"Haha seharusnya kau senang dapat barang mewah secara cuma-cuma. Aku baru sadar ternyata kau diperlakukan seperti dewi oleh fansmu." sindir Alex sambil tertawa.
**
Melirik dengan ekor matanya ke arah Alex, "Sudah selesai tertawanya?" lalu langsung berdiri sambil membawa kotak itu ke arah dapur.
"Hei? Apa masalahmu? Masa aku tertawa saja tidak boleh? Sensi sekali." sambung Alex yang mengikutinya dibelakang.
"Tawa mu tidak enak didengar. Jadi berhenti tertawa seperti itu." balasnya sambil meneguk segelas air dingin dari kulkas.
"Heii, apa masalahmu denganku? Sepertinya kau selalu bertentangan sekali jika bicara denganku?" ucapnya sambil memegang lengan Lisa agar melihatnya langsung.
"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Tawamu itu menyebalkan. Apa kau tidak sadar?" balasnya santai.
Mengambil gelas ditangan Lisa dan meminumnya seteguk lalu meletakan kembali ditangan Lisa, "Menyebalkan begini juga suamimu, wanita barbar."
"Haha apa kau bangga sekali jadi suamiku?" balas Lisa mengejek.
"Tentu. Aku bisa mengacak-ngacak dirimu kapanpun aku mau." balas Alex sambil tersenyum penuh arti.
Mendadak bulu kuduk Lisa berdiri, "Kau fikir aku mainan bisa diacak-acak hah?"
"Uhhh apa istriku sedang marah? Haha maafkan aku istriku." balas Alex sambil mengecup kening Lisa tiba-tiba.
"Beraninya kauu!?!?" omel Lisa sambil melotot tajam ke arah Alex.
Sedangkan Alex hanya tertawa keras sambil berjalan berbalik menuju ruang tamu lagi.
Tiba-tiba Alex terpikirkan sesuatu untuk mengerjai Lisa.
Tanpa membalikkan badannya, ia pun berteriak, "Istriku, aku rasa kita perlu membuat planning keluarga berencana segera."
Tepat saat Alex mengatakan itu, kedua keluarga mereka baru saja masuk ke dalam rumah dan mendengar apa yang dikatakan Alex.
Mereka semua tersenyum senang dan bahkan ingin melompat karna bahagia mendengar apa yang baru saja dikatakan Alex.
"Ibu setuju Nakk!!" , "Mami juga setujuu!" ucap sang Ibu dan Mertua berbarengan.
Sontak saja itu membuat Alex terbatuk shock melihat ke arah pintu, bahwa kedua keluarga sudah muncul di dalam villa.
Alex mengutuki dirinya karna malah membuat boomerang bagi dirinya sendiri.
Sedikit matanya melirik Lisa, Yaaa tentu saja tak usah ditanya lagi bagaimana reaksinya.
Matanya sudah seperti pisau tajam mengarah ke arah Alex. Jika mata bisa membunuh, mungkin Alex sudah mati dengan beberapa tusukan dari tatapannya itu.
"Kakak, tak ku sangka kau begitu ingin memiliki anak." ucap Melly menggoda sambil tertawa kencang.
"Stt. Diam saja kamu. Ah engga Ibu, Mami, Alex hanya bercanda tadi. Jangan dianggap serius. Benar kan Lisa?"
Lisa sudah berjalan mendekat ke samping Alex, "Benar Mam, Bu, Kita baru saja menikah. Itu belum waktunya untuk dipikirkan." sambungnya cepat.
"Kenapa tidak sayang? Dulu Ibu juga langsung melakukan program KB dengan cepat." balas Ibu Alex senang.
Wajah Lisa sudah memerah dan semakin memerah lagi. Omongan seperti ini, bagaimana bisa mereka katakan dengan gamblang tanpa adanya filter?
'Ah rasanya ingin sekali melarikan diri dan menghilang. Ini terlalu memalukan. Awas kau pria sialan! Akan ku habisi kau setelah ini!' batin Lisa marah.
Seakan mengerti lirikan tajam sang istri, Alex pun membatin 'Maaf, aku tidak tau kalau mereka akan pulang dan mendengarnya. Aku hanya ingin menjailimu saja. Tidak lebih.'
~
Selesai makan malam, Lisa pun ditarik oleh kedua Ibu nya ke arah teras belakang.
"Nak.. Sepertinya Alex ingin segera punya anak. Kau istrinya, kau juga harus memikirkan keinginannya itu." ucap sang Mami.
"Mam, Lisa masih belum mau punya anak. Lisa masih banyak pekerjaan. Pekerjaan Lisa adalah publik figure, pasti akan sangat melelahkan jika punya anak sekarang."
"Tapi sayang, Mami dan semuanya ingin memiliki cucu juga." balasnya lagi.