Dayra asik mengelilingi rak buku dan melihat-lihat beberapa komik-komik keluaran terbaru.
Ini hari Minggu, dan Dayra tidak mau membiarkan Minggu nya berakhir sia-sia. Jadi dia memutuskan untuk pergi ke toko buku dan melihat-lihat komik.
Ya, rasanya lebih tenang daripada di rumah. Dayra merasa sudah bosan berada di rak yang penuh dengan komik-komik, dia beralih ke rak yang berisi cerita anak.
Walaupun usianya sudah delapan belas tahun, tapi dia masih suka membaca cerita anak-anak yang sering dia beli setiap minggu nya. Dayra melihat judul buku yang menarik perhatian nya. 'Langit dan Hujan' Judul Buku itu entah kenapa sangat mirip dengan judul cerpen yang Dayra berikan kepada Kai.
Penasaran, Dayra hendak mengambil buku itu, tapi ternyata ada tangan lain yang mengambil buku itu lebih dulu. Dayra kaget. Dia melihat seorang pria yang mengambil buku itu dan melihat kearahnya.
"Eh, lo mau ngambil ya? Ini." Laki-laki itu langsung memberikan buku tadi kepada Dayra.
Dayra terdiam dan mmenggeleng, "Gausah mas, makasih." Ujarnya sambil tersenyum, tapi laki-laki itu sepertinya terkejut.
"Maaf, tapi gue bukan mas-mas." Ujar Laki-laki itu dan Dayra terdiam sebentar sebelum akhirnya dia menyadari kalau ucapan dia tadi salah.
Dengan cepat Dayra meminta maaf karena sudah asal memanggil. "Aduh, maaf maaf." Ujar Dayra dan laki-laki itu tersenyum.
"Nggak apa-apa kayaknya emang gue udah cocok jadi mas-mas." Ujarnya lagi membuat Dayra semakin tidak enak.
"Aduh bukan maksudnya begitu, maaf ya." Ujar Dayra melihat laki-laki itu dan laki-laki itu tersenyum kearahnya.
"Nggak apa-apa, nih langit dan hujan nya buat lo aja." Ujarnya lalu mengembalikan buku itu di rak buku seperti semula lalu kemudian pergi meninggalkan Dayra yang masih memiliki rasa bersalah.
***
Kai terbangun, entah kenapa dia merasa tidurnya tidak tenang. Biasanya Kai akan terbangun sampai jam dua sore nanti, tapi ini jam sebelas pagi dia sudah bangun.
Kai mengambil ponsel nya dan mengecek ada seratus pesan tak terbaca dari Krystal. Bukan tak terbaca, lebih tepatnya Kai tidak mau membaca nya sama sekali.
Biarlah Krystal meraung raung karena chat nya tidak terbalas juga. Kai bangun dari tidur nya dan duduk diatas kasur.
Dia menoleh melihat kalender yang berada diatas meja kecil di samping tempat tidur nya. Kai benar-benar merasa dirinya sangat kacau.
Delapan bulan lagi pernikahan dia dengan Krystal akan diselenggarakan, dan dia tidak dapat membatalkan itu, dia tidak dapat menghentikan pernikahan itu.
Kai tidak mencintai Krystal, dan dia tidak mau menyakiti gadis itu karena dirinya tidak mencintai Krystal. Jujur, dia benci melihat wanita menangis atau tersakiti. Tapi, Krystal pun menyakiti dirinya.
"Ah lapar." Kai memegangi perutnya yang belum terisi semenjak siang kemarin. Kemarin, dia merasa tidak mau makan sama sekali, tapi sekarang akibatnya dia menjadi sangat lapar.
Kai berdiri dan berjalan menuju dapur, dia membuka kulkas dan menggerutu saat tidak menemukan apapun di kulkas.
Ini sudah awal bulan, dia lupa berbelanja bulanan. Kai menuju kamar mandi dan mencuci mukanya asal, membasahi sedikit rambutnya agar tidak terlihat terlalu berantakan lalu mengambil jaket dan kunci mobil.
Dia akan pergi berbelanja pagi ini, ya, mumpung mood nya bagus dan dia ingin pergi ke luar, atau sebelum rasa malas menyerangnya.
***
Dayra melihat daftar list belanja bulanan yang harus dia beli, ini daftar list yang dibuat ayahnya sebelum dia pergi ke toko buku.
Walaupun rada malas, tapi dia harus mengambil catatan itu, karena dia pun nanti akan makan jika lapar di tengah malam.
"Susu, telur, daging," Dayra memperhatikan list itu dengan teliti, takut ada yang terlewat. Tapi, nyata nya tidak ada yang terlewat sama sekali.
"Yaampun ini banyak banget," Dayra mengeluh dan terus mendorong troli belanja yang sudah berisikan sedikit belanjaan disana. Belum semua, tapi troli itu akan penuh apabila semua list belanja sudah masuk di dalam sana.
Dayrra sangat sibuk melihat list, sampai tidak bisa mendorong troli dengan benar, dan sedetik kemudian trolinya mendorong troli orang lain, membuat dirinya kaget dan langsung melihat ke depan. "Pak Kai?" Ujar Dayra sambil melihat Kai yang juga melihatnya.
Mereka berdua sama-sama terkejut.
"Kamu ngepain disini?" Tanya Kai lalu melihat Dayra dengan trolinya.
"Belanja, bantuin ayah beli belanja bulanan." Ujar Dayra cepat, tidak mau Kai menyangka kalau dirinya sudah menikah dan sekarang sedang pergi belanja bulanan. Oke, imajinasi Dayra ketinggian.
Dayra melihat Kai dengan troli besarnya juga. "Kalau bapak?" Tanya Dayra, laki-laki itu melirik troli belanja nya.
"Ya sama, belanja bulanan saya udah habis." Ujar Kai tersenyum. "Buat istrinya ya pak?" Tanya Dayra dan Kai langsung menggeleng.
"Bukan, saya nggak punya istri, apa wajah saya setua itu?" Ujar Kai dan Dayra langsung terkekeh.
Dayra kembali menjalankan trolinya dan Kai mengikuti gadis itu dari belakang. "Saya boleh ikut kamu? Masalahnya saya baru pertama kali datang kesini, supermarket biasa saya beli masih tutup." Ujar Kai dan gadis itu berhenti, dia menoleh lalu mengangguk.
"Boleh aja pak." Ujar Dayra lalu tersenyum lalu Kai ikut tersenyum.
***
Dayra menunggu Kai yang masih di dalam karena ternyata barang belanjaan nya sangat banyak, bahkan lebih banyak dari keperluan dia dan ayahnya selama sebulan.
"Dayra." Dayra menoleh dan melihat Kai yang membawa dua kantung plastik besar di tanganya.
"Sini barang belanjaan kamu saya aja yang bawain." Ujar Kai hendak meraih kantung plasti yang Dayra bawa, tapi gadis itu malah menjauhkan nya dari Kai.
"Nggak usah pak, bapak udah bawa berat banget itu, lagipula ini belanjaan saya, jadi saya saja yang bawa ya pak." Ujar Dayra dengan senyuman.
Entah kenapa sedari tadi Dayra banyak tersenyum.
Kai mengeluarkan sesuatu dari salah satu kantung plastik, dia menunjukkan dua ice cream cone kepada Dayra, dan Dayra langsung tersenyum melihat ice cream itu.
Mereka akhirnya duduk dan meletakkan belanjaan mereka disamping mereka duduk, Kai membuka bungkus ice cream dan memberikannya kepada Dayra yang sepertinya kesulitan membuka bungkusan ice cream tersebut.
"Makasih pak ice cream nya." Ujar Dayra dan Kai menganguk. "Anggap saja hadiah karena kamu sudah membantu saya." Ujar Kai dan kini Dayra yang mengangguk.
Dayra mulai memakan ice cream nya dan begitu juga dengan Kai, dia memakan ice cream nya dan sesekali melihat Dayra yang asik memakan ice cream, persis seperti keponakan nya Taewoo dan Taerin ketika dirinya membelikan ice cream, bikin gemas.
Kenapa setiap kali dia melihat Dayra, dia menjadi sangat penasaran, penasaran apa yang dialami gadis ini, dia selalu tersenyum gembira, tapi apabila disinggung dengan masalahnya dia marah dan bahkan seperti memusuhi Kai.
Kai kembali memakan ice cream nya dan tersenyum kecil. Lima menit mereka terdiam karena sibuk memakan ice cream, kini ice creamnya sudah habis dan Kai mengelap tangannya yang sedikit kotor dengam tissue.
Kai memberikan selembar tissue kepada Dayra, dia sedikit terkejut melihat noda yang sedikit tertinggal di ujung bibir Dayra, memang menggemaskan, persis seperti keponakannya.
"Kenapa Pak?" Tanya Dayra dan Kai terdiam.
Kai tersenyum dan mencondongkan wajahnya mendekati Dayra, gadis itu sedikit menjauhkan tubuhnya ketika Kai tiba-tiba lebih dekat dengannya.
Dayra merasakan jantungnya berdetak kencang dan pipinya memanas.
Kai mengangkat tangannya dan mengelap sudut bibir Dayra dengan ibu jarinya. Lalu kembali menarik tubuhya menjauh dan melihat Dayra yang masih diposisi yang dengan pipi yang memerah.
"Ayo, sudah siang pasti kamu dicariin." Ujar Kai lalu bangkit dari duduknya, membawa belanjaan miliknya dan milik Dayra.
"Dayra, kamu nggak apa-apa?" Tanya Kai heran melihat Dayra yang tidak ada pergerakan sama sekali. Gadis itu tersadar dan langsung mengangguk. "Iya pak." Ujarnya lalu ikut berdiri.
Dia jalan lebih dulu dibanding Kai dan mengontrol jantungnya yang terus berdetak tanpa henti.