Setelah melihat dan mendengar hal yang dilakukan Adik dan adik iparnya Raizel jadi berfikir utuk dirinya sediri mungkin dia sudah waktunya untuk menemukan belahan jiwanya.
Raizel menuju meja makan para pelayan menyiapkan semua hidangan diatas meja dihadapannya.
Sambil menunggu kedua adiknya itu Raizel memainkan hpnya dan sedang serius seriusnya yang ditunggu datang.
"Kakak kenapa tidak makan dulu? maaf kami terlambat datang emmm...?" Cisa menggantung pertanyaannya.
"It's ok...buatku tak papa menunggu lagian makananya juga baru siap, aku juga belum terlalu lapar" Raizel tersenyum misterius seperti tau apa yang mereka lakukan.
"Sudahlah kalian segeralah duduk dan mari kita makan bersama, karena habis ini aku akan segera mengurus persiapan kita untuk berangkat ke Indonesia"Raizel mensegerakan mereka makan.
Mereka makan bersama dalam diam dan keheningan yang ada di antara mereka.
"Aku bahagia Allah masih sayang padaku, bahkan disaat aku kehilangan ingatanku sepenuhnya Tuhan masih memberiku kalian berdua" Cisa tersenyum bahagia.
"Aku yakin kamu pasti akan bisa mengingat semua jadi jangan terlalu memaksakan diri an terburu buru" Nicky berkata dengan santai.
"Kak juga yakin itu, dan juga berharap untuk segera mendapatkan seseorang yang bisa mengisi kekosongan di hatiku" Raizel memantapkan keputusannya dengan memberi tahukan semuanya.
Mendengar apa yang di ucapkan Raizel Cisa dan juga Nicky trrsenyum bahagia akhirnya kakak yang baru ditemuinya itu memutuskan untuk segera mengakhiri masa lajangnya.
"Apa itu benar kakak? bagaimana kalau aku yang mencarikan seorang wanita yang benar benar pantas untukmu."Cisa menyambutnya dengan hati yang gembira.
"Terserah kamu saja semua aku akan mencoba untuk menerima seseorang yang baru" Raizel menyetujuinya.
"Alhamdulillah... akhirnya garis keturunan bisa dilanjutkan lagi dan kakak tidak akan pernah hidup sendirian lagi" Cisa bersyukur atas rahmat yang diberikan oleh Allah.
Mereka selesai debgan makan siangnya dan kembali pada kehiatan masing masing, Raizel keruang kerjanya sedangkan Nicky dan Cisa kembali ke kamarnya.
"Sayang kemarilah aku ingin berbicara sesuatu padamu tentang kita dan masa depan sesungguhnya"Nicky meminta Cisa duduk disebelahnya sanbil menepuk tepian ranjang.
Cisa mendekat ke arah Nicky dan dia duduk di pangkuan suaminya bukan disebelahnya, sambil mengalungkan lengannya dileher suaminya dengan manja.
"Apa yang ingin suamiku bicarakan pasti tidak jauh jauh dari hal hal yang ... emmm..." Cisa menggantung kalimatnya.
Tangan Nicky memeluk pinggang Cisa dan mengeratkan pelukannya sehingga tidak ada jarak antara tubuhnya dan Cisa.
Dengan perlahan dan pasti Mereka saling mencium dan melumat dan hal itu secara pasti membangunkan juniornya Nicky.
Merasakan ada sesuatu yang mengeras di bawahnya Cisa berusaha melepaskan diri aga bisa menjauh baru beberapa saat yang lau mereka berhubungan inyim masa akan melakukannya lagi!?.
Namu Nicky tidak memberikan kesempatan untuk Cisa lari dari tanggung jawab karena sudah membangunkan harimau tidur.
"Emm.. ahmm.. sudah suamiku jangan begini, ahemm..." Cisa tidak bisa bertahan desahanya telah lolos dan membuat Nicky semakin bergairah.
Nicky membuat tanda disekujur tubuh Cisa, warna merah karena kiss mark yang dibuat Nicky sebagai tanda kepemilikannya.
Hubungan intim pun terlaksanakan dan itu cukup memakan waktu lama dan membuat keduanya menjadi lelah dan terlelap saling berpelukan di bawah selimut.
Sang surya sudah mulai menghilang ketika meeka mulai membuka mata dan terbangun, meeeka bergegas membersihkan diri dan menjalankan sholat lima waktu yang menjadi rutinitas mereka semenjak mereka menikah.
Keduanya keluar dari peraduannya dan melenggang keluar kearah trras mansion untuk mengambil udara sore hari yang bersih.
Terlihat Raizel habis dari luar menggunakan kuda kesayangannya memasuki halaman mansion.
Cisa menghampiri kakaknya dan memberikan pelukan sayang padanya dengan manja layaknya seorang adik.
"Kakak dari mana? berkuda di sore hari, itu kuda kesayangan kakak kan namanya siapa? apa aku juga memilikinya?" Cisa memberikan pertanyaan bertubi tubi.
"Aku hanya jalan jalan melihat beberapa tempat sebelum ke Indonesia, aku sudah memerintahkan orang yang terpercaya untuk menangani semua pekerjaan disini selama aku berada di Indonesia.
Iya itu kuda kesayanganku namanya black brawn, tentu saja kamu memilikinya dari kamu terlahir kedunia ini Ayah sama Mammy sudah menentukan kuda milikmu adalah kuda yang telah memilihmu dan kamu sendiri waktu itu memberinya nama white shadow."Raizel menceritakannya.
"Kakak boleh aku membawanya? aku ingin merawatnya?"Cisa meminta dengan mata berbinar.
"Tentu saja boleh itu milikmu dan dia akan menurut hanya kepadamu, kita akan siapkan dulu istal di sana setelah siap baru mereka akan dikirim ke sana" Raizel menyetujuinya dengan tersenyum bahagia.
Ini baru pertama kalinya dia merasakan kebahagian yang sesungguhnya biasanya dia hanya bersikap dingin dan berwajah poker.