"Tidak apa Om, Alex yang akan meyakinkannya. Lisa hanya terkejut sesaat." ucap Alex cepat.
**
"Hei, ada apa?" tanya Alex yang melangkah duduk disebelah Lisa.
"Aku jadi ragu mengenai ini." , "Kenapa? Bukankah perjanjian sudah dibuat?"
"Aku merasa ada yang ganjal saja dengan ini. Kita lakukan pernikahan diluar negri saja." mengernyitkan alisnya, "Luar negri?"
"Ya." , "Tapi kenapa?" , "Tidak apa. Lakukan saja yang ku katakan. Bagaimana? Kau setuju? Rekan-rekan penting yang akan hadir, bukankah itu lebih baik?"
"Ini akan menimbulkan konflik dan desas desus kurang baik jika dilakukan diluar. Kita seperti menutupi sesuatu."
"Ini hanyalah pernikahan palsu, tidak perlu terlalu mewah dan megah. Cukup kerabat saja. Meski akan terdengar juga di masyarakat tapi tidak akan terlalu menggemparkan."
"Apa ada yang kau hindari dengan pernikahan ini?" , "Ya. Ada. Jadi tolong, bekerjasama lah denganku."
"Baiklah. Kita lakukan diluar negri. Pernikahan akan dilangsungkan 1 minggu kedepan, kau setuju?" , "Setuju."
"Untuk lokasinya, apa ada tempat yang kau ingini?" , "Paris."
"Oke. Aku akan mengatur semuanya. Kita semua bisa berangkat 3 hari sebelum hari pernikahan. Untuk yang lain-lainnya serahkan saja padaku. Akan ku atur beres segalanya."
"Untuk pakaiannya?" , "Kita akan pergi ke desainner kepercayaanku besok. Dia tidak akan mengecewakan kita. Dan untuk semua keluarga besar, aku akan mengurus desainner yang handal juga."
"Got it. Aku serahkan semuanya padamu. Kalau begitu, besok sekalian kita beli cincin pernikahan. Aku akan menghubungi rekanku untuk ini. Kau tidak punya request khusus untuk cincin kan?"
"Tidak ada. Terserah padamu saja." mengangguk setuju, "Oke tidak ada lagi? Kalau gitu kita kembali ke sana. Mereka panik melihatmu pergi tiba-tiba tadi."
Lisa tertawa singkat mendengar itu, "Maafkan aku." , "It's okey."
••
Mengkonfirmasi segala yang dibicarakan tadi didepan keluarga inti, mereka pun yang awalnya tidak setuju dengan keputusan itu.
Namun pada akhirnya hanya bisa pasrah dan mengikuti kemauan anaknya.
"Ibu akan mulai pergi fitting baju dengan Jeng Reita besok."
"Bagaimana dengan cincinnya? Pakaian kalian? Dekorasi? Dan yang lainnya?" cecar Mami Reita panik.
"Tenang Mam, kami yang akan mengaturnya. Kartu undangan pun akan dicetak besok."
"Kenapa cepat sekali sih? Kan bisa beberapa minggu lagi untuk persiapan yang matang."
"Sudahlah Mah, jangan membuat Lisa bimbang. Mereka yang menjalani nya, kita harusnya mendukung."
Perbincangan yang mestinya santai menjadi riweh dan padat karna pengumuman dadakan Alex dan Lisa.
Makan malam tenang yang di idamkan berubah menjadi sibuk dengan panggilan handphone masing-masing yang sibuk mempersiapkan banyak hal.
••
Kedua keluarga pun akhirnya pulang setelah menghabiskan waktu berjam-jam ditempat makan.
~
"Lisa sayang, Papi tau kamu akan menerimanya perjodohan ini. Papi merasa sangat senang sayang. Akan Papi usahakan yang terbaik untuk acara pernikahanmu." peluk Papi erat padanya.
"Terima kasih Papi, Lisa pun senang kalau kalian senang. Lisa ke atas dulu mau istirahat. Besok Lisa sangat sibuk soalnya." , "Iya sayang silahkan."
Lisa pun langsung melarikan diri ke atas menuju kamarnya.
"Hanya satu tahun, it's okey Lisa." senyumnya menenangkan diri sendiri.
Sebenarnya keraguan untuk menyetujui pernikahan palsu ini adalah kabar sang kekasih yang akan kembali ke pelukannya setelah dalam 1 tahun kedepan.
Ia takut jika sang kekasih mengetahui hal ini, hubungan mereka akan kandas dan sang kekasih membencinya.
Tapi mau bagaimana lagi. Dia sudah menyetujuinya. Ia harus menuntaskan nya tepat waktu yaitu 1 tahun. Dan lalu kembali ke pelukan kekasih tercintanya.