"Aku tau, tenang saja. Dia tidak akan macam-macam denganku. Dia tergila-gila padaku. Kau tau kan aku mampu membuat siapa saja tergila-gila?" bisiknya sambil terkikik kecil.
**
"Aku sedang serius, jangan selalu becanda. Ini menikah bukan sekedar pacaran. Kau tau itu kan?"
"Tenanglah Darling, aku sudah memikirkan matang-matang mengenai ini." balasnya menenangkan. Ia tau Jhony selalu perhatian dengannya.
Meskipun ia tidak pernah berkomentar mengenai kekasih hariannya, namun untuk menikah tentu lah dia akan menasehatinya sebagai seorang teman yang baik.
"Baiklah kalau tekadmu sudah bulat. Jaga baik-baik cincin ini, awas kau kalau sampai aku melihatnya terpampang di toko perhiasan atau dipelelagan lain. Aku akan mencekikmu sampai mati."
"Sialan.. Ya baiklah, aku akan menjaga anak kesayanganmu ini. Tenang saja Tuan Jhony."
Mereka pun tertawa bersama setelah itu.
"Sudah selesai?" ucap Lisa setelah melihat Alex mendekat. "Hmm sudah."
"Oke, ayo kita pergi. Aku pergi dulu Darling, sampai jumpa nanti. Undangannya akan ku kirim padamu beberapa hari lagi.
Kau tidak diperbolehkan absen untuk ini. Aku akan mengacak-acak tokomu jika kau tidak hadir." sambil tertawa geli, ia pun melambaikan tangannya.
"Sial, kabari saja padaku. Byee take care Darling." balas Jhony sambil tersenyum.
~
"Kita ke tempat fitting baju kan sekarang?" , "Hmm ya. Apa kau sudah lapar?" , "Belum terlalu. Kau sudah makan tadi?" , "Belum. Temani aku makan kalau begitu."
Mereka pun pergi menuju kafe yang tidak jauh dari lokasi fitting baju nya.
"Jadi ada berapa banyak darling yang kau punya? Apa kau yakin akan mengundang mereka di pesta nanti?"
"Haha mereka teman-temanku. Memang mulutnya tidak pernah di filter jika bicara denganku. Kalau kau gimana? Berapa banyak wanita cantik yang akan kau undang?"
"Tidak ada yang akan aku undang, aku sudah bosan dengan mereka semua. Belum menemukan yang baru. Apa kau akan mengundang banyak pria nanti? Apa tidak ads wanita yang akan kau undang?"
Berfikir sejenak, "Aku tidak ingat yah, nanti akan ku pikirkan deh.. Biasanya aku hanya menghabiskan waktu luang dengan pria ketimbang wanita."
"Yang benar saja? Masa teman wanita saja tidak ingat? Aku saja masih punya beberapa rekan pria.. Setelah menikah banyaklah bergaul dengan wanita. Jangan sampai kabar kau selingkuh muncul ditelevisi."
"Kau harus ingatkan itu pada dirimu sendiri juga. Jangan sampai wanita gelap mu itu merepotkan ku kedepannya. Aku bisa menendangnya jauh-jauh kalau itu sampai terjadi."
"Hahah barr barr.." ucapnya sambil terkekeh geli.
Satu lagi fakta yang ia temukan darinya, meskipun ucapannya terdengar to the point namun entah kenapa hal itu tidak membuat orang ingin menjauh darinya.
Apa ini daya pikatnya ya? Hebat sekali... Pasti banyak yang iri dengannya...
~
Setelah makan siang, mereka pun langsung menuju tempat fitting dan setelah selesai mereka langsung menuju tempat pencetakan undangan.
Karna tamu yang akan diundang adalah tamu khusus saja jadi mereka membuat kartu undangan menggunakan card.
Sehingga hanya yang membawa card saja lah yang dapat mengakses pintu masuk tempat pernikahan mereka. Ini digunakan guna mencegah orang-orang tidak berkepentingan untuk masuk kedalam.
~
Setelah hampir seharian mereka melakukan kesibukan itu, akhirnya sampailah mereka pada sebuah bar and lounge untuk bersantai.
Setelah memesan menu makan malam, mereka pun sibuk dengan handphone masing-masing dalam sesaat.
"Jen, apa kau bisa memasak?" ucap Alex tiba-tiba. Lisa yang sedang asik dengan handphone nya mendadak diam setelah mendengar Alex memanggilnya Jen.
"Kenapa kau harus memanggilku Jen? Itu terdengar aneh. Panggil saja Lisa."
"Ahh Lisa terlalu sering diucapkan oleh para lelakimu. Aku ingin punya panggilan sayangku sendiri." balasnya santai.
"Menjijikan. Siapa yang menyuruh mu memberiku panggilan sayang heh??"
"Aku mau sendiri. Apa kau? Tidak suka? Aku ini calon suami mu. Derajatku tentu lebih tinggi dibanding kekasih harianmu itu." ucapnya menantang.