Jadi pakaian seperti apapun, tentulah pas dan cantik ditubuhnya.
**
"Jangan memandangku seperti itu! Kau carilah wanita penghibur diluar sana sekarang, cepat keluar dan pulang. Aku ingin istirahat." ucapnya santai lalu bangkit berdiri lebih dulu dan keluar kamar tanpa menunggu Alex.
"Heh, tak disangka selain playgirl juga seorang yang bermulut pedas. Sialan." sambil ikut keluar dari kamar.
"Mi, Pi, Alex mau pamit pulang." teriak Lisa santai. Ia tau orang tua nya belum tidur dikamar. "Oh iya sayang, hati-hatilah dijalan. Salam untuk Ayah Ibu mu ya nak." ucap Mami Lisa.
"Iya Tante, pasti kok. Saya pamit dulu. Nanti salamnya saya akan sampaikan sama Ayah dan Ibu." , "Dan cepat-cepatlah beri kami kabar kalau kalian sudah setuju." sambung Papi Lisa senang.
"Tentu Om, besok saya berencana mengajak Lisa bertemu Ayah dan Ibu lebih dulu. Tidak apa-apa kan?" , "Oh ya tentu tidak apa-apa. Om senang dengar nya."
Mata Lisa hanya memandang malas sekitarnya, "Sudah? Alex harus bekerja besok, ini bisa disambung lain hari kan Mi? Pi?" , "Haha it's okey, aku gak apa-apa. Yasudah Om Tante saya pamit."
"Iya nak, kamu akan diantar Lisa sampai depan." , "Iya Om terima kasih."
Kedua nya pun keluar rumah. Alex menarik Lisa mendekat, "Kau akan jadi istri ku nanti. Ubah lah sikap burukmu itu mulai sekarang atau bisa-bisa kita akan bercerai belum genap 24 jam."
"Baiklah. Itu mudah." , "Hehh aktrisss..." , "Apa maksudmu?" , "Hanya seorang aktris yang mampu bersikap banyak hal dalam sekejap bukan?"
"Kau tidak sadar? Kau pun tidak berbeda jauh denganku." sambil mengedipkan matanya, "Berarti kita memang jodoh." balas tersenyum manis dan mengedip mata juga, "Tentu saja. Aku bisa pastikan kita adalah pasangan terhits selama 1 tahun di mata publik."
Membuka pintu mobil dan hendak berangkat, Lisa pun mencium pipi Alex. Alex sempat kaget dan terpaku mendapat perlakuan itu, menoleh cepat hendak bertanya namun Lisa bicara lebih dulu.
"Jangan geer, aku tau CCTV dibelakangku masih menyala. Mami dan Papi pasti melihat tingkah manis kita. Ingat kontrak kan? Romantis bisa dilakukan jika diperlukan." sambil menunjukkan senyum smirk nya ia pun melambai anggun.
'Hemph, sungguh seorang aktris yang pandai bersandiwara. Pantas saja dikejar-kejar banyak pria. Tingkahnya sungguh mengejutkan.' gumamnya pelan.
"Sampai jumpa besok." , "Ya. Hati-hatilah dijalan." Mobil pun melesat dan Lisa segera masuk kedalam.
~
Pagi yang cerah diawali dengan aktivitas yang sudah menumpuk.
"Jenlisaaaaaaaa, kau kebiasaan yah!!" menutup telinga sambil berlari keluar ruangan, "Maaf aku lupa hahaha." lalu kabur secepat kilat dari pandangan tajam Erik sang asisten.
Mendengus kesal, "Sabarkan hamba Ya Tuhan mempunyai artis seperti dia." lalu segera menelpon seseorang setelah itu.
"Kau berulah lagi?" tanya seorang wanita cantik ke arahnya. Menengok malas, "Yaa..Harus ada shock therapy setiap pagi untuk kekasihku." ucapnya santai.
Duduk disebelahnya, "Haha sepertinya Erik akan gila jika memiliki kekasih sepertimu." , "Justru dia akan sehat karna jantungnya selalu berpacu cepat setiap saat tanpa harus olah raga."
"Lisa Lisa, kau sepertinya menemukan profesi baru lagi yaitu seorang pembicara yang hebat. Selalu saja bisa meng-eles haha."
"Aku hanya mengatakan yang sebenar nya. Sudah ya Jean, aku kesana dulu. Erik akan meninggikan suara nya jika aku lama muncul."
"Ya ya baiklah sana, byee." lalu selesailah perbincangan singkat itu.
'Sifatmu apa adanya dirimu inilah yang membuatku selalu iri Lisa. Kau bisa berlaku semaumu tapi karir dan lingkungan tetap menerimamu dengan baik.' gumamnya pahit.