Dua hari kemudian....
Dari jauh terlihat Yshikha yang tengah bengong sembari memeluk tiang yang mengangga ruangan kelas mereka, yang dihampiri oleh temannya yang suka datang tiba-tiba. Siapa lagi kalau bukan Shanie
Yshikha yang masih memeluk tiang, belum nyadari kedatangan Shanie
" Hoyah... "
Shanie sengaja mengejutkan Yshi yang tengah melamun
Brukkk
" aduh... " Rintih Yshi
Saking terkejutnya Yshi sampai terjatuh ke lantai " Ehh Loe.. Datang-datang main hoyah hoyah aja... Gue kaget tau!! Untung gue gak kolaps " Omel Yshikha kepada Shanie yang tengah berdiri menatapnya dengan senyuman pagi tanpa dosanya. Yshi mengelus dadanya dengan lembut untuk mengurangi rasa terkejutnya
Yshikha segera berdiri sembari menepuk-nepuk roknya
" Ha sorry.. Siapa suruh coba pagi-pagi gini udah main ngelamun aja " Respon Shanie tak mau disalahkan, ia celingak celinguk melarang kesana kemari
Namun Yshi tidak memperhatikan Shanie sehingga ia tidak balas menjahilinya, ia masih sibuk dengan dirinya
" Siapa bilang gue ngelamun?? " Bantah Yshi, dengan nada Seserius mungkin ia kerahkan
" Lah, alasan! Gak ngelamun katanya masa tiang dipeluk-peluk " Komentar Shanie
" Ya.. Emang apa salahnya gue peluk dia? " Tanya Yshi rendah, sembari melirik tiang yang tadi ia peluk
" Haha ya jelaslah salah! Masa loe pilih tiang ketimbang gue?? " Ujar Shanie keceplosan terbukti ia langsung menutup mulutnya dengan tangannya
Yshi yang mendengar kata-kata Shanie dengan jelas, langsung memasang wajah tak faham
" Eh maksud gue kenapa loe malah meluk tiang sementara Anggara loe anggurin " Ralat Shanie dengan senyuman kikuk
Yshi juga menyadari hal itu, tapi.. Ia menanggapi ucapan keduanya dari pada perkataan awal. Ia tak mau suasana menjadi canggung
" Hah kampret Loe!! " Umpat Yshi setengah hati untuk mengurangi kecanggungan Shanie terhadapnya
" Eh Bay the way siapa sih orang yang dirindukan oleh seorang Cyintia Yshikha Putri Lee Joon Qyoo " Goda Shanie dengan nada khasnya, suasana kembali normal
" Kepo amat sii loe "
" Ya udah kalau loe gak jawab itu artinya orang yang sedang loe rindukan itu pasti Anggara Wisesa kan? " Kata Shanie
" Dih enak aja, gu.. Gue... Sebenarnya lagi... "
" Gak usah berbelit-belit cukup bilang nama orangnya " Sela Shanie gak sabar
" Nunggu ya?? " Ucap Yshi mengerjai Shanie yang sepertinya penasaran, mulai deh...
" Enggak " Jawab Shanie singkat, sembari memasang wajah tak perduli. Ia mengalihkan pandangannya kearah lapangan basket yang saat ini masih sepi
" Oya?? Lantas kenapa menyela hah?? " Tanya Yshi sembari menghalangi pandangan Shanie, saat ini mereka saling berhadapan dengan fikiran masing-masing
" Terserah Gue dong mulut mulut gue " Jawab Shanie tak mau ketahuan penasaran
" Ok, kamu tak mau tau juga tak apa yang jelas dia itu seseorang yang... "
" Cewek? Apa Cowok?? " Sela Shanie yang kedua kalinya, sat ini memandang mata Yshi.
" Kalau gue bilang cowok loe pasti cemburu, kalau gue bilang cewek loe pasti langsung nanya, masih muda? Cantik? Punya nomor teleponnya?? Minta dong "
" Dih GR banget loe, bilang gue cemburu sama loe, Loe kali yang cemburu sama gue karena... "
" Basi Shanie basi " Potong Yshi, ia tak mau mendengar ocehan temannya ini yang suka mengatakan bahwa dirinya cemburu padanya karena suka ditempelin cewek-cewek cantik, selain Yshikha. ia masuk ke daftar pengecualian karena sebaliknya Shanie yang suka deketin Yshi duluan
" Jawab dulu dong!! " Tagih Shanie
" Cewek Shanie Cewek "
" Cantik gak?
" Ya jelaslah cantik.. Seperti gue "
" Cantik sii cantik sayangnya loe cerewet "
" Oh Ya?? Cerewet tapi ngangenin bukan? "
" Dikit "
" Haha ketahuan loe, pantesan akhir-akhir ini gue sering cegukan, ternyata penyebabnya Loe tuh "
" Idih Ngarep banget loe, pengen gue rinduin palingan loe yang suka merindukan gue " Ujar Shanie percaya diri, ia membenarkan jaket yang dikenakannya. Padahal tidak ada yang salah dengan jaket yang sedang dikenakannya, rapi-rapi aja
" Ada buktinya gak? "
" Akh sudahlah!! " Ujar Shanie sembari mengibaskan tangannya didepan wajahnya " Gue minta dong nomor teleponnya! " Kata Shanie mengalihkan topik, sebenarnya ia tak benar-benar serius meminta nomor teleponnya orang yang sedang Yshi rindukan, lagi pula untuk apa?? Ia tak membutuhkannya
Hal itu ia lakukan tak lain hanya untuk sekedar bahan topik pembicaraannya saja
" Mau ngapain loe? Mau modusin saudari gue?? " Tanya Yshi dengan nada agak tinggi
" Emang aku tampang tukang modus gitu?? " Tanya Shanie sembari menujuk Wajahnya dengan jarinya sendiri
" Ow kalem bro kalem " Ujar Yshi menenangkan, sembari mengangkat kedua tangannya tanda menyerah
" Gue gak punya nomornya ok "
" Modus loe "
" Sialan kampret loe, jelas-jelas gue gak punya "
" Oh pantesan loe peluk-peluk tiang, padahal aja monyet sekalian " Canda Shanie
" Ishh sialan loe, loe aja sana yang peluk monyet agar muka loe tambah manis " Ucap Yshi balik candain Shanie
" Ngaco loe! "
" Ya emang ngaco "
" Pantesan, ga jelas banget "
" Enak aja! Loe tu yang ngaco "
" Akh Elo kenapa sih gak mau ngalah?? "
" Disini yang cowoknya siapa? "
" Disekolah ini? Ya jelas banyaklah "
" Antara gue dan Loe?! " kata Yshi setengah berteriak
" Ya guelah siapa lagi? "
" Kalau loe ngerasa cowok kenapa bukan loe aja yang ngalah?? "
" Enak aja " kata Shanie tak mau kalah
" Ya udah biar gue yang cabut " Ujar Yshi agak ketus, ia segera beranjak dari hadapan Shanie
Shanie...??? Ia merenung sebentar, sembari menatap punggung Yshi yang sudah beberapa langkah menjauhi dirinya
" Yshi tunggu!! " Panggil Shanie sembari mengangkat tangan kanannya diatas Kepala, menandakan dirinya yang memanggil hadis itu
" Apa lagi sii " Respon Yshi, jengkel. Ia berhenti sembari menoleh kebelakang menghadap kearah Shanie berdiri, yang saat ini sudah berjalan menuju kearahnya
" Biar gue yang cabut " Jawab Shanie datar, setelah langkahnya sejajar dengan langkah Yshi. Ia langsung mendahului Yshikha yang saat ini masih tertegun mencerna kata-katanya
" Hah?? " Tanya Shanie heran sembari menatap punggung Shanie yang sudah berlalu dari hadapannya
" SHANIE!! " Teriak Yshi dengan kesal, setelah otaknya mencerna kata-kata dari Shanie
Ya begitulah mereka, awalnya bercanda lama-kelamaan jadi berdebat dan akhir-akhitnya bertengkar. Benar-benar kekanak-kanakan, tapi... Hal itu membuat hubungan pertemanan mereka semakin erat dan pertengkaran itu tidak akan bertahan lama.... Cukup sehari, hari ini saja besok juga baikan lagi...