Chereads / Dibalik pasangan sempurna / Chapter 5 - Kecelakaan

Chapter 5 - Kecelakaan

"Bu, aku mulai menikmati disini, semalam akau menyadari banyak hal indah yang belum pernh aku nikmati sebelumnya" Yurika menatap sarapannya dengan penuh makna, ibunya terdiam menunggu kelanjutannya " aku melihat kunang-kunang san langit yang luas dihiasi bintang diantara cahaya bulan sampai ketiduran dekat jendela, ketika aku terbangun untuk memindahkan tubuhku keranjang aku melihat seperti sosok tunggi berhubah bertengger didahan pinus yang paling dekt dengan kamarku, tapi aku sadar aku beehalusinasi" ia mengakhiri ceritanya dengan senyum sambil menyeruput susu instan di hadapannya, tak lupa mengintip ekspresi ibunya, namun tak ada yg terjadi selain tatapan aneh dari ibunya sembari merapikan taplak meja, di meja makan yang bergesee karena Yurika terlalu bersemangat, kemudian ibunya bertanya "apa rencanamu mulai hari ini?! " yurika menatap ibunya penuh tanya, "bukankah ibu lebih tau? Dan sudah menyiapkannya?! Yurika mengintip ibunya penuh selidik sambil tersenyum licik

"Baiklah persiapkan dirimu agar sehat, ibu akan mengtur semuanya, sementara nikmati hari-harimu disini sebelum menjalani operasi" obunya mengingatkan sambil meninggalkan meja makan menuju halaman belakang, tidak ada yang sitimewa di halaman belakang selain semak belukar yang menjulang tinggi, beberapa aada yang merambat samapai tembok pagar yang memisahkan rumah ini dengan beberapa gubuk, tak luput dari pohon pinusnya, ketika semua sibuk debelakang terdengar panggilan dari pinty gerbang yang tertutup, Parto segera berlari melihat siapa disana, ia mendaapati seorang wanita sedang memegang nampan berisi bermacam sayuran hasil kebun sekitar, " Parto, aku dengar majikan lamamu telah kembali kesini, aku ingin memberikan sedikit sayuran ini, hanya ini yang aku miliki" wanita itu menyodorkannya pada Parto yang duterima dengan semangat, Murni melihat hal itu dan segera menghampiri di iringi Nyonya dari belakang yang penasaran, kemudian dengan ramah Nyonya mempersilahkn mereka untuk masuk, menghidangkan secangkir teh, sekalian mereka beristirahat, mereka berbincang-bincang banyak hal, semtara Yurika sibuk dengan laptopnya.

Jauh di tengah hota yang hiruk pikuk, Nyonya Wilia sedang sibuk mengurus semua mata-mata yang ia sewa untuk menyelidiki kehilangan Nyonya Susan, sementara di kantor Tuan Yuda sedang dihadapkan ada kerugian material akibat kelalaian seorang mandor, sementara yumarika sedang mengikuti penerimaan mahasiswa baru disebuh perguruan tinggi swasta pavorit di kota itu, dia sangat senang apalagi menyadari saudara tirinya tidak lagi ada untuk berebut dan bersaing banyak hal dengannya, yang paling merasa kehilangan adalah saudata laki-lakinya Yugana, ia tidak pernah membenci Yurika, dia bahkan menyayangi sepenuh hati, karena Yurika memilik kepribadian yang menarik, semua orang menyukainya, selain memiliki wajah yang menawan, sebenarnya Yurika memiliki mimpi menjadi seorang model, hanya saja tidak mendapat dukungan dari siapapun kecuali dari Yugana, sementara Yumarika adalah gadis manja yang cengeng, sedikit angkuh.

Di villa Nyonya Wilia, "mandor itu hampir saja menjatuhkan reputasiku, bagaimana mungkin dia membeli bahan-bahan dengan kualitas rendah agar mendapat untung yang lebih banyak dibelakangku?! "Tuan Yuda terlihat frustasi, "itu masih bisa ditangani sayang, tapi keberadaan anak dan istrimu yang lain sungguh membuatku muak" Nyonya Wilia mulai tidak sabar kemudian Yugana muncul di ambang pintu " aku harap ibu bukan dalang dibalik ini semu! " ia memperingatkan

"Bagaimana kamu bisa menuduh ibumu? Disaat ibumu berusaha mencari keberadaannya?! Anak siapa kamu?! " emosi Nyonya Wilia memuncak

"Sudahlah bu, jangan dengarkan omongan Kak Yugana, dia memang lebih peduli pada Gadis liar itu daripada kita" Yumarika benar-benar seperti ibunya, tahu membuat situasi semakin panas, "sudah cukup" Tuan Yuda menengahi smbil bangkit menuju kamarnya dengan rasa lelah yang melanda tubuhnya, sadar ia tak lagi muda yag kuat, kokoh, sekarang ia sudah menginjak usia 50, tahun, tapi semua beban makin terasa menghimpit, kecemasan terlukid jelasa diwajahnya, cemas akan sesuatu yang bukan miliknya akan direbut pemiliknya.

"Yurika, sebaiknya kita mempercepat rencana kita, besok kita akan ke kota banyak hal yang harus kita urus" Nyonya Susan menyadarkan putrinya yang sedang melambungkan angannyajauh tinggi di dalam laptopnya, tentu saja ia sedang menulis beberapa paragraf cerita pendek, Yurika hanya mengangguk yakin, ia jadi teringat mimpinya untuk menjadi seorang model kala itu tak satupun yang mendukungnya, " bu, jika aku ingin menjadi model setelah operasi, bagaimana?!" takut-takut Yurika menatap ibunya " kali ini ibu tidak keberatan, ibu akan mendukungmu sepenuhnya, dulu semua karena kuasa ayahmu, ibu tidak bisa apa selain mengikutinya, sekarang kita sudah berbeda" kata-kata ibunya membuat jantunya berdetak tak karuan semangat membara, mata berbinar "terimakasih bu" hanya kata terucap, namun ibunya menyadari putrinya sedang berbahagia, iapun merasa bahagia untuk putrinya. Semakin larut angan-angannya semakin melambung, hari sudah gelap ketika ia sadar kunang-kunang menempel di jari kakinya ia mendekati menelitu lebh jauh tentang mahkluk mungil itu "seperti malaikat yang membawa sinarnya, sinar untuk menerangi jalannya sendiri" ia bergumam dan sangat tersentuh, seketika ia ingin dirinya bisa seperti kunang-kunang bisa menerangi dirinya sendiri maupun sekitar, mampu menjadi cahaya dalam ke gelapan, matanya menerawang jauh berbinar, namyn semuanta buyar ketika sekelebat bayangan muncul tak jauh dihadapannya, sejenis burung, sejenis kelelawar, agak besar, ia tidak bisa menganalisis penglihatannya itu, sontak terkaget hampir membanting laptopnya, menyadari itu Parto bergegas mengingatkan " sebaiknya nona masuk, ini susah malam, diluar ada banyak mahkluk malam seperti burung liar, tapi tenanglah itu tidak berbahaya"

Yurika masih terpaku, sebelum bangkit dan berlari kecil menuju raung tamu dengan cahaya senter, mereka harus bisa menghemat ganset. Jauh di lubuk hatinya, ia masih menerka-nerka burung apakah itu?! "Istirahatlah lebih awal besok kita akan berangkat pagi- pagi" ibunya mengingatkan sambil mengusap rambut putrinya. Yuruka tersenyum, bergegas menuju kamar, ia menutup pintu membuka tirai sekali lagi ia menikmati pemandangan ini, tak lama akhirnya ia memutuskn untuk tidur, beberapa lama kemudian ibunya memasuki kamarnya dan menemani putrinya tidur hingga pagi menyapa mereka, setelah sekian bnyak kegiatan yang dilakukan dirumah ini, itu cukup mengurangi aura dingin dan lembabnya, menjadi lebih hangat beberapa warga yang melintas juga sering mampir sekadar bertegur sapa, begitulah warga desa, mereka saling peduli satu sama lain. Setealah sarapan mereka meninggalkan rumah itu untuk pergi ke kota, banyak hal yang harus mereka urus di antaranya mengambil investasi emas, menjual, membuat parpor, selain itu tidak lupa mereka membeli beberapa perlengkapan dapur, saat berada di pusat perbelanjaan tak sengaja salah satu mata-mata Nyonya Wilia melihatnya, tentu saja langsung melapor, namun dengan gegabah Wilia menginstruksikan untuk membobol rem mobil mereka, dengan sigap sang mata-mata menjalankan tugasnya dengan baik. Sekian lama kemudian Yurika dan ibunya terlihat membawa belanjaan san menaiki mobil sang mata-mata masih mengawasi sampai mobil itu berlalu hingga disebuah jalanan yang agak sepi mobil kehilangan kendali menabrak pagar pembatas jalan, tergelincir kedalam jurang namun sebelum iry terajadi Nyinya susan sudah mengingatkan untuk membuka pintu segwra settelah mobil oleng, ketika mobil memasuki semak mereka keluar dari mobil menghempaskan tubuhnya ke semak-semak, karean sebuah keberuntungan besar mereka bisa selamat tanpa terluka parah selain lecet-lecat ringan, sementara mobilnya masih tersangkut batang pohon, karena tak ada pikihan lain Nyonya Susan berusaha meraih apapun yabg bisa diraih dari dalam mobil, untungnya tas dan surat-surat penting ada dalam tas selempang yang masih melekat ditubuhnya, lalu mereka menyusuri tepian kali, membasuh luka berusaha agar terlihat baik-baik saja dihadapan orang-orang, dengan ini ia akan terlihat seperti mati dalam kecelakaan, ini akan memudahkn rencana mereka untuk menyusup, karena ia tau kecelakaan ini adalah ulah dari Wilia.