====== Sebuah renungan, tentang jodoh yang sudah di takdirkan dan di gariskan. Tak perlu gelisah, apa lagi resah~
Karena jika saatnya tiba, ia akan datang menghampirimu. Tak perlu mencari hati yang lain, karena hatimu sendiri yang akan menuntunmu padanya.
Dan jika saat itu tiba, rengkuh ia dengan sepenuh jiwamu. Jangan lepaskan, atau sakiti. Karena ia yang akan melengkapimu =====
Lucas sudah ada di kantornya sejak pagi, ia sudah kembali ke Jakarta pukul tiga dini hari. Seharian kemarin ia tak bisa tidur, banyak masalah yang harus di selesaikan. Sengketa dengan masyarakat ternyata adalah satu dari banyak hal yang harus di selesaikannya di Bali kemarin. Jadi seharian itu ia tak bisa bergerak leluasa. Ia di sibukan dengan banyak urusan, mengurus konferensi pers untuk membersihkan mana Hotelnya, mengurus demo masyarakat yang semakin membabi buta. Ia kemarin turun langsung ke lapangan, bernegosiasi dengan kepala desa. Dan apa yang ia dapatkan? Penolakan mentah mentah walaupun pihaknya bukanlah pelaku perusakan lingkungan.
Lucas berusaha keras menunjukan bukti bukti kebenaran, tapi masyarakat telah di butakan matanya. Mereka menuntut tanpa bukti, menghakimi seperti seorang tirani. Semua masalah kemarin belum selesai. Hari ini adalah kelanjutan dari masalah kemarin. Dan Lucas? Ia masih memutar otak untuk menyelesaikan masalahnya. Hingga ia putuskan untuk kembali ke Jakarta, mengurus masalah ini dari jarak jauh.
Karena bagaimanapun, jantung bisnisnya ada di sini. Di Jakarta.
Lucas tak pulang ke rumahnya ataupun apartemenya, ia langsung kembali ke kantor dan beristirahat di ruang pribadinya. Berganti pakaian secepat mungkin dan menenangkan otot ototnya dalam waktu singkat. Sekarang, Lucas tengah duduk di sofa dan meluruskan kakinya yang
panjang itu ke meja. Benar benar kepenatan yang memusingkan. Ia tak tau kalau lawan bisnisnya begitu licik dalam memojokan Lucas. Ini membutuhkan usaha dan pikiran ekstra.
Lucas mengambil cangkir kopinya yang sudah di siapkan Shawn saat ia tengah mandi, kopi hitam dengan takatan pas. Kopi Arabica yang paling sesuai di lidah Lucas. Entah kenapa, ia lebih menyukai rasa pahit. Kegetiran di lidahnya itu justru memberikan sensasi menyenangkan bagi Lucas. Dengan kekayaan, kemewahan, dan nama yang tersohor. Itu tak membuat Lucas bahagia, hidupnya tak ayal seperti kopi di
cangkirnya ini, pahit. Begitu getir dan tanpa rasa manis sedikitpun.
Lucas menyalakan Televisi dan menyandarkan bahunya ke sofa, mencoba untuk rileks sejenak. Ia tengah melihat acara berita politik pagi hari yang biasa di tayangkan di salah satu stasiun Televisi. Ia tengah menyimak berita yang sangat heboh pagi ini, penggerebekan Menteri luar negeri. Atas kasus korupsi besar besaran.
Senyum mengembang di bibir Lucas, seperti yang sudah ia perkirakan. Menteri itu hanya tinggal menunggu KPK menangkapnya dalam hitungan hari, Menteri Luar Negeri di beritakan itu adalah orang yang Lucas lihat di lelang dua hari yang lalu.
" Menteri Luar Negeri di gerebek KPK atas tuduhan korupsi senilai lebih dari Dua Puluh Triliyun Rupiah saat beliau tengah bertugas di negara Sudan dua tahun silam. Bukti yang di temukan KPK berupa sebuah rekening fiktif yang menunjukan perpindahan dana secara mencurigakan senilai Triliyunan tiap bulan yang menghilang secara bertahap dan di tidak terlacak dalam peredaran uang .. "
Lucas menyimak layar Televisi sambil fokus melihat patung yang di beli oleh Menteri itu tempo hari, patung yang di beli di acara lelang. Patung yang di peroleh sampai membuat sang Meneteri ketar ketir. Terdengar suara repoter itu kembali melanjutkan laporannya. Reporter wanita itu tengah menunjuk benda itu, patung lelang.
" setelah di selidiki dan di awasi kurang lebih selama delapan bulan oleh pihak IT KPK, di temukan fakta bahwa uang gelap tersebut di selundupkan dengan cara menukarnya dengan berlian. Tranksaksi gelap itu terjadi sekitar lima bilan yang lalu, tapi KPK kehilangan jejak dan terus melakukan penyelidikan dan di ketahui bahwa berlian itu di sembunyikan di patung yang baru saja di lelang beberapa hari lalu dan di
beli sendiri oleh Menteri Luar Negeri, di dalam patung ini telah di selundupkan berlian senilau lebih dari Dua Puluh Triliyun Rupian dari hasil penggelapan dana, Korupsi di Sudan "
Lucas mematikan Televisi, ia masih tersandar di sofa. Kini ia sadar, kenapa laki laki tua itu ketar ketir menawar harga hanya untuk mendapatkan patung kayu tua seharga Satu Milyar, ternyata harta di dalam patung itu bernilai lebih dari Dua Puluh Triliyun. Benar benar rencana penipuan yang matang dan patut di acungi jempol. Sayangnya jika itu Lucas, ia takan menyelundupka uang itu ke dalam berlian. Ia akan mencuci uang itu sampai terlacak. Tapi walaupun demikian, Lucas tak pernah memakai cara kotor untuk menjalankan bisnisnya.
Walaupun ia bisa saja melakukan semua jalan pintas untuk mendapatkan apa yang ia mau, ia punya harga diri yang tinggi sebagai seorang pebisnis. Bisnis itu masalah taktik dan memahami arus pasar. Selama Lucas bisa membaca semua itu, ia tak perlu melakukan hal hal kotor seperti yang di lakukan lawan bisnisnya di Bali. Takkan.
" Tuan, ini file yang anda minta semalam ... "
Shawn masuk ke ruangan sambil menenteng banyak map di tangannya, ia membawa map dengan ketebalan tak masuk akal. Itu semua adalah hasil riset lingkungan, bukti pengelolaan sampah, juga data kerugian masyarakat. Lucas harus membayar kerugian yang di alami masyarakat walaupun bukan perusahaannya yang melakukan. Dan kalian tau berapa besar kerugian yang di alami Lucas? Sekarang adalah musim panen dari semua tanaman yang di budidayakan oleh masyarakat. Kerugianya hampir satu milyar. Belum lagi ia harus merenovasi dan memulihkan ekosistem sungai yang tercemar sampah. Di tambah daya beli masyarakat Bali yang tinggi, itu semakin memperbanyak pengeluaran Lucas. Musuhnya ini, benar benar pintar mencari waktu yang tepat untuk membuat Lucas rugi.
" ehm, kau bisa pergi. Dan aku ingin jangan ada meeting hari ini, batalkan semua janji temu hari ini, jika ada yang bersikukuh ingin menemuiku. Usir! Aku sedang tak punya waktu untuk bermain main .. "
Shawn mengangguk mengerti, kondisi sekarang sudah cukup sulit. Berita penemaran lingkungan yang di sebabkan oleh hotel sudah menyebar luas ke berita nasional, sudah menjadi trending bagi kaum pelindung alam. Sekarang hotel tengah menuai banyak kritik dari tokoh tokoh penting, masyaraka dan tekanan dari pemerintah.
" Akan saya laksanakan Tuan .. "
Shawn mengangguk dan pergi dari ruangan, ia segera menuju ke lobi. Menyampaiakn pesan Tuanya yang tak ingin di ganggu hari ini. Sedangkan Lucas? Ia sudah tertimbun dokumen, mencermati setiap dokumen mencoba menemukan solusi tercepat dan yang paling tepat.
*** 000 ***
Rachel kembali lagi ke sini, gedung kantor Lucas. Ia harus bertemu dengan Lucas hari ini juga, ibunya tak bisa menunggu lagi. Dokter Damian yang menggantikan Dion. Ia sudah mendengar semua hal yang disembunyikan Dion darinya, Ibunya tak punya waktu lama. Pendonor organ
itu sudah di dalam kondisi mati otak. Ia di nyatakan masih hidup hanya karena life support yang masih membantu jantungnya berdetak.
Secara ilmiah, sudah tidak ada lagi gelombang elektromagtetik yang di pancarkan otak. Ditambah dengan menghilangnya Dion tanpa jejak, tanpa berpamitan dan lainnya. Benar benar membuat Rachel tak bisa berpikir sehat.
Bagaimanapun caranya, apapun yang diminta Lucas nanti. Ia akan menurutinya. Tak peduli sesulit apa permintaan yang di buat Luca. Rachel akan menyanggupinya dengan lapang dada.
Rachel memasuki gedung dan langsung menuju resepsionis, hari ini di manapun Lucas berada. Rachel akan mengejarnya. Di manapun itu.
" Apakah Tuan Lucas sudah kembali lagi ke Jakarta .. ? " Rachel bertanya dengan tidak sabaran, ia begitu tergesa gesa. Perilaku tidak biasa ini membuat resepsionis yang sudah bertemu dengan Rachel beberapa kali itu menjadi heran. Membuatnya bertanya tanya, ada masalah apa nona ini dengan bosnya?
" Tuan Lucas sudah pulang tadi pagi sekitar pukul tiga, beliau belum bisa di ganggu atau membuat janji temu hari ini .. "
Rachel putus asa, ia tak mungkin seperti ini. Ia harus menemui Lucas hari ini juga. Bagaimanapun caranya.
" Tapi, apa aku benar benar tidak bisa menemui Tuan Lucas sekarang ini ...? ini benar benar mendesak, aku punya urusan penting dengannya. Kumohon ... "
Rachel sudah berkaca kaca, ia tak mungkin pergi begitu saja. Ia benar benar harus bertemu dengan Lucas sekarang,
" Akan saya coba, saya akan menghubungi Tuan Lucas dan menanyakan apakah beliau bersedia bertemu atau tidak ... "
Rachel tersenyum kecil, semoga Lucas tak menolak bertemu dengannya. Ini harapan terakhir. Rachel memperhatikan resepsionis yang melakukan panggilan ke ruangan Lucas di atas sana. Lucas baru kembali pukul tiga pagi dini hari, sebenarnya apa yang ia lakukan seharian kemarin? Pertanyaan itu terus terngiang di pikiran Rachel. Tapi ia mengalihkan kembali pikirannya kepada sosok resepsionis itu. ia tengah mengangguk dengan khidmad. Mengiyakan apa yang di katakan atasannya. Dari ekspresi itu, Rachel tau. Lucas menolaj bertemu dengannya.
" Maaf Nona, Tuan Lucas benar benar sibuk sekarang. Ia harus mengurus hal hal penting di beberapa cabang hotel kami yang tengah terkena masalah. Hari ini Tuan Lucas tidak bisa melakukan janji temu dengan siapapun, tadi adalah pernyataan yang di sampaikan oleh Sekretaris Tuan Lucas sendiri .... "
Rachel menatap nanar udara di depannya ini, Lucas tak mau menemui siapapun hari ini. Siapapun. Lalu, siapa lagi yang harus kutemui hari ini? Lucas satu satunya harapan. Tidak! Tidak! Kalau Lucas tak mau menemuiku. Aku yang harus menunggunya dan menemuinya langsung.
Masa bodoh dengan janji temu itu. Persetan dengan segala formalitas. Aku harus menemuinya hari ini juga. Resepsionis itu hanya tersnyum canggung ke arah Rachel, ia tau betapa sulitnya menemui Bosnya itu. Apalagi ketika melihat sorot mata Rachel yang putus asa, ia bisa langsung tau. Bosnya telah mempersulit hidup wanita satu itu. Rachel membalas senyuman Resepsionis dengan lesu dan segera beranjak pergi.
" Kalau begitu terimakasih .. "
Rachel menundukan kepalanya dan bergegas pergi, ia meniggalkan lobi dengan langkah sayu.
*** 000 ***
" Tuan, tadi saya mendapat panggilan dari Resepsionis. Nona Rachel datang kemari, ia ingin menemui anda. Tapi saya sudah mengatakan kalau anda tidak bisa di ganggu hari ini. Resepsionis itu barusan juga melapor, kalau Nona Rachel pergi begitu mendengar berita ini ... "
Untuk sesaat kegiatan Lucas terhenti ketika mendengar nama Rachel. Ia berhenti membaca laporan dan menaruh semua map di tangannya ke meja. Ini masih pagi, terlalu pagi malahan. Rachel tak mungkin menemuinya tanpa pikiran gila. Pikiran Rachel terlampa waras dari perempuan lain yang menolak Lucas. Apa karena masalah cek tempo hari? Toh Lucas tak sepenuhnya berniat mempersulit Rachel, ia hanya
tak tau harus bagaimana ketika menghadapi wanita yang menolaknya.
" Apa ia datang dengan marah marah barusan di lobi...? "
" Tidak Tuan, Resepsionis itu juga mengatakan kalau kemarin Nona Rachel juga datang kemari dan menunggu sampai siang hari di lobi .. "
Lucas tercengan, dua hari berturut turut Rachel mencarinya? .Gerangan apa yang membuat gadis yang bermartabat tinggi itu menemuiku? Ia tak sadar, kalau orang yang ia ingin temui itu aku? Lucas Nortwest, orang yang tak bisa sembarangan di temui.
Tapi belum sempat Lucas memikirkan kemungkinan lain kenapa Rachel mau mencarinya dua hari berturut turut, ponselnya berdering. Tanda panggilan masuk. Ponsel Lucas tak sembarangan, hanya beberapa orang yang tau nomor pribadinya, begitu pula nomor yang tercatat di ponsel Rachel. Ah! Gadis itu begitu bodoh. Kenapa tak memberikan pesan singkat dan lebihmemilih membuang buang waktu menunggu
Lucas. Padahal ia sendiri memiliki nomor pribadi Lucas?
Setelah melihat layar ponsel yang berkedip dan memperlihatkan nama Damian. Lucas langsung mengangkat telephon dengan tangan kirinya, tangan kanannya kembali meneliti map laporan.
" ada apa kau memanggilku sepagi ini? Berikan alasan yang kuat agar aku tak punya dendam dan ingin mencelakaimu .. "
Damian yang mendengar nada malas dari mulut Lucas itu kemudian terkekeh. Begitu mendengar berita yang akan ia sampaikan kepada Lucasa nantinya, ia pasti langsung merubah nadanya dengan nada penuh penasaran.
" Apa wanitamu tempo hari menemuimu ... ? "
Damian memancing obrolan dengan topik Rachel yang langsung membuat Lucas tergugah, Lucas langsung beranjak. Punggungnya tak lagi tersandar di sofa. Ia kini duduk tegap sepenuhnya.
" Kenapa? Apa yang kau maksud, kau hanya menemuinya sekali ... "
Lucas tau kalau Damian juga memiliki posisi di rumah sakit dimana ibu Rachel di rawat, tapi ia tak pernah megnatakan itu kepada Damian sebelumnya. Jadi kapan Damian bertemu lagi dengan Rachel?
" Ibunya tengah di posisi yang tak menguntungkan, ia butuh donor ginjal. Tapi keluarga pendonor tiba tiba menaikan uang tebusan menjadi dua kali lipat karena mereka kekurangan uang dan punya banyak hutang, padahal kudengar mereka baru saja membeli sebuah tanah yang lumayan luas. Sepertinya yang mereka gunakan itu uangmu ... "
Damian masih berbicara santai, tapi kuping Lucas sudah memanas. Ia tak memberi tau Damian masalah Rachel. Tapi Damian bisa langsung mencium perbuatannya. Sial! Dari mana keparat itu tau.
" Aku baru saja merawat Ibunya, aku menjadi dokter pengganti. Karena dokter reguler mereka, tiba tiba mengambil cuti beberapa hari dan belum kembali hari ini. Tapi kondisi mereka berdua tidak bagus, ibu wanita itu. ah siapa namanya? Aku lupa ... ? "
Damian menggantung pertanyaanya, ia masih ingin mendengar nada kesal dari mulut Lucas. Tak pernah ia menjumpai sosok Lucas yang sekarang, begitu emosional masalah wanita.
" Rachel..! namanya Rachel! Jadi sekarang berhenti main main dan katakan padaku semuanya .. "
" baiklah, bosku ini benar benar tidak sabaran.. " Damian masih terkekeh sebentar dan kemudian melanjutkan ceritanya " Ibu Rachel dan pendonornya itu, salah satunya harus di selamatkan. Ya, tentu saja Ibu Rachel yang harus di selamatkan. Hari ini juga, karena keluarga pendonor itu akan melepas semua life support nanti sore. Singkatnya, pendonor itu mati nanti sore dan ibu Rachel juga akan menyusulnya
cepat atau lambat .. "
Lucas terdiam, ia sekarang tau alasan Rachel mencarinya. Ia ingin mencairkan uang itu segera. Ia terdesak sampai harus melukai harga dirinya untuk bertemu Lucas. Kenyataan ini membuat Lucas sesak, ia ingin Rachel menmuinya dengan sukarela. Tapi tidak dengan cara seperti ini.
" lakukan ... "
Damian terdiam mendengar perintah Lucas barusan, ia tak tau kelanjutan perintah Lucas. Maka dari itu ia hanya menunggu Lucas menyelesaikan perintahnya.
" Lakukan operasi itu sekarang, aku akan memberikan uangnya sekarang juga. Akan ku transfer uang itu ke rekeningmu dan kau yang akan membayarkannya kepada keluarga pendonor. Jangan sampai Rachel tau itu uangku, ia takan sudi menerimanya. Ia datang menuiku untuk
menukar cek, bukan untuk meminta uang .. "
Telephon itu di tutup. Tapi tak ada yang tau apa yang terjadi selanjutnya. Apapun itu, Lucas sedang tak ingin bermain main dengan Rachel. Ia sedang sibuk. Tapi bagaimana Rachel sekarang ini?