Nicky pun menyerah dengan permintaan yang diucapkan Cisa dan akhirnya dia menurunkan Cisa dan keluar dari kamar mandi.
Yang ada dalam kamar mandi tersenyum sambil menyentuh bibirnya setelah berciuman dengan Nicky beberapa saat lalu.
Dia mengalirkan kran air untuk mengisi bahtup danmelepaskan pakaiannya dan merendam tubuhnya cukup lama sehingga kakak dan suaminya merasa kahwatir terjadi sesuatu di dalam, tak menghentikan mereka akhirnya mengetuk " Tok, tok, tok....Cisa apa kamu baik baik saja didalam?".
Mendengar suara ketukan dia bergegas menyelesaikan kegiatan mandinya, dan memakai gaun yang baru dan keluar dari kamar mandi dengan segar.
"Aku baik baik saja dan sudah selesai" Cisa menjawab dengan santai dan menatap kedua pria tampannya sambil mengembangkan senyimnya.
Kedua pria tampan diberi senyum manis oleh wanita cantik maka tidak jadi marah dan mereka terpesona oleh wajah cantik Cisa saat tersenyum.
"Sayang mari sini aku bawa kamu ke tempat tudur dan segera makan bubur yang sudah siap di hidangkan" lagi lagi tanpa aba aba Nicky membopong dan membawanya diatas tempat tidur.
Hal yang dilakukan oleh Nicky membuat jantung Cisa berdetak kencang dan membuat pipi cabinya berswmu merah.
Raizel menyuapi Cisa dengan bubur itu dan Nicky mengusap bekas bubur yang tersisa di mulut Cisa dengan tisu.
Kedua pria itu begitu telaten dengan sabar merawat Cisa, Nicky menatap mata Cisa dengan sendu ingin sekali diamemeluk dan mencium istrinya itu, namun dia bisa mengerti apa keinginan Cisa dengan menunjukan bukti kongkrit bahwa dia benar benar adalah suami sahnya.
"Sayang besok aku akan kembali ke Indonesia dan akan kembali membawa bukti bahwa aku adalah Suamimu, aku ingin memeluk dan menciummu seperti biasa yang kita lakukan" Nicky mengusap pipi tembem Cisa.
"Sesungguhnya sayang di cincin yang kamu pakai itu sudah ada buktinya dengan adanya ukiran nama kamu dan Nicky disana" Raizel membantu Nicky untuk membujuk Cisa.
"Tidak itu bisa saja saat aku sedang terbaring koma baru di grafir, aku mau bukti nyata yang bisa dipercaya" Cisa menggelengkan kepalanya.
"Jadi kami harus tidur di tempat lain? kami ingin dekat dengan mu!"Raizel menambahkan pertanyaannya.
"Terserah kalian apa yang mau kalian lakukan yang penting jangan pernah mengganggu tidurku"Cisa tidak ambil pusing dengan semua pertanyaan itu.
setelah bubur di habiskan dia meminum obat yang disodorkan oleh Nicky untuk mempercepat kesembuhannya.
Cisa mulai membaringkan tubuhnya dan matanya sudah mulai menutup karena pengaruh obat yang diminumnya akhirnya dia terlelap.
kedua pria tampan itu tidak beranjak dari kamar itu mereka malah membaringkan diri mereka disamping kanan dan kiri Cisa, karena ranjang itu berukuran besar jadi cukup untuk mereka bertiga berbaring.
Pagi menyapa mereka dengan sinar sang surya yang memancar melalui balik gorden jendela kamar dimana ketiganya berbaring saling memeluk.
Cisa mulai membuka matanya dan mendapati ada dua tangan yang memeluknya dari kanan dan kiri dilihatnya dua orang pria tampan berbaring disampingnya.
Dia menatap keduanya menoleh kanan dan kiri dia jadi tidak bisa bergerak karena pelukan mereka.
Cisa menepuk pipi Raizel dengan lembut untuk membangunkannya "Kakak bangun ini sudah pagi".
Mata Raizel terbuka dan menatap dwngan terswnyum kepada Cisa " Terima kasih adik kecilku" kemudian mengecup kening Cisa.
Raizel melihat bahwa Nicky masih tertidur dia hendak membangunkannya, namun Cisa mencegahnya dwngan menaruh jari telunjuk di depan bibirnya, kemudia dia memiringkan tubuhnya menghadap Nicky.
Melihat itu Raizel kemudian keluar dari kamar meninggalkan keduanya disana, dia memanggil para pelayan untuk menyiapkan air untuknya berendam dan menyiapkan sarapan.
Kembali kepada kedua orang yang tinggal didalam kamar, Cisa mengamati lekuk wajah Nicky yang tampan dan menyentuhkan jarinya menelusuri alis hidung dan bibir Nicky yang sexy.
Saat dia melakukan itu ada bayangan yang tergambar mirip dengan yang dia lakukan dan itu hanya berupa klise.
Dia tidak bisa melanjutkan kilasan itu karena tiba tiba dia meresakan sakit pada kepalanya.
"Aaahhh...aahh...." dia merintih kesakitan danmembuat Nicky terbangun mendengar rintihan itu.
"My dear sweet heart are you ok? "Nicky kemudian memeluk Cisa dan memberikan ketenangan padanya.
"Kepalaku tersa sangat sakit seperti dihantam benda keras, aku tidak kuat lagi berikan aku obat pereda nyeri" dia meminta pada Nicky.
Nicky bergegas mengambil obat di meja nakas di samping tempat tidur dan segelas air putih.
"jangan lah mengingat apa pun jika kamu kesakitan begini, membuat hatiku teremas remas, aku tidak peduli walaupun kamu kehilangan kenangan kita kita akan membuat kenangan yang baru."Nicky tidak mau memaksanya.
Nicky beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi dan membersihkan diri untuk segera bersiap siap kembali ke indonesia.
Setelah keluar kamar mandi dia terlihat tampan dan fres, Nicky mendekati Cisa dan mengecup bibirnya singkat.
"Aku berangkat kebandara dulu, aku sudah terlambat nanti biar aku bisa cepat kembali" Nicky bergegas meninggalkan mansion Raizel.