Di dalam rumah hutan Parto sedang was-was menatap keluar jendela dapur, memikirkn tuan mereka yang harusnya kembali kerumah sebelum menyiapakan sesuatunya ke luar negeri, Murni menghampiri "Tenanglah, semua akan baik-baik saja, kita tahu mereka tidak lemah" Parto tersenyum berpaling ke dapur melanjutkan masakan makan malam mereka sementara Murni menunu kamar Yurika untuk menutup tirai jendela karena hari sudah gelap, namun tatapannya di kacaukan oleh se sosok mahkluk tinggi besar berjubah hitam, tidak terlihat wajahnya, bertengger di dahan pinus dekat dengan jendela kamar, sontak membuat Murni syok tersungkur di kaki ranjang sebelum membenamkan kepalanya di antara lututnya tidak mau dan tidak berani untuk mastikan apakah itu, jantungnya berdetak keringat dingin mulai menjalar, kaki lemas bergetar tidak snggup ubtuk berdiri untuk sekian menit, Parto menyadari istrinya tidak muncul mulai mendekati kamar Yurika dan menemukan Murni sedang tersungkur di lantai, menyadari itu, ia tergopoh-gopoh mendekati menanyakan apa yang terjadi, namun tak di dapat jawaban apapun selain tampang syok istrinya, ia segera me mapah Murni keluar saat melewat kaca Murni menoleh ke arah kaca di ikuti tatapqn Parto, Murni lega ia tidak menemukan apapun disana, sebelum turun Parto menghentikn langkah untuk menutup tirai itu rapat-rapat, dibawah di ruang makan Murni hanya terdiam, Parto menanyakan lagi "apa yang terjadi?"
Murni hanya menerawang ke arah jendela yang tirainya sedikit terbuka "tadi ada sesuatu..... " ia tidak melanjutkan ucapannya seolah takut itu hanya menjdi sebuah lelucon. " kita sudah berada di wilayah ini cukup lama, tidak pernah terjafi atau terdengar hal yang aneh, berhentilah berasumsi" Parto mengingatkan smbil memegang tangan istrinya yang sedingin es, "tapi beberapa mitos mengatakan... " sebelum Murni selesai dengan kata-katanya Parto menyela " Aku tahu, untuk dunia yang seluas ini, apa kamu berpikir ini hanya milik kita?! aku tidak menampik pada kemungkinan lain, tapi selama kita tidak saling merugikan dn bisa saling menjaga, semua akan baik-baik saja" Parto mengakhiri ucapannya dengan peringatan tersembunyi.
Murni menyadari maksud ucapan suaminya dan terdiam, berusaha mengingatkan diri sendiri bahwa itu hanya halusinasi. "Sudahlah sebaiknya kita makan, agar bis istirahat lebih awal, jangan menyiksa dirimu dengan pikiran negatif, itu tidak baik"
Murni hanya mengangguk mengerti lalu menuju dapur untuk menyantap makan malam mereka.
Didalam bangunan bukit seberang " dari wajahmu terlihat, kamu tidak menemukan apa yang sudah dicari" Tuan Longe menggoda Jimy
"Kapan aku bisa membohongimu ayah?! " nada itu terdengar pasrah, Tun longe hanya menatao sekilas putranya sambil berlalu tanpa syarat di ikuti tatapan Jimy hingga menghilang di pintu, tatapan Jimy masih menerawang jauh, berusaha mengingat wajah gadis itu, namun tidak mampu, yang paling mudah ia lakuian adalah mengingat aromabtubuh gadis itu, yang tidak bisa ia temukan araoma pada tubuh lain, namun kedatangannya hari ini kerumah itu tidak menadapatkan hasil, tidak ia temukan aroma itu meski disana ada beberapa orang namun aromanya berbeda, jadi ia kembali dengan kecewa, "Gadis yang misterius" bathinnya.
"Jimy, besok ibu akan ke kotaada beberapa hal di perusahaan yang harus ibu tangani, ayahmu tidak bisa hadir karena mengunjungi saudara jauhmu, jadi kamu harus ikut" ibunya tiba-tiba muncul membawakan segelas daging rusa segar, dengan segelas minuman merah pekat
" apa ada perayaan?! " Jimy bertanya menatap hidangan didepan matanya, sejak mereka memutuskan untuk vegetarian, jarang sekali mereka menikmati minuman segar ini, tapi sesekai memang dibutuhkan untuk menjaga stamina, bagaimanapun bangsa mereka berbeda dengan manusia jadi tidak bisa dipaksakan secara alami, tapi usaha dan komitmen mereka patut di acungi jempol, ibunya hanya tersenyum sambil berlalu.
Sepanjang malam ia tidak memejamkan mata, sebenarnya itu tidak dibutuhkan karena saat malam seharusnya mereka adalah berburu, semenjak mereka berbaur dengan manusia mereka berusaha mengikuti aturan dunia manusia.
Tepat tengah malam Yurika dan ibunya tiba di bandara segera mencari taxi untuk ke losmen yang sudh mereka pesan secara online, tidak mewah hanya berupa penginapan sederhana, jadi mengingat biaya yang mereka tidak banyak mereka harus bisa mengatur ke uangan se efisien mungkin, malam itu juga Nyonya Susan menghubungi klinik dan dokter ahlinya, mereka sepakat untuk bertemu besok siang di klinik, jadi saat ini mereka harus beristirahat segera, mereka sangat lelah, sebelum itu "Yuri, maaf jika ibu membawamu kesini" ibunya berkata dengan menatap langit2,Yurika menoleh penuh pengertian "aku paham bu, kau mengerti uang yang kita miliki tak banyak, dan negara ini adalah negara yng paling murah harganya, aku juga tahu kualitad disini tidk kalah dengan negara lain" ibunya tersenyum puas dan mereka terlelap sampai pagi, tersadar ketika seseorang mengetuk pintu kamar, pelayan membawakan sarapan mereka menyantap itu setelah mandi bersiap untuk berangkat, jarak yang mereka tempuh dari losmen itu tidak terlalu jauh hanya 10 menitan menggunakan taxi, ternyata merek tiba lebih awal dari janji, tidak lama kemudian dokter ahli bedah tiba, langsung menyapa dwngan senyuman sebelum menghampiri, "halo, saya dokter jean, "sapanya mengulurkan tangan, "saya sudah mendengar tentang anda dari asiten saya"lanjutnya
Yurika hanya menatap dengan senyum tipis sebelum menjabat tangannya,
"Saya sungguh senang anda meluangkan waktu untik kami sesegera ini" Nyonya Susan terlihat bersemangat,
Mereka langsung menuju inti permasalahan, setelah berbincang dan negosiasi mereka menemukan kesepakatan dan akan memulainya besok pagi, Yurika merasa gugup jantungny seakan terlepas dari tempatnya, dengan pipi memerah, ibunya memperhatikan itu dan mulai menggoda, sebenarny mereka ingin berjalan-jalan menikmati perjalanan anggap saja liburan, tapi ke adaan terlalu mengkhawatirkan jadi mereka mengurungkn niat, tersadar nyawa mereka masih terancam jika keluyuran dengan identitasnya saat ini, akhirnya mereka memutuskan kembali ke losmen untuk istirahat sebelum mulai perjuangan panjangnya.
Villa Nyonya Wilia, pagi itu suasana sangat berbeda semua terlihat bersemangat untuk hari itu, semua memiliki kesibukan namun pertemuan Tuan Yuda siang ini dengan seorang pengusaha terkenal membuat seisi rumah bergetar dengan angan-angan mereka, terutama Nyonya Wilia dan putrinya Yumarika, sebelumnya mereka sudah mendengar sedikit tentang perusahaan keluarga Longe, sebuah perusahaan yang memiliki banyak cabng dalam berbagai bidang seperti hotel, villa, dan lain sebagainya, jadi jika mereka mmpu bekerja sama, ini artinya banyak proyek yang mereka dapat kerjakan selain itu keluarga Longe memiliki seorang putra satu-satunya bernama Jimy dan seorang putri bernama Yuna, bisa dipastikan apa yang mereka pikirkn, tentu saja menjodohkan Yumarika, sebuah bisnis yng sangat menjanjikan, merek berbinar, mereka antusias menyambut kedatangan perwakilan keluarga Longe seperti akan menghadiri sebuah undangan pertunangan "ibu, aku gugup sekali, lelaki seperti apakah yang akan aku temui?! Kalo buruk rupa aku tidk mau" Yumarika mulai merengek, " jika dia tertarik padamu, itu tidak akan buruk bagimu dan keluarga kita" Tuan Yuda menatap putrinya dari sepyon atas mobil, sementara ibunya tidak berkomentar, 30 menit kemudian mereka tiba dikantor semua bawahan terkesima melihat kekekompakan keluarga ini, bahkan lupa ada pihak keluarga yang terabaikan dan nyaris terbuang yaitu Yurika beserta ibunya yang tidk laun adalah pemilik sah perusahaan ini.
"Mungkin pertemuan Bisnis kali ini adalah pertemuan yang sangat berpengaruh terhadap perusahaan, lihat saja ibu anak itu juga muncul dengan elegannya" begitu opini beberapa bawahan sari kejauhan. 10 menit kemudian mobil mewah keluaran eropa bwrhenti tepat di depan pintu utama disambut oleh security, sesosok wanita berusia sekitar 30 tahun melangkah turun dengan anggun dari mobil di ikuti seorang pria dari pintu kemudi, segera menyerahkn kunci kepada security untuk mengurus parkir mobil, semua mata tertuju pada mereka berdua, seorang wanit cantik, tinggi, anggun mengenakan rok selutut berbahan beludru berwarna merah gelap dj atasan kemeja polos di balut jas hitam, dengan kacamata bertengger di kepalanya, sementara sang pria mengenakan setelan jas abu-abu dengan rambut yang tertata rapi, sangat berwibawa, resepsionis terbata terkesima, sebelum akhirnya sadar dan mengantar tamu mereka ke ruang tamu sang direktur Tuan Yuda.