Chereads / memory of the past / Chapter 41 - Bab 41

Chapter 41 - Bab 41

Nicky merasa lega setelah Cisa terbangun dari komanya, walau pun dia meras sedikit sedih karena Cisa melupakannya.

"Sayang tidak apa apa kamu tidak mengingat kenangan masa lalu, kita akan membuat yang kenangan yang baru. Karena kamu tidak ingat sebaiknya kita mulai dari awal yaitu berkenalan. Namaku Nicky aku adalah suami kamu ayah dari bayi yang ada dalam kandunganmu." sambil mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Cisa seperti diawal mereka berkenalan.

Saat memegang tangan Nicky sekelebat bayangan tertera di kepalanya membuat Cisa merasakan sakit di kepalanya "Aaah...sakit".

Disaat itu juga Nicky memeluknya dia tidak tega melihat orang yang amat dicintainya merasakan sakit "Jangan mengingat apa pun lagi".

"Karena kamu pasti bertanya tanya siapa aku kan? perkenalkan namaku adalah Raizel dan aku adalah kakak kandung kamu, kita sudah terpisah selama 21 tahun lamanya."sambil mengelus rambut Cisa dengan sayang.

"Benarkah itu? aku mempunyai kakak yang sangat tampan dan suamiku juga tidak kalah tampan bahkan lebih, tapi maafkan aku karena tidak bisa mengingat itu semua" dengan wajah yang sedih.

Cisa bertanya tanya sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya sehingga dia bisa mengalami amnesia.

"sebenarnya apa yang terjadi padaku katakan yang sebenarnya tanpa menyembunyikan apa pun padaku, walau pun aku tidak mengingatnya" menatap sendu pada kedua pria tampan di depannya.

Nicky dan Raizel keduanya saling bertatapan dan akhirnya saling bercerita menurut bersi mereka masing masing.

Setelah mendengarkan itu semua Cisa bisa mengerti bagaimana dia bisa kehilangan ingatan, dia menatap kedua sosok pria yang ada dihadapannya meneliti satu persatu pancaran mata dari keduanya tidak terlihat ada kebohongan disana.

Namu itu tak lantas memberikan mereka akses seenaknya melakukan skinsip padanya, dia masih belum tahu kebenaran yang sebenarnya.

" Jika memang kakak adalah kakak kandungku maka lakukan tes DNA agar aku benar benar merasa yakin dengan hubungan kita." Cisa berbicara pada Raizel untuk menyakinkannya.

"Baiklah adik kecilku sayang, as you wish, besok dokter akan mengambil sampel darah kita untuk di tes"Raizel tersenyum bahagia tenyata adiknya selalu melindungi dirinya sendiri dari hal hal yang tidak benar.

"Sampai hal itu diketahui dengan benar kalian berdua harus jaga jarak dan tidak sembarangan melakukan kontak fisik dengan ku.Dan kamu bawakan bukti yang menunjukan bahwa kita sudah menikah dihadapan tuhan dan negara, agar kita tidak melakukan dosa besar karena hal yang sekecil apa pun. Dan aku ingin semua halal pada tempatnya." Mata sendunya menatap Nicky penuh kerinduan.

"Baiklah sayang, besok aku akan segera pulang ke Indonesia untuk mengambilan bukti bahwa kita telah menikah dan sah dimata agama dan negara"Senyumnya mengembang hingga matanya memancarkan kebahagianya.

"Sekarang kamu mau makan apa hemm... kamu harus banyak mengkonsumsi makanan bervitamin dan bernutrisi untuk anak kita, sudah dua minggu kamu hanya mengisinya dengan cairan infus saja" Nicky mengingatkannya agar menjaga kondisinya.

"Jangan sembarangan makan dulu biar kepala pelayan memasakkan bubu bergizi buat Cisa, karena pencernaanya baru melakukan kinerjanya dengan normal dulu baru dia bisa makan yang lain. Oh ya apa kamu sudah buang gas?"Raizel bertanya pada Cisa.

Cisa jadi malu ditanya tentang hal itu pipinya memerah " Aku belum bisa mengeluarkanya aku mau kekamar mandi dulu untuk membersihkan diri karena badanku terasa capek semua".

"Baiklah aku akan mengantarmu kekamar mandi, selama kepala pelayan menyiapkan bubu untukmu" tanpa aba aba Nicky langsung membopong Cisa menuju kamar mandi.

"Ahh apa yang kamu lakukan biarkan aku jalan sendiri " tapi tangannya terkalung sempurna dileher Nicky tidak sejalan dengan yang ia ucapkan.

Matanya menatap Nicky dengan tatapan penuh cinta, dia seperti sedang jatuh cinta pada pandangan pertama.

Tanpa sadar tangannya menyentuh wajah tampan Nicky, jemarinya saat itu juga menyentuh bibir merah Nicky.

Yang sudah di sentuh bibirnya pun jadi tertegun dengan sentuhan itu dan juga mata yang saling bertemu, membuat keduanya tersihir dan kedua bibir saling bertemu dan bersentuhan.

Ciuman lembut itu membuat mereka berdua tersipu malu seperti baru pertama kali melakukanya saja.

"Turunkan aku kita sudah di dalam kamar mandi, semoga kamu benar benar adalah suamiku sehingga kita tadi tidak melakukan dosa karena berciuman, tinggalkan aku sendiri nanti kalau sedah selesai mandi baru aku akan memanggilmu." Cisa mengelus pipi Nicky dengan lembut.