Pesawat mulai mendarat di bandara juanda dan Raizel sudah memberi perintah pada pengawalnya untuk menjemput mereka di bandara.
Saat turun dari pesawat para pengawal sudah menunggu mereka di sebelah mobil limosin mewah milik Raizel.
Nicky yang turun dengan membopong Cisa ala bridal memasuki mobil limosin tersebut dan memangku Cisa dan menyandarkannya didadanya kemudian memeluknya erat.
Mobil itu mulai melaju membelah jalanan dan menuju mansion " sebaiknya untuk malam ini biar kalian tidur dimansion milikku saja aku kahwatir perempuan itu masih mengawasi mansion kalian." Raizel masih waspada dengan keselamatan adiknya.
"Ok.... kami akan menginap malam ini di mansion kakak ipar, oh.. ya.. kakak ipar harus segera mencari pasangan agar tidak kesepian dan juga segera memiliki anak anak seperti kami nanti pasti akan ramai" Nicky menggoda Raizel dengan sindiran itu.
" Jangan ngomong sembarangan walaupun aku itu hidup sendiri aku tidak akan kesepian seperti kata mu" Raizel tidak mau kalah dengan perkataan Nicky yang menyindirnya kesepian.
"Haahaahaa...iya iya Nicky percaya kakak tidak akan kesepian kan masih ada banyak pelayan dan pengawal yang menemani kakak?!" Nicky memutar bola matanya sambil tersenyum mendengar penyangkalan Raizel.
"Benar benar deh... lihatlah kakak ipar adik cantikmu ini walau kita begitu berisik tidak mengusik tidurnya, apa kamu tidak merasa bahwa pertahan Cisa terlalu lengah, jika ada musuh dia akan menjadi korbanya." Nicky berkata sambil mengecup keningnya.
"Kamu salah dia bukannya lengah tapi karena dia merasa bahwa dia aman bersama dengan kita maka dia tertidur dengan nyaman, kamu jangan perna merasa bahwa Cisa tidak memiliki pertahanan, sesungguhnya dia mendengar semua percakapan kita apa kamu percaya apa yang telah aku katakan" Raizel telah mengatakan kebenaran karena dati kedua orang tuanya memiliki hal hal yang unik.
Mobil itu memasuki gerbang Mansion yang baru prtama kali Nicky lihat walau pun dia tinggal disini dia jarang berinteraksi dengan warga sekitar karena dia sudah terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
Mobil berhenyi dan pengawal membukakan pintu untuk majikannya keluar dari dalam mobil tersebut.
"Apa kamar sudah disiapkan untuk nona muda dan suaminya!?"Raizel memerintahkan dan bertanya sekaligus.
"Semua sudah di urus oleh pelayan dan sudah siap untuk di tempati oleh Nona Cisa" pelayan itu berbicara dengan sedikit gemetar.
Cisa mengeliat di dalam gendongan Nicky, itu membuat Nivky melihat kearah Cisa bergerak dan membelalak kaget karena Cisa menatap kosong kearah lain."
"Honney what happen? tell me what you see?" Nicky brtanya dengan kahwatir.
Mendengar ucapan dari suaminya Cisa menoleh dan menunjukan senyum manjanya !!!.
"Suamiku ini bukan rumah kita kan? ini rumah siapa? dan kenapa kita tidak pulang ke rumah kita sendiri? Cisa memberinya pertanyaan bertubi tubi.
"Bagaimana kamu tahu kalau ini bukan rumah kita, apa kamu sudah ingat dengan rumah kita?" Nicky kembali bertanya bukanya menjawab pertanyaan Cisa.
"Emmm... ya... aku masih belum ingat bagaimana rumah kita tapi jika suatu tempat itu pernah kita tinggali pasti akan tampak familier dimata kita, tapi ini tampak asing bagiku" Cisa menjawab pertanyaan Nicky dengan cemberut karena mereka tidak pulang kerumah yang seharusnya.
"Harusnya kamu sudah tahu tadi aku dan kakak ipar membicarakannya di dalam perjalanan" Nicky mengikatkan.
"Aahh aku iangat apa yang kalian bicarakan selama perjalanan jadi ini mansion milik kak Rai, ya sudahlah kalau begitu ayo kita masuk dan tidur." Cisa mulai bersemangat lagi.
Keduanya memasuki mansion tersebut dan mengikuti pelayan yang akan mengantar mereka menuju kamar yang telah di persiapkan.
Sedangkan Raizel masih diluar untuk mengonfirmasi bahwa keadan aman dan terkendali.