"Haha kakak, Aku yakin kau akan menjaga dirimu sendiri demi kakak Lisa." , "Ah terserah padamu saja lah, kakak bosan."
**
"Kau bosan karna pestanya atau kau bosan melihat keakraban kakak ipar dengan teman-temannya?" ledek Melly geli.
Menengok ke arah Melly, "Kau ini sudah mulai pintar meledek kakakmu ya? Pergi sana jangan mengganggu."
"Haha jangan marah Kak, aku kan hanya tanya. Oya kak, setelah menikah apa kakak masih akan membiarkan kakak ipar kerja?"
"Ya. Memangnya kenapa? Itu kan pekerjaannya. Biarkan saja dia bersenang-senang. Aku tau sejak lama pekerjaannya itu hanya untuk hiburan baginya."
"Tapi kak, apa kakak tidak takut kalau nanti kakak ipar akan semakin sering bertemu teman-teman pria nya itu? Kakak jangan lupa, kakak ipar itu kan juga playgirl seperti kakak."
"Sudahlah, kakak gak akan mengurusi hal seperti itu." , "Yasudah, terserah saja kalau gitu."
~
Acara pesta pun berakhir dengan meriah dari pagi hingga menjelang malam.
~
"Oh God, pinggang dan kakiku serasa mau patah. Capek sekali." desah Lisa saat masuk dan duduk di sofa kamar.
"Kau jangan tidur disitu, mandi dulu baru istirahat." sambung Alex yang baru masuk dan melihat Lisa memejamkan matanya di sofa.
"Kau duluan saja, aku ingin bersantai dulu sebentar." Dalam sekejap Alex pun masuk ke ruang ganti pakaian dan bersiap untuk mandi.
~
Kamar villa pribadi yang menjadi tempat tinggal mereka dan keluarga selama di Paris terbilang sangat besar dan mewah.
Seperti kamar ini contohnya, kamar yang luas yang memiliki ruang kerja, ruang ganti pakaian, kamar mandi dalam dan juga sofa besar disebelah tirai besar.
Kamar dengan nuansa gold perak ini terlihat sangat mewah dengan tampilan yang elegan saat dipandang.
~
"Hei, bangun.. Astaga mandi dulu sana. Sudah ku siapkan air hangat di bathtub." sambil menggoyang-goyangkan Lisa yang terlelap di sofa.
Membuka matanya perlahan, pemandangan dada telanjang Alex adalah yang pertama dilihat olehnya. "Oh sh*t, apa kau kekurangan baju hah?! Dimana bajumu? Pergi sana dasar stupid."
Ia kaget. Bukan kaget, lebih tepatnya ia lupa bahwa dia baru saja menikah dengan Alex.
Dan sekarang sang suami malah berkeliaran dikamar hanya mengenakan celana pendek tanpa baju.
"Apa kau bilang? Heii berani-beraninya mengataiku stupid?! Dasar kau wanita bar bar tidak tau terima kasih. Aku hanya membangunkanmu untuk mandi dan kau malah marah-marah?" omel Alex tidak terima.
Lisa mengutuki dirinya sendiri karna keterkejutannya yang membuat kata-kata frontal itu keluar begitu saja dari mulutnya.
"Maaf deh maaf. Oh ya ampun, aku hanya kaget melihatmu didepanku secara dekat. Aku lupa kalau kita baru menikah tadi. Ya sudah aku mandi dulu."
Hendak melarikan diri dari pandangan Alex, tapi tangan Lisa tiba-tiba dipegangnya. "Kau lupa? Baguss.. Akan ku ingatkan kalau begitu."
Dalam sekejap saja Alex sudah mencium bibir Lisa dengan lembut. Lisa terkejut dan seakan otaknya berhenti bekerja dalam sesaat.
Ia hanya merasakan ciuman Alex sangat lembut menyentuh bibirnya.
Lidah Alex bermain dan menyapu setiap jengkal rongga mulut Lisa dengan hati-hati. Terasa begitu memabokkan dirinya.
Lisa pun membalas ciuman itu, membalasnya dengan lembut seperti yang dilakukan Alex.
Cukup lama mereka berciuman, dan akhirnya terlepas karna keduanya mulai kehabisan nafas.
Sambil terengah-engah, "Sh*t, kau menghabiskan banyak waktu hanya untuk ciuman? Cepat bantu aku lepaskan resleting bajuku. Aku ingin mandi."
"Kau mencoba menggodaku? Hmm?" balasnya sambil menarik resleting secara perlahan. "Jangan banyak bicara, aku hanya ingin menyentuh air sekarang."
Mengelus punggung mulus putih Lisa, "Bersih tanpa celah, wow memang body seorang model yang luar biasa."
"Shut up! Take away your hands. I wanna take a bath now!" sebenar nya ia merasa merinding ketika tangan Alex mengelus punggungnya itu secara perlahan.