Nyonya Wilia sibuk dengan smartphonenya ketika artikel berita menyita perhatiannya, perlahan melepaskan tangannya dari Tuan Yuda dengan ekpresi sedijit tegang sembari membenahi posisi berdurinya,
Berita yang tertera " Kecelakaan tunggal tanpa jejak" menjelaskan sebuh kecelakaan mobil tunggal yang terjadi di pinggiran kota dekat sebuah jurang yang curam, namun tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan ataupun korban, yang bisa diselidiki hanyalah plat mobil, dengan sudah payah para kru memeriksa mobil itu di bawah jurang dengan beragam alat bantu, melihat plat mobil yang tertera Nyonya Wilia tersenyum puas, Tuan Yuda menatap istrinya penasaran kemudian merebut ponsel itu darinya, memutar ulang tayangan berita tersebut Tuan Yuda bangkit mrnghentakkan kursi yang di dudukinya, ekpspresinya gelap dengan mulut terkatup alis berkerut, jelas ia tidak senang dengan berita ini " Ini mobil yang digunakan Yurika dan ibunya, bukankah begitu?! Apa ini rencanamu????!!! "
Tuan Yuda mulai garang, menatap istrinya penuh kemarahan terpancar jelas dari mata dan aura tubuhnya,
"Apa kamu sadar dengan prilakumu?! Apa kamu pikir semua semudah bayanganmu?? Tidakkah kamu memikirkan reaksi dari keadaan ini? Jika mereka mengetahui siapa pemilik mobil itu, dan ternyata adalah kerabat dari kita, istri dan anak sahku, apa yang akan media pikirkan tenyang kita dan perusahaan?! Dan tidak menutup kemungkinan masalalu mereka akan muncul kepermukaan, itu sangat berpengaruh terhadap kita"
Tuan Yuda terlihat prustasi, memegang pelipisnya, mencoba menenangkan diri,
Sementara Nyonya Wilia masuh bersikukuh dengan pikirannya, tanpa membantah, ia hnya menikmati kejadian itu
"Keluarlah, aku ingin sendiri" Tuan Yuda memerintah istrinya tanpa menoleh,
Dengan patuh Nyonya Wilia keluar kamar, menuju kamar Yumarika, masuk sembarangan tanpa mengetuk pintu, didambut dengan ekpresi tak senang putrinya
"Ibu, ini area pribadiku, bisakah ibu menghhormati privasiku?!
"Sejak kapan ibu harus berlaku begitu terhadapmu? Apa yang kamu sembunyikan di belakangku? " ibunya terheran, tidak biasanya putrinya begitu
"T... tidak ada bukan brgitu makudku, hanya saja, aku kaget, " Yumarika menyadari posisinya berkata dambil menunduk
"Ibu punya cerita bagus untukmu, Telah terjadi kecelakaan, kepada saudara tiri dn ibu tirimu itu, jadi nikmatilah kemenangamu, raihlah apa yang menjadi milikmu, bukankah kamu ingin memenangkan Jimy Longe? " ucapan ibunya membuat Yumarika melongo dengan mata terbelalak,
"Benarkah bu? Oooh Tuhan,,,, "terligat jelas binar di mata putrinya, Nyonya Wilia menikmati itu,
"Ya sudah, lanjutkan urusanmu, ibu akan keluar" ibunya beranjak menuju pintu dan menutupnya, sesaat tatapannya bertemu dengan Yugana,
"Apa semua rencanamu berjalan mulus bu? Kamu terlihat seperti pemenang lotre yang luar biasa" Yugana menatap ibunya dengan tatapan mengejek, sebelum membuka pintu kamarnya dan maduk tanpa erduli dengan kelanjutan dari ibunya, ia tidak pernah suka ibu dan adiknya menindas saudara tiri mereka, seperti apapun tindakan ibunya, Nyonya Wilia dan Yurika tidak pernah melawan atau membalas, meskipun ia mendengar sejarah kenapa kedua sosok itu bermusuhan, ia tidak ingin dendam itu berlarut-larut, bagaimanapun semua sudah terjadi dan saat ini merkea adalah satu kelurga.
"Dasar anak tidak tahu diri" Nyonya Longe mendengus, menuju kamaranya membanting ointu dengan keras, sebelum Tuan yuda menyusul ke kamar
" apa tidak cukup kamu menghancurkan keluarga ini? Apa kamu ingin menghancurkan pintu dan rumah ini juga? " Tuan Yuda menatap tajam istrinya, emosinya tidak stabil ia tersinggung pada sesuatu yang sederhana,
"Apa kita sangat miskin, hingga kamu harus marah-marah hanya karena aku membanting pintu ini? Apa itu membuatmu merasa puas?!" Nyonya Wilia tidak kalah sengit.
Pagi-pagi Jimy sudah siap untuk berangkat ke kantor ditemani ayah dan ibunya, hari ini adalah hari pengumunan posisi untuknya, jam 9 pagi semua direksi yang mewakili sudah berada di ruang pertemuan, mereka hanya perlu menjadi saksi dalam pengalihan jabatan ini, ada sekitar 20 orang yang hadir, semua terkagum dengan bos baru mereka, begitu gagah, berwibawa prnyh kharisma, decak kagum terlontar dari setiap perwakilan yang hadir, sungguh sempurna, tentu saja ia juga memiliki sebuah asisten pribadi, selain itu akan ada sekretaris, hanya saja belum menemukan kandidat yang tepat, proses itu hanya terjadi tak lrbih dari 30 menit, sebelum semua kembali ke ruang kerja masing -masing, mereka sangat menantikan bos barunya, bagaimana ia akan memimpin perusahaan ini menjadi semakin maju.
Sementara, Villa Nyonya Wilia,
Seperti biasa, semua telah berkumpul di meja makan untuk sarapan, tentu saja tanpa Yugana, tapi mereka tak lagi peduli akan hal itu, sudah biasa,
" hari ini ibu akan menemanimu ke kantor " Nyonya Longe membuka percakapan, untuk mengingatkan putri dan suaminya atas kesepakatan kemarin,
"Tebtu saja bu, aku merasa gugup" Yumarika merespon dengan santai,
Tuan Yuda tidk bergeming dengan koran tepat didepan wajahnya, itu artinya ia sudah menyiapkan sesuatu,
Beberapa saat kemudian mereka tiba dikantor, semua pandangan tertuju pada mereka.
Sesaat kemudian semua bawahan di arahakn untuk berkupul di aula, ada sedikit briefing, saat itulah di umumkan bahwa Yumarika akn bergabung dengan mereka, dan posisinya adalah sekretaris manajer pembangunan, jadi tugasnya untuk mengurus prosedur bangunan, bahan-bahan yang diperlukan, harga, dan lain-lain, sesuatu yang sama sekali tidak dipahaminya, semua orang yang hadir disana kaget, mereka tahu ini sedikit tidak masuk akal, tapi mengingat ia adalah putri bos, tidak ada yang berani untuk membantah, hanya beberapa direksi kuat yang berani berpendapat
" kami tidak meragukan keputusan Tuan, hanya saja apa itu tidak terlaly membebani Nona? Ia baru lulus sekolah belum memiliki pengalaman, saya hanya takut Nona merasa tertekan"
seorang pria sedikit tua, usianya sekitar 50 tahun, mencoba bernegosiasi dengan halu,
"Anggap saja dia sedang belajar" begitu ucapan Tuan Yuda, berarrti cukup untuk menyangkal, keputusan ini sudah mutlak,
Sesaat kemudian kerumunan bubar, kembali melakukan pekerjaan masing-masing, ketika mereka di kagetkan oleh segerombolan polisi di iringi security mereka, langsung menuju ruangan utama Tuan Yuda,
Seluruh wajah penuh tanda tanya, apa yang sedang terjadi, tidak lebih kaget dari os mereka sendiri,
"Tuan, ada tamu dari kepolisian yang ingin bertemu anda dan keluarga" begitu suara sekretaris dari ruangan sebelah, sebelum mereka dipersilahkan masuk,
Mata mereka bertemu, Yumarika dan Nyonya Wilia sedikut bergetar, sembari menatap mereka satu persatu
"Tuan, kedatangan kami, hanya untuk menginformasikan sebuah kecelakaan tunggal, setelah kami cek pemilik kendaraan itu atas nama Tuan Yuda, jafi kami ingin memadtikan apakah anda kehilangan sanak keluarga?! Karena kami tidak bisa menemukan siapa pun di lokasi kejadian," Kepala polisi itu menyerahkan dokumen penyelidikan,
"Sejayh ini saya belum mendengar berita apapun dari siapapun pak, sebelum anda kemari, hanya saja, beberapa hari ini istri tertua saya memang sedang dalam perjalanan jauh mengunjungi kelurganya bersama dengan putri kami..... "
Tuan Yuda mulai mengontrol dirinya, terlalu aneh jika dia biasa saja setelah berita ini, ia mulai memegang dokumen itu dengan ekspresi keberatan yang susah dipercaya,
" bisakah kalian menemukan mereka?!" Ruan Yuda mulai berakting, meskipun di lubuk hatinya ia merasa bersalah dan kehilangan, tapi pada kenyataannya, ia harus mengabaikan rasa itu, jadi saat ini ia hanya pura-pura kehilangan.
"Kami akan berusaha" Kepala polisi itu beranjak berpamitan, di iringi bawahan dan security perusahaan,
"Apa yang akan terjadi jika mereka menemukan kamu lah dalangnya? " Tuan Yuda mulai panik
"Tenanglah, mereka sulit mendapat bukti, mobilnya sudah hancur, bagaimana mereka tahu jika Remnya sudah di rusak? " Nyonya Wilia masih bersikukuh,
Diluar ruangan, para karyawan terlihat ramai, mereka juga meligat berita yang tersebar di internet, beberapa berita juga dudah mengidentifikadi itu adalah mobil salah satu keluarga Yuda, mereka bisa menebak siapa korbannya, mengingat Nyonya wWilia dudah lama tidak menampakkan diri di kantor dengan alasan cuti kerja.
Berbagai opini terlontar di antara mereka.