Semua persiapan telah di persiapkan dan mereka sudah siap untuk berangkat ke bandara dan terbang menggunakan pesawat pribadi milik Raizel, dan mereka sudah duduk dikursi masing masing dan para pramugari sudah mempersiapkan semuanya.
Pilot memberitahukan bahwa pesawat telah take off dan dalam beberapa jam kedepan mereka akan berada di udara.
Karena kehamilanya Cisa jadi cepat sekali merasa mengantuk disetiap waktu bawaannya mau bobok terus.
Matanya semakin berat dan akhirnya dia terlelap selama perjalanan itu pun Cisa hanya tertidur pulas tidak terganggu oleh apa pun yang terdengar di telinganya.
Padahal banyak kalimat yang dibisikkan Nicky di telinganya, seperti kalimat I love you my dear Cisa and love you forever.
Melihat tingkah laku adik iparnya itu yang membisikan kata kata manis untuk Cisa Raizel tersenyum dan bertanya "Apa kamu begitu mencintai Cisa? apa arti Cisa bagi kamu? dan ceritakan padaku bagaimana kalian bisa bertemu? dan berapa lama kalian menjalin hubungan yang begitu saling mencintai?".
"Waow... kakak ipar tanyanya satu satu ! tentu saja aku sangaat aaaamaaat mencintainya (sambil membelai pipi Cisa yang Chabi).
Dia adalah matahariku dikala pagi menyingsing dan dia adalah bulanku yang menyinariku dikala malam gelapku (meandang Cisa dengan sendu).
Kami bertemu ditempat kerja, dia adalah karyawan baru di perusahaanku (pandangannya menerawang kemasa lalu).
Setelah berkenalan kami bertemu kedua kalinya di sebuah Mall dan pada saat itu aku langsung tembak dia dan pulangnya aku langsung minta ijin kedua orang tuanya untuk meminangnya, dua minggu kemudian kami menikah." Nicky bercerita.
"Bagaimana kamu bisa mengetahui bahwa kamu mencintai Cisa pada hal baru pertama kali bertemu?" Raizel kembali bertanya.
" tentu saja kita bisa mengetahuinya melaluiperasaan kita, dulu aku sering berhubungan dengan banyak wanita.. ya ..itu wanita emmmm....kamu pasti tahu wanita wanita itu sendiri yang mendekatiku dan menyerahkan diri mereka ya.. anggap saja one night stand begitu.
Tapi aku tidak punya perasaan apapun pada para wanita itu, tapi saat bertemu pertama kali bertemu Cisa ada sesuatu di diriku yang bangkit dengan sendirinya, ada getaran yang tidak biasa dan tidak bisa dijelaskan dengan kata kata" Nicky tersenyum melihat Cisa yang tertidur dengan pulas disampingnya.
"Sebaiknya kamu baringkan Cisa di kamar sana agar tidurnya nyaman dan tidak pegal pegal saat bangun" Raizel menyarankan pada Nicky.
"Baiklah akan aku pindahkan Cisa dulu ya kakak ipar nanti aku akan segera kembali" Nicky membopong Cisa ala bridal masuk kedalam kamar yang tersedia di pesawat pribadi itu.
Dibaringkannya Cisa diatas ranjang dengan lembut kemudian diselimutinya hingga dada, setelah itu mengecup kening, kedua mata, kedua pipi dan yang terakhir mengecup bibir ranum Cisa.
Nicky keluar kamar dan kembali ketempat duduknya dan mulai berbincang dengan Raizel kembali seputar pekerjaan dan juga bertanya akan tinggal dimana selama di Indonesia.
" Kaka akan tinggal bersama kan? mansion kami cukup besar dan banyak kamar juga yang masih kosong"Nicky memberi penawaran.
"Tidak perlu aku sudah punya mansion sendiri, selama ini aku sudah membeli mansion di sebelah kalian, jadi tidak perlu kahwatir" Raizel berbicara tenang dan santai.
"Kenapa kakak nggak bilang sama kami jika punya mansion di sebelah kami kan kami bisa mengunjungimu sering sering, ya bagus kalau begitu jadi kakak adalah tetangga kami?!" Nicky tertawa bahagia.
"Aku tidak memberitahu kalian karena aku nggak mau mengganggu rumah tangga kalian yang masih baru kalian jalin" Raizel dengan penuh rasa pengertian.
Sisa waktu perjalan mereka pun mulai memejamkan mata mereka karena mengantuk dan tertidur.