Lisa dan sekeluarga pun berangkat menuju lokasi makan malam dan bertemu disana dengan keluarga Roy.
**
Sesampainya di lokasi yang diberikan, mereka pun langsung akrab dengan segera. Menyisihkan Alex, Lisa dan Melly saja bertiga seakan-akan ini adalah makan malam reuni antar keluarga.
"Apa kita pisah meja saja dengan mereka?" ucap Melly polos. "Haha Melly sayang, kita duduk di pinggir sini saja. Mereka akan sadar kalau sudah mengabaikan kita daritadi." balas Lisa lalu duduk.
"Ehm ehm.." perbicangan ke dua keluarga pun berhenti sejenak mendengar Alex berdehem ringan.
Dipandangnya ketiga anak dipojok sana, mereka pun mulai sadar telah mengabaikan nya dari tadi.
"Ahh ya ampun Lisa, Melly, Alex, maafkan Ibu ya. Sini nak sini." melambaikan tangan seakan menyuruh ketiga nya mendekat, lalu memeluk lembut Melly dan Lisa.
"Tidak apa Tante." hendak berjalan menuju kursi sebelah orangtua nya namun Alex menahannya dan menyuruhnya duduk disebelah dia.
Semua pasang mata menangkap moment singkat itu dan simpul senyuman tersaji baik diwajah masing-masing yang melihatnya.
Makan malam pun dimulai dengan hangat dan kekeluargaan. Hingga sampai pada hidangan akhir dessert barulah Reita berujar,
"Alex perhatian sekali pada Lisa. Tante senang sekali melihatnya." , "Lisa pantas diperlakukan seperti itu Reita, hehe" balas Reina sambil tersenyum.
"Ayah, Ibu, Tante, Om dan juga Melly. Mungkin ini terlalu mendadak, tapi Alex merasa yakin dengan Lisa sejak pertama bertemu. Alex yakin bisa membangun keluarga yang sempurna dengan Lisa."
Menengok ke arah wanita disebelahnya itu, "Lisa kita menikah minggu depan bagaimana?" ucap Alex tiba-tiba.
'Uhuk uhuk' Lisa sampai tersedak mendengar perkataan Alex, tak terkecuali kedua keluarga dan adiknya yang juga shock.
"Alexx, kamu fikir pernikahan itu main-main?" omel Ayah nya kesal. "Alex tidak sedang main-main Ayah."
Mengeluarkan kotak merah kecil dari saku nya, ia pun menuntun Lisa berdiri dan segera berjongkok. Membuka kotak kecil itu dan menghadap Lisa dengan tatapan serius.
"Lisa, maukah kau menikah denganku? Menemaniku setiap hari dalam susah dan senang? Dalam derita dan bahagia?"
Membelalakan matanya memandang mata Alex lekat-lekat, tatapannya pun beralih ke arah cincin berlian berkilauan di dalam kotak itu.
Meski ia sudah merencanakan pernikahan ini sebelumnya namun tetap saja ia tidak menyangka akan secepat ini.
"Alex, akuu.."
"Nak, Alex serius denganmu sayang. Berilah kesempatan untuknya ya. Tante mengenal Alex. Ia tidak mungkin melakukan ini jika tidak dengan pemikiran yang matang." potong Reina ketika melihat gelagat penolakan dari Lisa.
Menatap Mami, Papi serta Om Roy secara bergantian lalu menatap Alex lagi. Ia pun mendesah pelan, "Baiklah. Aku terima Alex." ucapnya ragu.
Alex pun dengan segera mengambil cincin itu dan menyematkannya di jari indah Lisa. Terlihat pas sekali disitu. "Terima kasih Lisa." sambil mencium keningnya lembut.
Lisa pun sedikit canggung, shock dan jantungnya berdebar secara bersamaan mendapat perlakuan itu dari Alex, "Lex," ucap Lisa pelan. "Hmm?" , "Bisa berhenti memeluk dan mencium keningku?"
"Tahan sebentar, aku tau mereka ingin mengabadikan moment ini." Lisa mulai memikirkan ucapan Alex lalu dengan sigap melepas paksa pelukannya.
"Ada apa Nak?" ujar Maminya yang melihat tingkah Lisa itu.
"Anuu hmm inii.. Bisa kah kalian tidak menyebarkan informasi ini pada umum? Maksudku aku belum siap jika umum tau mengenai ini.
"Lisaaa," tarik Alex lembut pada lengannya. "Dengar, ini hanya untuk sementara waktu saja."
"Bagaimana seperti itu? Kalian akan menikah dalam waktu dekat, jangan mempermainkan pernikahan Lisa." ucap Papinya tegas.
"Baiklah baik. Terserah kalian saja." berjalan keluar, meninggalkan mereka semua yang ada disitu dengan bingung.
"Tidak apa Om, Alex yang akan meyakinkannya. Lisa hanya terkejut sesaat." ucap Alex cepat.