"Aku mau sendiri. Apa kau? Tidak suka? Aku ini calon suami mu. Derajatku tentu lebih tinggi dibanding kekasih harianmu itu." ucapnya menantang.
**
Menaikan sebelah alisnya, "Jadi apa aku harus merasa bahagia mendapatkan panggilan sayang dari sang playboy kelas kakap ini?"
"Kalau kau mau bahagia ya silahkan. Tapi jangan lupa agar jaga hatimu itu untuk tidak suka padaku. Kau akan berada diurutan ke sekian dalam antrian."
"Haha apa kau lupa Pak Alex? Aku ini juga calon istrimu. Mendepak ratusan wanita disampingmu pun aku masih memiliki wewenang." balasnya sambil menyeringai licik.
"Hehhh, belum menikah sudah posesif. Secepat itu jatuh cinta padaku?" balasnya santai sambil mengambil kopi didepannya.
"Hei!? Apa kau sudah pernah kena pukul sendok hmm? Mau ku pukulkan sendok ini ke kepalamu agar tidak konslet?" balasnya cepat.
"Haha baiklah baik kembali ke topik, kau bisa masak tidak?" , "Tidak. Kenapa?"
"Belajar masak!! Yang benar saja, jangan sampai aku jadi cepat mati setelah menikah denganmu karna harus makan junkfood terus menerus."
Menatap kesal dengan alis berkedut, "Kau ini bisa memperkerjakan pembantu kan? Kenapa harus pusing-pusing sih? Kau jangan menyusahkanku deh. Ingat kontrakmu."
"Aku hanya menyuruhmu belajar masak bukannya berjalan diatas bara api. Jangan konyol. Apa kau mau kuberitahu Tante kalau anaknya tidak mau belajar masak untuk 'suami' tercinta?" memberi penekanan pada kata suami sambil tersenyum licik.
"Kau berani mengadukanku??" , "Hmm? Kau menantangku?"
"Ahh baiklah baik tapi aku hanya mau belajar masak kalau kau yang mengajariku." balasnya sambil mengangkat-angkat kedua alisnya sambil tersenyum.
"Oke.." , "Apa? Jadi kau bisa memasak?" tanyanya kaget. "Tentu." sambil tertawa renyah mereka pun terus berbincang sampai larut.
~
Pukul 23.50 baru Lisa sampai dirumahnya. Lalu Alexpun langsung pulang setelah itu.
••
Segala persiapan sudah rampung hanya dalam 3 hari. Untuk pernikahan disana pun sudah hampir selesai yang dipantau langsung oleh sang asisten.
Dan besok adalah hari keberangkatannya ke Paris bersama dengan Alex berdua. Sedangkan keluarganya sudah lebih dulu disana untuk jalan-jalan.
~
Mereka yang mendapatkan undangan pernikahan langsung dari Lisa memiliki respon yang sama.
Yaitu terkejut, lalu ada yang berubah menjadi bisu sesaat, ada juga yang berubah menjadi hakim, bahkan ada yang berubah menjadi wartawan dadakan.
Lisa hanya menanggapinya dengan tawa dan senyum saja. Dan mengatakan kata-kata yang sama pada setiap orang 'Aku ini sudah berubah. Cinta ku padanya sungguh luar biasa. Jadi aku memutuskan untuk menikah.'
Memang dasar seorang pemain yang handal, Lisa selalu saja mendapatkan feedback positif bahkan jika ia melakukan pernikahan dadakan.
••
Setengah hari Lisa dilakukan dengan sibuk bekerja mengejar target pemotretan lebih awal agar bisa kosong selama beberapa hari kedepan.
"Shay, aku akan menyusulmu lusa kesana. Banyak hal yang harus ku bereskan dulu disini.
Banyak pihak yang terus menekanku agar mengambil tawaran kontrak kerjasama dengan mereka.
Padahal aku sudah katakan kau akan off beberapa hari. Huff mereka semua menyebalkan." ucap Erik sambil menyerahkan cappucino pesanan Lisa.
"Tolak saja mereka yang menurutmu menyebalkan. Aku tidak akan komplen. Jangan gara-gara kontrak kau tidak hadir dalam pernikahanku. Awas saja, aku bisa melemparmu ke laut lepas." balasnya enteng.
"Cihh, kau tau istilah mati 1 tumbuh seribu? Itulah yang ku hadapi. Aku menolak 1 tawaran lalu muncul berkali lipat tawaran lagi besoknya.
Kau itu terlalu disayang publik sepertinya sampai-sampai skandal playgirlmu saja tidak dihiraukan."
"Haha sialan. Kau itu jangan sembarangan. Walaupun predikat playgirl ada ditanganku, tapi namaku selalu bersih dari kata cinta satu malam. Gini-gini aku itu playgirl berkelas." ucapnya bangga.