Kai datang tepat jam enam pagi di sekolah, dia berjalan di lorong sekolah sambil menenteng tas hitam di tangan kanan nya. Kai terdiam, langkahnya terhenti seperti seakan melupakan sesuatu, sepertinya dia lupa membawa ponsel nya hari ini.
Kai merogoh saku celana nya dan mengeluarkan benda berbentuk persegi panjang dari sana. Dia membuang nafas lega, syukurlah kalau ponsel nya tidak tertinggal.
Seorang gadis melangkahkan kakinya dan melihat Kai yang berdiri diam tak jauh dari hadapannya.
Gadis itu melihat Kai merogoh saku celana nya dan mengeluarkan ponsel dari sakunya, Dayra melihat ada sesuatu yang ikut keluar dari ponsel nya, dan benda itu terjatuh di lantai, lalu tak lama Kai kembali melangkah.
Gadis itu mendekat dan melihat sebuah kunci dengan gantungan boneka panda kecil yang lucu membuat gadis itu terkekeh pelan. Cowok se-cool Pak Kai bisa menghias boneka panda lucu di kunci mobilnya. "Dayra!" Seseorang memanggilnya, membuat gadis bernama Dayra ini menoleh, dia melihat Gea sahabatnya berjalan kearahnya.
"Ngapain?" Tanyanya yang heran melihat Dayra berlutut di lantai. Dayra menggeleng dan mengumpat kan kunci mobil milik Kai.
"Tadi uang gue jatuh." ujar Dayra dan Gea mengangguk saja, "Yuk! Ada Pr Matematika tau hari ini, gue yakin lo belum ngerjain kan? Ayo nanti Pak Urip marah!"
Seakan baru ingat, Dayra langsung berdiri dan berlari meninggalkan Gea yang masih diam ditempat.
"Woy! Masa gue ditinggal." Teriak Gea lalu langsung berlari menyusul Dayra yang sekarang sudah berada di ujung tangga.
***
Dayra tak henti-hentinya berpikir, bagaimana cara dia mengembalikan kunci itu? Hari ini dia tidak ada pelajaran Pak Kai. Dan bagaimana caranya dia dapat mengembalikan nya?
Dayra melihat kunci mobil dengan boneka panda kecil lucu yang menggantung disana, rasanya lucu jika mengingat kalau Kai sangat tampan dan cool menyukai panda yang gemay-gemay ini.
"Baiklah Dayra, sepertinya kamu tidak memperhatikan saya, sekarang kamu kerjakan tugas di depan ya." Pak Urip menunjuk Dayra dengan spidol, buru-buru Dayra memasukkan kunci itu ke dalam kantong nya.
"Hah? Saya perhatiin bapak kok,"
"Kalau perhatiin pasti kamu mengerti." Tekan Pak Urip lagi membuat Dayra langsung terdiam.
"Lain kali perhatikan saya ya, yang nggak bisa kan kamu, rugi buat kamu juga nantinya." ujar Pak Urip dan Dayra mengangguk kecil.
Oke, ini teguran pertama dan Dayra harap tak ada teguran kedua.
***
Kai duduk meja nya sambil memperhatikan tugas anak-anak. Tak lama kemudian ponselnya berbunyi dan dia mengecek siapa yang barusan memberinya pesan.
Krystal Feluea : Selamat pagi.
Kai menghela nafas panjang dan terdiam, dia langsung membalikkan ponselnya, tidak berniat untuk membalas pesan itu sedikitpun, dan Kai kembali menyelesaikan tugasnya.
Ponsel itu berbunyi untuk kedua kalinya, Kai terdiam lagi. Itu pasti dari Krystal lagi yang terus membombardir nya dengan pesan teks. Kai tidak mau membalas nya sekalipun, pesan Krystal dia biarkan begitu saja, mungkin ada sekitar seribu pesan dari Krystal yang tidak pernah dia baca.
Biarlah,toh dia juga tidak memaksa Krystal menjadi calon istrinya, pertunangan mereka dilaksanakan karena terpaksaan. Walaupun semasa mereka kecil hubungan mereka sangat baik tapi Kai tetap tidak mencintai Krystal.
"Ahh lapar." Kai menyelesaikan tugasnya lalu merogoh saku celana nya berniat untuk menemukan uang kecil dan membelinya sedikit makanan yang bisa mengganjal perutnya.
Tapi, Kai merasakan ada sesuatu yang kurang, dia merogoh saku celana nya lebih dalam dan langsung merasa panik kemudian. Kunci mobilnya hilang.
Kai berdiri dan mengacak meja kerjanya dan dia tidak menemukan apapun.
"Tadi kan dimasukkan ke dalam saku terus," Kai langsung teringat dan langsung panik. Tadi dia mengambil ponsel di sakunya dan dia menarik ponsel itu agak kasar, mungkin saja kuncinya ikut terbawa dan akhirnya terjatuh ke lantai. Dengan cepat Kai langsung keluar ruang guru dan menyusuri lorong sekolah sambil mencari-cari kunci mobilnya.
"Pak Kai, ada apa?" Tanya Bu Bella penasaran dan bingung melihat Kai yang sedang mencari sesuatu.
"Kunci mobil saya hilang bu." Jawab Kai.
"Kok bisa hilang? Saya bantu cari ya pak." Tawar Bu Bella dan Kai mengangguk. "Terimakasih bu." Ujarnya dan kembali mencari kunci mobil nya yang hilang.
***
Kai duduk di bangku panjang yang sudah tersedia di lorong sekolah. Dia menghela nafas panjang. Lapar, bingung, dan juga kesal bercampur menjadi satu.
"Yaampun, disana ada boneka panda pemberian Taewoo dan Taerin." Ujar Kai menyayangkan boneka panda yang ada di sana, pemberian kedua keponakannya saat dia berulang tahun.
Kai jadi mengingat tentang kartun yang dia tonton bersama Taewoo dan Taerin, di kartun itu bercerita kalau seorang gadis kehilangan sepatu kaca nya dan jika yang menemukanya adalah laki-laki dia akan jadikan pacar dan kalau perempuan dia jadikan sahabat.
Kai mengepalkan kedua tangannya dan memejamkan matanya lalu menempatkan nya di depan dada, dia ingin berdoa.
"Kalau yang nemuin perempuan, aku bakal nikahin, tapi kalau laki-laki aku jadikan sahabat." Ujar Kai
Dayra turun dari tangga, baru saja dia ingin pergi ke UKS, tetapi langkahnya terhenti saat melihat Kai dengan lesuh duduk di bangku sambil mengepalkan tangannya di depan dada. Dayra langsung menghampiri Kai yang duduk disana.
"Pak?"
Kai terkejut dan langsung melihat Dayra.
"Ah iya?" Tanya Kai gugup sekaligus malu sudah melakukan hal yang sebenarnya tak perlu dia lakukan.
"Oh ini, saya mau balikin ini sama bapak."
Kai terdiam melihat Dayra yang berdiri di hadapannya sambil merogoh saku seragamnya, cari apa dia?
Dayra mengeluarkan kunci dengan hiasan boneka panda yang cukup membuatnya terkejut dan merasa jantungnya berdegup kencang saat itu juga.
Dayra tersenyum dan menyodorkan kunci itu dengan tangan kanan nya. "Ini pak, tadi kuncinya jatuh, saya yang ambilin deh. Tadi pagi saya mau kasih ke bapak tapi saya lupa tugas matematika saya jadi saya nggak sempet kasih ke bapak,"
Kai melihat kunci mobilnya dengan mata melotot.
"Jadi ini saya kembalikan." Ujar Dayra dan Kai mengangkat kepalanya, dia melihat Dayra tersenyum kearahnya, rasanya disaat itu juga Kai merasa jantungnya berdegup kencang.
Permintaan yang barusan dia mohon kepada Tuhan, akankah menjadi kenyataan di masa depan?