Chereads / Señorita : The Evil Symphoy / Chapter 27 - The Evil Symphony

Chapter 27 - The Evil Symphony

Sebuah renungan, tentang jodoh yang sudah di takdirkan dan di gariskan. Tak perlu gelisah, apa lagi resah~

Karena jika saatnya tiba, ia akan datang menghampirimu. Tak perlu mencari hati yang lain, karena hatimu sendiri yang akan menuntunmu padanya.

Dan jika saat itu tiba, rengkuh ia dengan sepenuh jiwamu. Jangan lepaskan, atau sakiti. Tarena ia yang akan melengkapimu

============

Rachel masih terkejut. Orang yang ingin ia temui, orang yang menolongnya dua kali. Adalah Lucas. Di malam yang sama saat ia menjual Biolanya, Lucas lah yang menolongnya. Semua ini membuat Rachel bingung, sisi mana sebenarnya dari Lucas yang harus ia kenali. Alasan apa yang membuat Lucas mau menolongnya. Rachel berpikir, mencari alasan Lucas menolongnya. Tapi semua buntu.

" Shawn, bawa dia ke ruangan. Aku akan pergi dan bersiap sebentar ... "

Lucas langsung pergi meniggalkan Rachel, ia berjalan menuju tangga dan naik ke kamarnya. Ia berjalan dengan santainya tanpa melirik ke belakang. Rachel masih terdiam sampai akhirnya Shawn menghentikan lamunanya.

" Selamat malam Nona, senang bisa bertemu dengan anda lagi ... "

Shawn membungkuk dan memberikan perintah dengan tangannya, seketika pelayan yang berjajaran itu sudah menyebar dan melanjutkan apa yang tengah mereka kerjakan sebelum ke datangan Lucas. Sebagian banyak pelayan perempuan ada yang langsung membersihkan ruangan. Sebagian lagi entah pergi kemana, sebagian besar pelayan sudah tak terlihat.

" Silahkan ikuti saya Nona, saya akan mengantarkan anda ke ruangan anda ... "

Shawn sudah beranjak untuk mengantarkan Rachel ke ruangan seperti yang di perintahkan Lucas, tapi Rachel membatu. Ia menghadang jalan Shawn dan membuatnya berhenti.

" Apa benar? Lucaslah yang menolongku malam itu? Lucas itu tuanmu Shawn...? "

Rachel langsung memberondong Shawn dengan banyak pertanyaan, tak mudah menerima dua fakta yang bertolak belakang sekaligus. Orang yang kejam padamu adalah orang yang juga membantumu. Itu yang tengah ia pikirkan. Otaknya menolak keras atas fakta siapa penolongnya sebenarnya.

" Nona, seperti yang Nona lihat sendiri. Tuan saya hanya satu, Tuan Lucas. Sebaiknya Nona segera mengikuti perintah Tuan. Beliau bukan orang yang sabar dalam menunggu, apalagi menerima pembangkangan. Mari ikuti saya ... "

Shawn langsung menuntun Rachel menuju ke sebuah ruangan. Rachel bisa melewati ruangan yang pernah ia huni. Ruangan di lantai bawah dengan pintu kayu yang sangat besar. Rachel masih ingat saat ia terbangun di pagi hari, saat itu ia sangat bersyukur karena selamat dari percobaan pemerkosaan malam itu. Tapi, sekarang ia juga mendapati kalau penyelamatnya sama saja seperti orang yang mencoba memperkosanya saat itu. Hanya saja sekarang ia sendiri yang menyodorkan diri.

Rachel semakin masuk ke dalam dan melihat sekeliling rumah Lucas. Dinding dengan banyak arsitektur yang sangat Yunani. Padahal dari luar, rumah ini nampak modern seperti bangunan kastil di era milenial. Tapi ketika semakin masuk dan terkesiap dengan arsitektur yang sangat elegan. Banyak sekali detail bangunan dengan tampilan daun zaitun yang sering di gunakan sebagai mahkota yang di pakai dewa dewi Yunani. Mahkota daun zaitun melambangkan kejayaan. Dengan warna putih bersih selayaknya awan, tiang tiang rumah ini begitu besar seperti coloseum.

" Masuklah Nona, di dalam sudah ada pelayan lain yang akan melayani anda " Shawn membuka pintu ruangan dan menuntun Rachel untuk masuk, sekarang ia sudah memasuki ruangan yang sangat luas itu. Ruangan yang sangat luas, tapi penuh sesak dengan gaun gaun yang tergantung di setiap sisi. Semeua tertata rapi. Gaun di gantung dengan sangat terorganisir, Rachel bisa melihat di sisi kiri di gantunglah gaun gaun yang panjangnya hanya sampai lutut, gaun gaun itu di urutkan sesuai warna. Di sisi yang berlainan tergantunglah gaun gaun yang lebih elegan. Gaun panjang layaknya gaun seseorang yang menghadiri Meet Gala. Gaun eksotis dan mahal, tertata rapi. Lagi lagi di urutkan sesuai warna. Rachel bisa melihat semua gaun itu memenuhi ruangan dengan semua warna yang tak bisa lagi di sebutkan.

Di dinding yang kosong, terdapat kaca besar dengan lampu sorot yang sangat terang. Di samping meja itu berdirilah seorang perempuan paruh baya, umurnya mungkin empat puluh tahunan akhir. Perempuan dengan rambut keemasan, dia bukan orang pribumi. Keriput di wajahnya yang tak lazim di usia empat puluhan. Wanita itu mendekati Rachel, ia juga bisa melihat Shawn yang mengangguk ke arah perempuan itu. Seolah mereka berbicara lewat mata.

" Ini pekerjaan penting untukku malam ini Shawn....? "

Wanita itu sudah berhadapan dengan mereka berdua, sangat dekat untuk memulai obrolan basa basi seperti barusan. Wanita itu melihat penampilan Rachel dari atas sampai bawah, menilik dan mengobservasi akan seperti apa Rachel nantinya.

" Kamu harus membuat Tuan Lucas puas, karena ini adalah acara penting.. " Shawn menjawab pertanyaan wanita itu dengan perintah, bukan seperti jawaban yang ia inginkan. Kemudia Shawn berbalik ke arah Rachel " Nona Rachel, perkenalkan wanita ini. Dia adalah kolega Tuan Lucas, namanya Teresa. Dia yang akan mengurus penampilan anda malam ini .. "

Rachel tersenyum ke arah perempuan yang bernama Teresa itu. Teresa sedikit kaget melihat senyum ramah Rachel, tapi ia tak bisa menolak untuk membalas senyuman tulus Rachel itu. Teresa kemudian mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Rachel, uluran tangan itu di sambut dengan kegugupan oleh Rachel. Wanita di depannya itu, terlalu memukau di matanya.

" Senang bertemu denganmu Rachel, percayalah. Akan ku buat Lucas membuka mulutnya lebar lebar saat melihat kecantikanmu nanti ... " Teresa tertawa ketika ia membayangkan wajah dingin Lucas yang akan terkaget kaget melihat hasil akhir penampilan Rachel.

" Sebenarnya, aku tak tau kenapa aku harus berdandan. Apa ada hal penting yang akan di lakukan Lucas malam ini? Hingga akan memalukan baginya jika aku tampil biasa saja, ehm maksudku aku tak nyaman dengan gaun gaun mahal itu. Gaun ini sudah cukup untukku ... " Rachel berbicara pelan dan hati hati, ia tak mau menyinggung siapapun. Apa lagi, Teresa yang jelas jelas menyambutnya dengan ramah. Ia benar benar tak bisa menggunakan gaun mahal dan mewah, terlebih mereka terlihat tak nyaman di pakai. Terlalu banyak kulit yang terekspos.

" Nona, ini perintah Tuan Lucas langsung. Tadi pagi beliau memanggil Teresa untuk kemari. Teresa baru saja sampai dari penerbangan internasional dari Paris tadi pagi... "

Rachel tercengan, wanita paruh baya di depan matanya ini memang terlihat seperti warga negara asing. Tapi tak di sangka ia baru dari Paris. Tapi kenapa ia sangat fasih berbahasa Indonesia..?

" Saya sarankan, Nona Rachel untuk bergegas dan tidak membuat Tuan Lucas marah. Teresa, aku serahkan Nona Rachel di tanganmu. Aku akan pergi sekarang, Nona Rachel saya pamit undur diri ... "

Shawn menundukan kepalanya dengan hormat kepada Rachel, ia tak pernah menundukan kepala atau bertindak sesopan ini dengan wanita wanita Lucas. Semua ini karena Shawn sadar, Rachel ada di posisi yang amat sangat berbeda dari wanita wanita Lucas. Rachel ada di posisi yang tak pernah terisi. Rachel lain dari yang lain.

Setelah berpamitan, Shawn langsung keluar dari ruangan. Hanya tersisa mereka berdua di ruangan, Rachel begitu canggung untuk memulai obrolan. Tapi berbeda dengannya, Teresa adalah wanita yang sangat supel. Ia tak perlu waktu lama untuk berbicara panjang lebar dengan orang yang baru di kenalnya.

" Jadi Rachel, gaun seperti apa yang kamu suka? Kamu suka dengan gaya yang seksi? Atau tertutup namun ketat, atau feminim dan juga mewah...? " Teresa sudah berlari dan mengobrak abrik seluruh gaun di ruangan. Ia mengambil gaun berwarna merah dengan tampilan yang sangat elgan, namun sangat ketat saat di kenakan. Teresa juga mengambil gaun yang sangat indah dengan aksen bunga dari mutiara, tapi gaun itu Back less. Punggun Rachel akan sepenuhnya terbuka dan terekspos. Ia tak suka menjadi tontonan orang.

Saat Teresa mencoba menunjukan gaun gaun itu, dengan sangat kencang.

" Teresa, aku menghargai selera busanamu. Tapi aku tak suka semua gaun yang kamu pilihkan barusan ... " Rachel menolak kuat kuat. Ia sedikit ragu, apakah itu melukai perasaan Teresa. Karena setelah mendengar penolakan keras itu, Teresa terdiam sesaat. Hening. Tapi tak lama kemudian, Teresa tersenyum.

" Well, jangan panggil aku Teresa jika aku tak bisa menemukan gaun yang cocok dengan kepribadianmu. Tunggu sebentar di situ, maka aku akan mencari gaun yang terbaik untuk kau kenakan nantinya ... "

Teresa langsung berjalan ke arah jejeran gaun panjang, ia menilik ke kumpulan gaun berwarna pastel. Mencari cari gaun yang paling cocok untuk Rachel, ia masih mengobrak abrik gaun itu. Menyibakan gaun dengan sangat kasar untuk menyingkirkan gaun yang tak berguna, sampai Teresa menemukan gaun yang tepat untuk Rachel.

" Well, tadi kupikir kamu hanya berpura pura menjadi lugu dan polos. Aku pikir setelah Shawn pergi, kamu akan menunjukan taringmu kepadaku " Teresa berbicara sambil membawa gaun berwarna peach di tangannya. " Awalnya aku tak menyangka kalau Lucas berpindah haluan, ia terbiasa mengencani wanita dewasa dan yah kau tau, seksi. Jadi aku pikir kamu sama dengan mereka, mengumbar lekuk tubuh dan dada. Tapi aku yang salah atau Lucas yang salah? Dia benar benar membawa gadis polos ke rumah ini. Ya ampun! Lucas mungkin sudah berhenti dan bertaubat untuk semua dosa dosa masa lalunya ... "

Teresa menempelkan gaun itu, gaun berwarna soft peach yang sangat bagus di kulit Rachel. Gaun tanpa lengan namun terdapat aksen kain kaca yang memperlihatkan keindahan pundak Rachel. Tak hanya itu, gaun itu bisa di bilang lebih tertutup di banding gaun yang Teresa pilihkan sebelum sebelumnya. Gaun yang panjang dan sedikit mengembang di bagian bawahnya, dengan hiasan bergambarkan bunga bunga edelweis dari pita berwarna pink pastel. Membuat gaun menjadi manis ketika di kenakan. Tapi terdapat juga pita di pinggan yang terikat dan melilit membentuk aksen yang bagus di pinggan belakang nantinya.

" Well, ayo kenakan gaun ini. Aku tau, kamu tak punya kepribadian seperti wanita jalang di luar sana yang pernah di tiduri Lucas. Kamu lebih ke arah, wanita baik baik ... "

Teresa memberikan gaun di tangannya untuk di kenakan Rachel, ia juga menunjukan ruang ganti dan mengisyaratkan kepada Rachel agar dia cepat dan bergegas. Waktunya tak lama lagi. Rachel langsung memasuki kamar ganti dan mengenakan gaun pilihan Teresa barusan, tak di pungkiri gaun yang satu ini benar benar membuat Rachel jatuh cinta dalam sekali pandang. Benar benar gaun yang manis dan tak berlebihan, sederhana namun juga mewah. Apalagi pilihan warna yang Teresa ambil. Benar benar warna warna yang menenangkan. Rachel keluar dari kamar ganti dengan tubuh yang sudah di balut gaun cantik itu. Teresa sampai terpesona melihat kecantikan Rachel walaupun ia sendiri adalah seorang perempuan.

" Astaga Rachel, aku benar benar iri dengan kecantikan masa mudamu. Walaupun aku tau, aku cantik di masa mudaku. Tapi kamu sukses membuatku iri kali ini ... " Teresa mengitari Rachel ke seluruh tubuh, ia yakin benar sekarang. Lucas jatuh cinta karena kecantikan Rachel yang seperti dewi venus. Tapi Rachel yang mendengar segala pujian yang keluar dari mulut Teresa, ia justru menjadi malu dan membuat pipinya memerah.

" Aku tak terlalu cantik untuk kau puji puj seperti itu Teresa, aku cantik karena menggunakan gaun yang cantik ... "

" Masa bodoh, sekarang mari lakukan step terakhir. Biar aku memberikan sentuhan make up di wajahmu yang terlalu pas pasan ini. Wajah cantikmu itu tak pernah terpoles make up.... " Rachel lagsung di tarik oleh Teresa mendekati meja rias yang sudah penuh dengan berbagai alat make up. Teresa dengan cekatan langsung mengikat rambut Rachel dan membentuk rambutnya menjadi Bunny hair ala Belle. Rambut Rachel terlihat sangat natural dan indah. Tergerai rapi di belakang dengn cepolan kecil yang di beri tusuk rambut berbentuk bitang dan bulan kecil. Tangan Teresa beralih dengan semua produk make up. Ia sudah memulai memoles wajah Rachel. Memberikan koreksi dengan tepat, dan menutupi semua kekurangan kulit Rachel. Sekarang kulit wajah Rachel benar benar sempurna.

" Lucas belum pernah membawa wanita manapun ke kastil ini, aku pikir kamu yang pertama. Dan juga aku sangat jengkel padanya, aku masih mengalami jet lag, melakukan penerbangan di pagi hari sampai di sini dan harus melakukan pekerjaanku. Aku pikir Lucas becanda, tapi dia memang tak bisa di ajak becand. Lihat Rachel, mataku masih sipit karena kurang tidur. Menyebalkan sekali lelaki satu itu. Tapi kamu memang benar benar cantik sampai Lucas bisa jatuh cinta padamu. Aku setuju dengan selera Lucas satu ini ... "

Teresa terus mengoceh tanpa memperhatikan wajah Rachel yang sedikit memerah mendengar pujian dari mulut Teresa. Apa tadi? Kekasih? Lucas jatuh cinta? Semua bualan itu benar benar membuat Rachel tertawa geli di dalam hati. Kalau saja Teresa mengetahui cerita aslinya, ia takan bercerita dengan sangat gembira seperti itu.

" Oh iya, Teresa. Kamu sepertinya bukan pribumi, tapi kenapa kamu berbahasa Indonesia dengan sangat baik...? "

Rachel tak bisa menahan pertanyaanya, wanita di depannya ini berbicaara seperti ibu ibu komplek dengan penampilan super model. Bagaimana mungkin itu bisa masuk akal...? tapi Teresa yang mendengar pertanyaan Rachel barusan, ia justru tertawa dengan riang. Ada saja orang yang menanyakan bahasanya yang sangat urak urakan itu.

" Aku bekerja dengan keluarga Lucas, lebih dari dua puluh tahun lamanya. Ya ampun! Aku ingat dulu saat pertama kali bekerja di sini, aku merias wajah Ibu Lucas yang sangat cantik seperti pribumi yang lugu dan sangat polos. Aku menjadi orang yang bertanggung jawab atas penampilan Nyonya Nortwest. Tapi setelah Nyonya Nortwest meninggal, ehm dua belas tahun yang lalu mungkin. Aku kembali ke Paris dan melanjutkan karir di sana, tapi aku tetap menjadi juru rias keluarga Nortwest, kau orang ke dua yang aku rias disini. Apa kamu berpikiran kalau kamu akan menjadi Nyonya Nortwest selanjutnya ...? "

Teresa bekerja dengan cepat dan efisien menyamai kecepatan berbicaranya. Ia sudah merubah Rachel seperti Cinderella. Rachel sendiri bingung apa yang sudah di lakukan Teresa ke wajahnya. Benar benar terlihat cantik alami, tapi paripurna.

" Sebaiknya kamu tutup mulut keriputmu itu Teresa, jangan asal berbicara atau kau takan pulang ke Paris menggunakan pesawat... "

Lucas sudah ada di sana sejak tadi, mendengarkan pembicaraan dua wanita itu. Tapi mata Lucas hanya menatap fokus lurus ke arah Rachel. Semakin lama Lucas menatap Rachel, ia malah semakin melamunkan kecantikan gadis itu.

" Kalau begitu kamu benar benar anak laki laki yang tidak bertanggung jawab ... "

Teresa memukul kepala Lucas saat mereka sudah berdekatan, mereka bercengkerama seperti kawan lama lintas generasi. Tak ada kecanggungan di antara keduanya, sisi Lucas yang ini benar benar membuatnya sedikit kaget. Lucas tak melulu hitam kelam, dia bisa sedikit bersantai dan tertawa.

" Baiklah, akan ku berikan bayaran yang setimpal atas keluhanmu barusan. Akan ku pulangkan kau dengan jet pribadiku dan kamu bisa langsung sampai dan beristirahat ... "

Lucas tertawa lepas ke pada Teresa, mereka berinteraksi seperti Ibu dan anak laki laki yang sedang bercanda. Guratan keriput di wajah Teresa mengambang menjadi sebuah senyuman yang lebar.

" Mau bagaimana lagi, tapi aku ingin tinggal beberapa saat. Aku rindu di sini, bagaimanapun aku pernah lama tinggal di sini "

Lucas mengangguk menyetujui perkataan Teresa, ia kemudian memandangi Rachel yang sudah siap dengan dandanannya. " Kamu bisa tinggal di sini atau di manapu, aku akan memberikan akomodasi untukmu, selanjutnya aku harus berpamitan dulu. Pestanya sudah tak bisa menunggu .. "

Lucas menggandeng tangan Rachel dan membawanya untuk melangkah pergi meniggalkan ruangan dan meniggalkan Teresa sendirian yang tengah menatap kepergian Rachel dengan Lucas. Mereka mengingatkan Teresa dengan masa muda, Tuan dan Nyonya Norwest. Lucas menuntun tangan Rachel sampai ke pintu depan, sampai di depan mobil yang sudah di pegang setir oleh Shawn.

" Jangan pernah berpikir aku menganggapmu spesial, di mataku kamu itu tak ada nilainya sama sekali ... "

Lucas menepis tangan Rachel yang sedari tadi di gandenganya, ia menepis tangan Rachel dengan kuat sampai ia kaget denga perlakuan kasar Lucas.

" Masuk sekarang .... "

Lucas memasuki mobil dan meninggalkan Rachel di luar dengan segala kebingungannya, setiap perkataan Teresa dan perkataan Lucas seakan bersinggungan dengan fakta yang Rachel dapati, bagaimana mungkin Tuan Lucas yang maha sempurna in jatuh cinta padaku? Serahkan saja tittle Nyonya Nortwest untuk wanita yang sudi dengan Lucas. Aku takan jatuh cinta padanya, sedikitpun. Aku hanya terikat kontrak. Tak ada yang lebih dari itu, perasaan dengan Lucas. Tak akan pernah ada.

Setelah Lucas dan Rachel masuk, mereka hanya duduk terdiam. Shawn bisa merasakan aura dingin di antara keduanya, padahal di awal kedatangan mereka. Suasana di antaranya tidak sedingin sekarang.

" Kemana tujuan kita sekarang Tuan ... "

Shawn bertanya dengan hati hati, ia takut terkena omelan Lucas saat suasana hatinya sedang tak baik seperti sekarang.

" Ke pesta keluarga Leonidas Angelo ... "