Kai langsung mengangkut tubuh Dayra dalam gendonagan nya dan berlari cepat menuju ruang UKS, Gea selaku sahabatnya ikut berlari bersama Kai.
Setelah melihat wajah Dayra yang sepertinya sangat kelelahan dia menjadi sangat merasa bersalah dan menyesal telah menghukum Dayra seperti ini. Hasilnya, anak itu pingsan karena tidak kuat.
Setelah sampai di UKS Gea langsung membukakan pintu untuk Kai, "Terimakasih." Ujar Kai dan Gea hanya tersenyum kecil lalu Dayra dibaringkan diatas ranjang.
"Kenapa Pak" Ujar anak PMR yang sedang berjaga disana, "Ini pingsan tolong dibantu ya." Ujar Kai panik setengah mati.
Anak PMR itu langsung memeriksa tubuh Dayra, takutnya ada sesuatu yang tidak beres di dalam tubuh anak itu, Kai terlihat sangat cemas, rambutnya berantakan karena lari-larian tadi dan juga dia sangat khawatir.
"Demam dia pak, mungkin karena banyak pikiran dan tubuhnya lelah dia jadi sampai pingsan seperti ini, nggak terlalu serius kok pak." Ujar anak PMR itu dan Kai langsung menghela nafas lega, tapi tetap saja dia merasa bersalah.
Akhirnya, Kai dan Gea pergi keluar UKS. "Dia lagi sakit pak, tadi saya mau bilang sama bapak tapi takutnya nanti saya disemprot sama bapak." Jelas Gea saat mereka jalan beriringan menuju kelas.
"Saya yang salah, saya harus minta maaf." Ujar Kai dan Gea mengangguk paham.
"Gea."
"Iya pak?"
Kai menghentikan langkahnya dan langsung melihat Gea, gadis itu ikut berhenti. "Kamu sahabat nya Dayra kan?" Tanya Kai dan Gea mengangguk.
"Kamu bisa bantu saya? Saya harus meminta maaf sdan menebus rasa bersalah say aitu." Ujar Kai dan Gea mengerutkan keningnya.
"Apa makanan kesukaan Dayra?" Ujar Kai dan Gea langsung tercengang.
"Maksud bapak?" Tanya Gea dan Kai hanya menatapnya.
***
Kai selesai mengajar di kelas sepuluh, dia keluar dari kelas itu dan melangkah masuk ke dalam ruang guru, ketika dia baru mendudukan bokongnya sebuah panggilan masuk dan Kai menghela nafas berat.
Kai melihat ponselnya dan nama kakak perempuan nua muncul disana. Kim Taesa. Kai langsung merasa lega saat melihat bahwa itu bukan dari ibunya. "Halo?" Tanya Kai dan terdengar suara tawaan dari kakak nya.
"Kamu masih kerja?" Tanya nya dan Kai menjawab iya.
"Aku udah sampe di apartemen kamu, kayaknya kamu harus ngubah password nya. Tanggal lahir terus dijadiin password kayaknya udah biasa deh Kai." Ujar kakak nya dan Kai hanya terkekeh, kamar apartemen nya sudah kebobolan.
"Aku bawa Taerin dan Taewoo juga, kamu segera kesini ya." Ujar Taesa.
"Iya, jangan acak-acak kamar aku! Awas aja." Ujarnya lalu Taesa malah terbahak.
"Sayangnya keponakan kamu udah ngelakuin itu, haha. See u my brother." Ujar Taes lalu panggilan terputus begitu saja. Kai tersenyum, dia merasa tak masalah jika kamarnya dijadikan tenpat bermain oleh para keponakan nya ini, dia malah senang.
Karena sudah beberapa bulan dia tidak bertemu dengan anak kembar itu. Dia menaruh ponselnya di atas meja. Kai sudah bersiap untuk materi selanjutnya, sampai dia teringat dengan Dayra yang entah apa gadis itu masih ada di UKS atau sudah sadar.
Kai buru-buru berdiri dan keluar dari ruang guru, dia langsung pergi ke kantun dan beli seusatu di sana, setelah urusan nya di kantin selesai dia langsung melihat ke ruang UKS yang sepi, Dayra masih ada di sana.
Kai menghela nafas dan masuk ke dalam ruang UKS, dia melihat Dayra masih tak sadarkan diri, melihat itu dia jadi merasa bersalah. Apa Dayra baik-baik saja?
Kai terdiam melihat wajah Dayra yang sedang terlelap, entah kenapa hatinya langsung terasa hangat saat melihat wajah Dayra. Wajah yang mungkin sangat berbeda dari gadis-gadis lainnya. Kai tersenyum kecil dan menunduk malu.
Dia langsung melihat siomay dengan plastik di tangan nya, kata Gea makanan kesukaan gadis itu adalah siomay, tidak ada yang bisa mengalahkan enaknya siomay bagi Dayra. Kai tersenyum dan meletakkan siomay itu di meja kecil sebelah ranjang.
Tidak lupa ada catatan di dalam nya dan Kai harus membuang puluhan kertas untuk mendapatkan catatan yang baik untuk Dayra, Kai harap, gadis itu akan memakan siomay nya dengan baik dan juga menghabiskan nya.
Kai tersenyum lalu melirik Dayra lalu kemudian langsung keluar dari ruangan UKS.
***
Dayra baru sadarkan diri ketika sudah mendekati waktu jam pulang, dia membuka matanya dan melihat sekitar ruangan UKS sangat sepi, semua anak PMR pastinya sedang belajar sehingga tidak ada yang bisa menemani nya.
Dayra terpaku pada plastik hitam yang ada di atas meja kecil di samping ranjangnya. Dia membuka plastik itu dan berisi sebungkus siomay yang sangat banyak. Dayra memicingkan matanya dan melihat ada satu kertas ikut masuk ke dalam plastik itu.
Dayra mengambil kertas itu dan kemudian melihatnya, ternyata itu sebuah catatan, tulisan tangan seseorang.
"Saya dengar kamu sangat menyuikai siomay. Bahkan makanan paling enak di dunia ini ya siomay. Saya benar-benar minta maaf karena membuat kamu kelelahan dan pingsan, seharusnya saya melihat kondisi kamu tadi. Maaf karena tidak terlalu peka. Saya merasa saya tidak menepati omongan saya sendiri, saya bilang saya akan menjaga kamu, tapi ini malah sebaliknya. Siomay ini tidak ada apa-apanya, kamu pasti sulit memaafkan saya. Cepat sembuh, saya akan menunggu kamu kembali ke kelas saya." Tulis catatan itu dan Dayra langsung mematung.
Walaupun tidak ada nama di catatan itu, tapi Dayra sangat tau siapa yang mengirim itu padanya. Dia adalah Kai. Siomay itu masih hangat walaupun sudah didiamkan beberapa jam. Dayra terdiam, bel sekolah berbunyi.
Dayra langsung keluar dari ruang PMR dan lari menuju kelasnya, dia ingin mengambil tas dan menghampiri Kai, megucapkan terimakasih dan memaafkan nya.
"Dayra." Gea datang sambil menenteng tas gadis itu. Dayra berhenti dan langsung menyambar tas miliknya, "Thanks Ge." Ujar Dayra tersenyum lebar lalu kemudian segera berlari menuju ruang guru.
Sedangkan Gea hanya menatapnya aneh, kenapa gadis itu tidak pernah ada lelahnya?
***
"Saya pamit duluan ya," Ujar Kai sambil berdiri dan mengambil jaket nya, semua guru tersenyum dan melihat Kai yang sudah pergi dari meja nya.
Kai melangkah keluar ruang guru tapi lamgkahnya langsung tertahan saat jaketnya ditarik oleh seseorang. Kai langsung menoleh dan melihat Dayra yang sedang berdiri sambil menatapnya.
"Saya mau ngomong sama bapak." Ujar Dayra dan Kai langsung tersenyum.
Akhirnya mereka jalan bersama-sama melewati lorong sekolah, Dayra terdiam beberapa saat sebelum akhirnya dia membuka suara.
"Ini bukan salah bapak," Ujarnya dan Kai langsung terdiam mendengar nya.
"Saya pingsan bukan salah bapak." Terang Dayra dan Kai terdiam sambil menunduk.
"Dan, makasih siomay nya." Ujar Dayra lagi lalu Kai langsunt menoleh kearahnya, "Kamu makan?" Tanya nya dan gadis itu mengangguk.
"Belum, tapi akan saya makan dan akan saya pastikan itu habis." Ujar Dayra lalu tersenyum lebar membuat Kai ikut tersenyum lebar.
"Kamu udah baik-baik aja?" Tanya Kai dan Dayra mengangguk. "Sudah sangat baik." Ujar Dayra dan Kai tersenyum lega.
"Dan, ada satu lagi yang mau saya omongin sma bapak." Ujar Dayra ketika mereka sudah sampai gerbang sekolah. Kai terdiam dan langsung menoleh kearahnya, "Apa?" Tanya Kai.
"Bapak boleh menjadi guru pembimbing saya, saya rasa saya juga butuh bapak untuk nilai saya, dan jangan sungkan tanyakan apapun ke saya." Ujar Dayra dan Kai langsung terdiam.
"Saya duluan, makasih siomay nya." Ujar Dayra tersenyum lebar lalu mengangkat plastik berisi siomay itu dan kemudian memberhentikan bajaj dan masuk ke dalam nya lalu pergi.
Sedangkan Kai masih terdiam, dia sangat syok kalau Dayra ternyata mau menerima tawaran nya untuk membimbingi anak itu, dan ternyata rasanya sangat senang.