~
Lisa pun jadi menjaga jarak dengan Alex sejak kemarin. Bahkan didepan kedua belah pihak keluarga pun Lisa tetap bersikap menjauh.
Jika mereka jeli, mereka akan sadar bahwa Lisa sedikit menjauh.
Dua hari tetap bersikap seperti itu, bahkan lebih parahnya lagi, Lisa berencana pergi ke Jakarta sendiri untuk menemui temannya.
Selesai makan siang, Reita pun tidak tahan melihat anaknya yang seenaknya ini.
"Kamu kenapa sih Lisa? Mami perhatikan kamu menjaga jarak dengan suamimu? Dan apa maksudnya tadi?
Kau ingin menemui temanmu? Kau lebih peduli temanmu daripada suamimu disini?" ujarnya dengan berbagai pertanyaan.
"Mami, Lisa mau menanyakan sesuatu hal penting. Lagipula, kita disini sudah hampir 1 minggu. Lisa harus kembali bekerja."
"Nak, kau bahkan belum mengatur rencana bulan madumu? Apa-apaan ini? Kenapa sudah berfikir untuk bekerja?" balas Reita tidak percaya.
"Aduh Mami, Lisa dan Alex sedang sibuk. Bulan madu masih bisa dilakukan nanti. Aku sudah mengatakannya pada Alex dan dia pun setuju. Sudah ya Mam, jangan mengomel terus. Lisa pusing dengernya." ucapnya ketus.
"Lisa, sayang. Dengar Mami. Walaupun Alex setuju, kau tetap harus jaga perasaan nya juga. Jangan seenaknya begitu.
Kalian baru menikah, luangkanlah waktu lebih lama untuk bersama. Pekerjaan bisa menunggu. Kapan kalian punya anak kalau hanya fokus pada pekerjaan?"
"Alex pun juga bisa menunggu. Dan Mam, dengar yaa. Lisa belum ingin ada bahasan mengenai anak lagi.
Lisa kan sudah bilang kalau belum ingin punya anak. Dan keputusan Lisa sudah bulat. Jangan ditanya lagi. Lisa keatas dulu Mam."
Lalu berdiri dan memilih naik ke atas sebelum sang Ibu berkata lagi.
~
Saat hendak masuk ke kamar, handphone nya pun berbunyi. "Halo? Kenapa Dit?"
"Aku ingin bertemu bisa?" tanya Adit dari sebrang sana. "Aku masih di Paris. Ada apa?"
"Aku juga di Paris. Bisa bertemu sekarang? Aku tunggu di Terres de cafƩ bagaimana?"
"Haha apa ada hal penting sampai memilih cafe itu? Baiklah aku akan tiba 1 jam lagi. Sampai jumpa."
Telpon pun terputus dan Lisa langsung masuk ke kamar.
Dengan segera membuka lemari pakaian dan mengambil baju ganti, lalu duduk di meja rias dan mempoles wajah cantiknya dengan sedikit makeup agar tidak pucat.