Chereads / Guru Ganteng / Chapter 13 - Bab 13 : Terpesona

Chapter 13 - Bab 13 : Terpesona

Daya sudah duduk manis di cafe sambil melihat buku pelajaran yang sekarang ada di depannya. Dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merasa sangat bingung dengan semua angka yang ada di dalam buku tersebut.

"Halo, maaf udah lama?" Terdengar suara seseorang membuat Dayra langsung mendongak dan melihat Kai yang sekarang sedang tersenyum manis kepadanya.

Dayra terdiam melihat Kai yang tampak sangat mempesona hari ini, dia memakai kaus hitam dengan celana panjang dan rambutnya dibiarkan jatuh begitu saja, tampak seperti anak remaja.

"Baru kok." Ujar Dayra kemudian setelah dia terpesona dengan wajah Kai yang ternyata sangat tampan.

Kai duduk dan terkekeh, "Baru tapi ice americano kamu udah mencair." Ujar Kai menarik bangku dan kemudian duduk di hadapan Dayra.

Dayra terdiam, ketahuan sudah kebohongannya. "Ah, saya sengaja pak, mau pahamin semua isi buku ini." Ujar Dayra dan Kai mengintip buku itu dari tempatnya.

"Udah paham?" Tanyanya dan Dayra menggeleng, "Belum." Ujarnya dan Kai langsung tersenyum.

"Mau langsung mulai aja belajarnya?" Tanyanya dan Dayra mengangguk, Kai menggeserkan kursinya ke samping, mendekatkan dirinya dengan Dayra dan menarik buku itu agar lebih berada di tengah.

Dayra melihat Kai yang sekarang mengeluarkan pulpen sari saku celana nya dan menjelaskan berbagai cara agar menyelesaikan masalah pada bilangan angka itu. Awalnya Dayra memperhatikan, hingga dia paham walaupun Kai harus berulang kali menjelaskannya. Tapi Dayra sudah cukup mengerti.

"Oke kita coba sekali lagi ya." Ujar Kai melirik Dayra dan tersenyum, gadis itu mengangguk dan kembali fokus kepada buku.

Kai kembali menjelaskan dengan cara yang sama, dan Dayra sudah paham dengan itu, dia memilih melihat wajah Kai yang sedang menerangkan cara menyelesaikan angka itu. Entah kenapa Dayra langsung terasa seperti disihir.

Kai yang ternyata sangat tampan itu semakin tampan saat dilihat lebih dekat, Dayra bahkan baru mengakui bahwa guru pembimbingnya ini sangat tampan, bahkan dia tidak bisa berkedip karena terlanjur terpana dengan visual Kai.

"Kamu sudah paham?" Kai menoleh dan langsung menatap mata Dayra yang memang sedaritadi gadis itu sudah memperhatikan dirinya.

Mereka saling bertatap mata cukup lama, sampai akhirnya Dayra langsung menunduk dan mengangguk pelan, "Su-sudah." Jawabnya dan Kai juga ikut salah tingkah.

Dia tersenyum kecil dan kemudian melihat Dayra, "Kalau gitu saya kasih soal ya." Ujar Kai dan kemudian mulai membuat soal di lembaga baru.

Dayra terdiam, melihat cara Kai berpikir, menulis, bahkan melihat kertas kosong itu dengan tatapan terpesona. Semua yang dilakukan Kai sangat-sangat luar biasa, dan dia baru menyadarinya sekarang.

"Ini, yang satu kamu boleh lihat catatan, tapi yang satu lagi kamu nggak boleh liat catatan." Ujar Kai dan Dayra mengangguk, dia menerima lembaran baru itu dan segera menjawab soal dari Kai dengan melihat catatan.

Kai tersenyum dan kemudian melihat sekitar, "Kamu tunggu di sini sebentar ya." Ujar Kai lalu segera berdiri dan memesan sedikit camilan untuk mereka berdua.

Dayra sibuk menghitung dan berpikir, lalu kemudian dia langsung syok melihat jawaban yang dia berhasil temukan. Dayra merasa ingin menangis saat itu juga. Dia tersenyum dan dengan cepat menulis jawaban itu.

Soal selanjutnya dia mengerjakan tanpa catatan, dan itu agak sulit bagi Dayra karena dia belum bisa mengingat jelas rumus yang Kai ajarkan padanya. Tapi Dayra tidak mau menyerah, dia berhasil mengingat pelan-pelan dan kembali tersenyum lebar saat mencoba menyelesaikan soal itu.

Kai datang lalu menaruh nampan yang berisi dua toast dengan dua ice americano. "Ini makan dulu buat isi tenaga." Ujar Kai dan Dayra langsung tersenyum.

"Makasih lho pak, gausah repot-repot." Ujar nya dan Kai kembali duduk dan melihat Dayra yang sedang serius.

"Day, makan dulu." Ujar Kai tapi Dayra hanya terdiam, "Nanggung pak." Jawabnya dan masih mengerjakan soalnya, dia sangat ambisius sampai menunda makanannya.

Kai menghela nafas, dia tau anak ini pasti belum makan, Kai mengambil toast itu dan menyodorkannya pada Dayra. "Makan, saya bantu suapin." Ujar Kai dan Dayra langsung terkejut melihatnya.

Dia mengigit toast itu dan memakannya sambil melihat Kai tanpa henti, laki-laki itu tersenyum melihat Dayra yang akhirnya mengigit toast nya.

Dayra jadi tidak fokus mengerjakan karena tiba-tiba Kai bertingkah manis kepadanya. Dia tersenyum malu sambil terus menghitung soal yang ada di depannya.

Hingga akhirnya toast itu habis, itupun karena Kai yang terus menyuapi Dayra, kalau tidak mungkin toast itu masih utuh sampai sekarang.

"Udah pak." Ujar Dayra sambil memberikan lembar soal dan jawaban kepada Kai, laki-laki itu menerimanya dan meneliti jawaban dari Dayra.

Senyumnya mengembang dan menoleh melihat Dayra yang ikut tersenyum, "Bener semua, kamu hebat." Ujar Kai dan Dayra langsung merasa amat senang.

Dia sangat senang karena bisa menyelesaikan soal Matematika dengan caranya sendiri, biasanya dia akan terus menyalin punya Gea. Dayra melihat Kai dan tersenyum. "Makasih ya pak." Ujar Dayra lalu mengambil lembar jawaban itu dan kembali memperhatikan soalnya.

Kai ikut tersenyum dan melihat Dayra yang terlihat sangat senang, bahkan gadis itu tidak ada hentinya tersenyum. Kai terdiam sesaat, merasa terpesona dengan kecantikan Dayra yang sangat dia kagumi saat ini.

Senyum yang indah, mata yang ikut hilang saat dia tersenyum membuat Kai langsung terpesona dan merasa jantungnya berdegup karena terus melihat wajah Dayra.

"Kalau saya dapat nilai bagus di ulangan selanjutnya, saya bakal traktir bapak." Ujar Dayra menoleh kearah Kai dan tersenyum.

Kai ikut tersenyum dan mengangguk, "Iya." Jawabnya.

"Makasih banyak pak, bapak bisa buat saya jadi bisa matematika." Ujar Dayra tersenyum lebar, walaupun ini soal pertamanya tapi dia merasa sangat senang.

"Ini bukan karena saya, tapi karena kamu yang sudah mau berusaha. Saya hanya membantu dan kamu yang berusaha, saya bangga sama kamu Dayra." Ujar Kai lalu kemudian melihat Dayra yang sepertinya terpaku dengan kata-katanya.

"Maaf Dayra, boleh saya pegang kepala kamu?" Izin Kai melihat Dayra yang sepertinya terkejut, dia mengangguk.

Kai tersenyum dan kemudian mengangkat tangannya, mengelus pelan rambut Dayra, "Kamu sudah berusaha keras." Ujarnya sambil terus mengusap rambut Dayra penuh kasih sayang.

Dayra terdiam, dia kembali merasakan perasaan aneh, perasaan yang tiba-tiba muncul di dalam hatinya, perasaan yang membuatnya bingung.

Dia menatap Kai dan laki-laki itu kini menatapnya juga, "Usia bapak berapa tahun?" Tanya Dayra dan Kai langsung terdiam.

"Memangnya kenapa?" Tanya Kai dan Dayra langsung tersenyum, "Pasti belum jauh kan, kalau begitu anggap saya teman bapak aja kalau diluar sekolah, itu cara buat saya lebih nyaman sama bapak." Ujar Dayra dan Kai langsung terkekeh.

Dia mengangguk dan tersenyum, "Akan saya coba." Jawabnya dan Dayra kini tersenyum semakin lebar.