Chereads / Ms. vs Mr. / Chapter 10 - Malah diputus seenak jidat

Chapter 10 - Malah diputus seenak jidat

'Sifatmu apa adanya dirimu inilah yang membuatku selalu iri Lisa. Kau bisa berlaku semaumu tapi karir dan lingkungan tetap menerimamu dengan baik.' gumamnya pahit.

**

"Cepat kemari! Semua pakaianmu sudah ku siapkan. Majalah fashion week kali ini mengangkat tema summer paradise."

"Got it." segera duduk dan penata rias pun langsung mengukir wajah indah itu dengan berbagai benda dan alat.

Dalam setengah jam saja ia sudah berubah menjadi sesosok gadis cantik yang tergambarkan begitu anggun dan ceria.

"My princess.. Memang tingkat kebanggaanku terhadapmu akan meningkat pesat jika kau sudah ada diatas panggung model seperti ini."

"Seorang yang profesional sepertiku, tentu kau harus bangga memiliki ku disisimu, Darling." , "Shh cepatlah jangan banyak bicara lagi."

"Okey bagus, sekali lagi. Good. Lebih ceria. Bagus. Gunakan kamera itu. Oke oke tahan. Good job. Perfect. Selesai." ucap fotografer yang selalu senang jika bekerjasama dengan Lisa.

"Thankyou Lisa, selalu perfect dan tidak pernah mengecewakan." sapa Joy sang fotografer. "Haha terima kasih Joy, seperti biasa sortir yang terbaik oke?" , "Semuanya sudah terbaik."

"Haha bisa aja, aku pulang ya. Thankyou hari ini. Byee."

Setelah beberapa jam melakukan pemotretan dengan beberapa pakaian berbeda, Lisa pun selesai dengan tugas pertamanya lalu selanjutnya pergi shooting untuk film terbaru nya.

~

Jam sudah pukul 3 sore saat shooting pun selesai. Lalu selanjutnya pergi meeting untuk project photoshoot selanjutnya.

Memang hanya luarnya saja yang dilihat orang banyak bahwa hidup Lisa sangat santai.

Segala jenis pekerjaan menempel dan membombardirnya setiap saat, membuat begitu banyak khalayak iri padanya.

Namun kenyataannya, ia bahkan sulit sekali mendapatkan me time bagi badannya itu.

Ia bahkan harus bertengkar lebih dulu dengan asisten dan managementnya hanya untuk mendapatkan libur.

Begitulah hidup, orang hanya memandang kesuksesan nya saja tanpa melihat peluh keringat yang keluar saat meraihnya.

Lisa berjuang sendiri dari nol untuk bisa sampai pada posisi star kelas atas di industri hiburan,

tidak ada yang membantunya bahkan kedua orangtua nya pun tidak pernah mau memanjakan sang anak sematawayang nya ini.

Saat meeting selesai, ia memutuskan untuk rehat sebentar di sebuah cafe sambil meminum coklat frappe pesanannya.

Membuka handphone nya yang sedari tadi tidak sempat dibuka nya itu, ia kaget melihat panggilan begitu banyak dari nomor tidak dikenal.

Tidak menghiraukan panggilan tidak dikenal itu, hendak memasukkan handphonenya ke dalam tas lagi, namun tiba-tiba berdering.

"Halo?" , "Kau ini dari mana saja? Di telpon berkali-kali tidak diangkat. Berkencan lagi?" ucap kesal seseorang diujung sana.

"Kau punya nomor ku darimana?" balik bertanya, Alex semakin kesal mendengar nya.

"Kau fikir dirimu itu presiden sampai harus dirahasiakan nomor telponnya? Darimana saja? Kenapa telponku tidak diangkat dari tadi?"

"Pekerjaanku padat hari ini, tidak sempat buka handphone." balasnya santai. "Ah sudahlah, jangan lupa nanti sore jam 6 aku jemput dirumah." refleks berteriak, "Ohhh Godd!! I'm forget."

Untung cafe sedang tidak terlalu ramai, dan Lisa pun segera menutup mulutnya karna malu.

"Kau bisa gunakan nada yang biasa saja tidak? Aku belum tuli." omel Alex kesal.

"Haha maaf maaf, aku refleks berteriak. Aku masih dicafe dan lupa akan pergi denganmu. Ada yang harus aku beli tidak untuk orangtuamu?"

"Tampilkan saja sisi baik dirimu. Itu sudah lebih dari cukup." , "Baiklah, yasudah aku pulang dulu kalau begitu, sampai jumpa nanti. Bye." belum sempat Alex menjawab telpon sudah dimatikan.

'Sialan. Sekali nya diangkat malah diputus seenak jidat!' maki nya pada layar handphone.

~

Alex pun menjemput Lisa tepat waktu. "Malam Om, Tante. Lisa nya ada?" , "Ada Nak, masuk dulu. Nanti Tante panggilkan."

Lisa pun menjawab sambil berjalan menuruni tangga "Gak usah Mam, Lisa udah siap kok."