Raditya berdiri tak jauh dari sana sedikit tertegun melihat pertengkaran kecil mereka. Ia merasa sedang menonton sepasang kekasih yang tengah salah paham. Tanpa Ia sadari, disampingnya sudah berdiri seorang gadis yang sebaya dengan gadis yang tengah diperhatikannya.
Sementara waktu Kania diam, Ia butuh waktu untuk memahami situasinya. Setelah, beberapa saat Ia memperhatikan objek pandangan Raditya dan objek itu sendiri. Akhirnya, Ia memahaminya dan Ia berdehem sebelum berkomentar " Ehem, gimana? Adegannya seru? " Suara Kania yang tiba-tiba itu mengagetkan Raditya.
Gadis itu menopangkan tangannya diatas bahu pria itu dengan alami dan kembali menarik tangannya dengan alami pula. Sedikitpun, Ia tidak terlihat ada rasa canggung ataupun risih.
Raditya yang merasa terkejut, segera menenangkan ekspresinya. Ia tersenyum dengan simpul, sembari menjawab " Hmm, mereka sangat lucu. Ok kalau gitu aku duluan ya? "
Sekali lagi Raditya tersenyum, ketika berpamitan untuk pergi duluan.
Kania hanya mengangguk, dengan senyuman canggung. Ia menunggu pria itu pergi terlebih dahulu. Sebelum, Ia berjalan menuju motor sport maticnya yang berwarna merah muda.
Disisi Lain....
Yshikha tengah berdiri didepan gerbang sekolah dengan raut kesal. Sesekali, gadis itu melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya dan kadang melirik ketika ada kendaraan yang lewat. Sepertinya Ia sedang menunggu seseorang
Kesabarannya sudah habis. Ia mulai ngomel " Tuh anak kemana ya? Kok belum balik-balik, katanya cuma nambah angin doang. Ini sudah sejam gue nunggu, belum juga balik-balik "
Tiga detik ia terdiam, otaknya memikirkan kemungkinan Ramizha pergi kemana. Sampai akhirnya terlintas sebuah perkiraan " Jangan bilang tuh s'mace pacaran dulu " Terkanya dengan raut curiga
Sekali lagi Ia melirik jam tangannya untuk memastikan waktu sudah menujukan pukul berapa " Udah pukul 04.20 loh. Kenapa dia belum juga balik jemput gue sih? Ramizha benar-benar ya? " Ia mengatakan itu dengan sedikit cemas bercampur kesal
Rasa kesal itu, segera Ia tepis dengan menghela nafas untuk " Ok Yshi, kamu sabar ya? Kita tunggu 10 menit lagi. Kalau belum juga balik, Kamu tinggal pulang sendiri. lalu, laporin ke Mamanya. " Ia berusaha menenangkan dirinya dengan cara membujuk diri sendiri
Tak lama, sebuah motor Honda CBR 150R warna Hitam perpaduan Merah berhenti tepat dihadapanmya. Tapi, gadis itu tidak mempedulikannya. Karena, orang itu bukan orang yang sedang Ia tunggu. Terlebih, orang itu adalah orang yang tidak ia harapkan.
Pria itu menurunkan helmnya dengan perlahan, lalu berkata " Hmm lagi nungguin gue ya? " Ucapnya dengan nada narsis yang membuat Yshikha gedek. Seulas senyuman, terukir diwajahnya yang tampan dan mempesona. Tapi, Yshikha sama sekali tidak menghiraukannya. Ia lagi kesal dengan pria itu.
Pria itu, sama sekali tidak marah dengan sikap gadis itu yang mengacuhkannya. Tapi, sebaliknya pria itu malah tersenyum dan menatap gadis itu dengan tatapan hangat.
Orang itu tak lain adalah Shanie. Pria yang membuat mood gadis itu kacau dan gadis itu tengah marah. Hal ini, mungkin terdengar aneh. Beberapa menit yang lalu, pria itu marah-marah tak jelas dan sekarang berubah menjadi seperti biasanya yang suka humoris dan seolah-olah pertengkaran tadi tidak pernah terjadi. Tapi, ini tidak aneh untuk mereka
Yshikha yang merasa dirinya terus ditatap, Lama-lama Ia tak tahan untuk tidak memarahinya. " Berhenti menatap gue seperti itu!! "
" Kenapa emangnya?? Toh ini mata gue kok " Balas Shanie cuek dan terus menatap gadis itu. Bahkan, dengan sengaja Ia meniru gaya Yshikha.
Yshikha yang merasa diejek, amarahnya bertambah beberapa persen " Loe ngajak berantem? " Sembur Yshikha dengan garang. Ia menggulung lengan jaketnya sampai siku. Seolah-olah, Ia bersiap untuk berkelahi
Shanie yang masih diposisinya terkikik, lalu menjawab " Enggak, Loe bukan tandingan gue " Ia terdiam sejenak sebelum menambahkan dengan nada menceramahi " Kalau ngajak berantem itu, cari lawan yang seimbang. Jangan, pada orang yang akan membuat dirimu rugi. jika, kamu kalah! " Ia mengatakan itu dengan sebuah senyuman jahat. Namun, Yshikha belum menyadari kemana arah pembicaraan pria itu. Sehingga, dia hanya memolotinya dengan geram.
Gadis itu mengira kalau pria itu sedang meremehkannya
Jelas sekali, pria itu sedang memperingatinya agar tidak bertindak ceroboh terhadap pria.
Apalagi, sampai mengajaknya berkelahi. Pihak perempuanlah, yang akan rugi sendiri. Jika, perkelahian itu dimenangkan oleh pihak pria. Namun, gadis itu tidak memahami kata-kata pria itu dengan jelas.
Shanie tersenyum misterius, mendapati gadis itu tidak memahami maksudnya dan berkata dengan nada yang bijak " Tapi, jika kamu tetap bersikeras mau berantem denganku. Aku tidak keberatan "
Yshikha sedikit mengernyitkan dahinya, Ia merasa perkataan cowok itu terdengar ambigu dan sedikit terasa mengganjal. Namun, Ia belum menemukannya itu apa?
Setelah, beberapa saat Ia merenung. Akhirnya, Ia menemukan apa yang terdengar ambigu dari perkataan pria itu. Pria itu mengubah gue dan Loe menjadi aku dan kamu.
Yshikha menatapnya sebentar untuk menyelidiki maksud dari perkataan dan senyuman pria itu. Namun, Ia tidak menemukannya. Tapi, otaknya memberikan peringkat untuk tidak menyetujuinya.
" Tidak jadi. " Tukas Yshikha singkat, dengan cuek. Hal ini, membuat topik pembicaraan ini selesai sampai disini. Topik pertama, yang dibawakan oleh Shanie berakhir dengan hasil nol.
Shanie kembali tersenyum dengan miris, topik pertama yang Ia bawakan gagal membuat gadis itu pulang dengannya.
Shanie menghela nafas seolah-olah ia sedang putus asa dan berkata " Ya sudah, gue juga cuma becanda. Kalau gue gitu pulang duluan ya? "
" Ya udah sana! Ngapain juga bilang sama gue. Lagian gak ada yang nyuruh Loe berhenti kok " Ucap Yshikha ketus sembari memutar bola matanya. Sepertinya, kemarahannya benar-benar dalam keadaan cukup parah.
Shanie berkedip dengan cantik, seolah-olah pria itu sedang mengingat sesuatu " Emang gak ada yang nyuruh berhenti sih. Cuman, masa iya gue main lewat gitu aja. Lewat didepan cewek galak dan judesnya minta ampun tanpa permisi " Shanie mengurungkan niatnya untuk kembali memakai helmnya. Malah Ia memainkan kedua jari telunjuknya, diatas permukaan helmnya itu dengan mengetuk-ngetuk helmnya dengan lembut.
" Loe nyindir gue?? " Celetuk Yshikha dengan tatapan sinis. Tapi, Shanie menganggap itu adalah tatapan kasih sayang.
Hahah benar-benar aneh!
" Enggak tuh. Tapi, kalau Loe ngerasa ya anggap aja seperti itu " Ucap Shanie cuek dengan kedikan bahu.
" Shanie..... " Erang Yshikha dengan amarah yang hampir keubun-ubunnya. Jari telunjuk yang ramping dan tampak imut itu menunjuk Shanie dengan lurus. Seperti sebuah anak panah yang siap melesat
Dari jauh adegan mereka terlihat lucu dan unik. Seperti sepasang kekasih yang tengah bercanda.
Yang satu duduk manis diatas motornya dengan mata tak lepas memandang gadis yang tengah berdiri menujuk pria itu dengan raut marah. Sementara pria itu menunjukkan ekspresi yang tenang dan lembut.
" Woyy.. Udah sore, pacaran aja. Buruan balik! entar ditangkep Satpolpp pada tahu rasa kalian " Teriak Kania ketika melewati mereka tanpa menghentikan laju motornya dengan senyuman penuh arti ketika mata nakalnya berpapasan dengan kedua insan yang tengah beradu mulut itu.
Satu, dua, tiga detik Yshikha terdiam. Ia lupa untuk menghentikan temannya itu. Setelah, sekitar 10 meter akhirnya Ia sadar untuk menghentikan temannya. Namun, sia-sia karena terlanjur jauh atau mungkin emang Kania sengaja pura-pura gak dengar
" Woyy kamprett... Anterin gue pulang dulu. " Teriak Yshikha ketika menyadari temannya beberapa saat yang lalu lewat. Namun, sia-sia gadis yang dipanggilnya sudah berlalu jauh.
Yshikha menghela nafas sebentar. Sebelum, kembali memanggilnya lebih keras " Woyy Kania. Kampret!! " Ia berteriak dan melanjutkan kalimatnya dengan lemah " Anterin gue "
Diam-diam Shanie yang menjadi penonton tersenyum, lebih tepatnya ia menahan tawa. Tingkah gadis itu benar-benar lucu dan menggemaskan " Percuma, dia gak bakalan denger " Timpal Shanie mengingatkan. Kania, sudah lepas dari pandangan mereka.
Yshikha yang memandang kemana arah temannya pergi, seketika mengalihkan pandangannya kearah Shanie dan membalas perkataannya " Bukan urusan Loe! Loe urus aja pacar genit Loe itu. " Yshikha kembali mengungkit hal tadi dengan raut wajah semakin buruk.
Ada rasa bahagia dalam hati Shanie, sekaligus khawatir menjadi satu. Ketika, gadis itu mengungkit soal perempuan dengan raut yang tidak enak dipandang.
' Haha dia cemburu ' batin Shanie berteriak girang
Shanie menghela nafas sebelum berkata dengan sabar " Ini tidak seperti yang kamu lihat, sekarang kita pulang ini sudah sore " Shanie memilih untuk membujuknya. Namun, Yshikha bukanlah anak yang berusia 3 tahun yang mudah untuk dibujuk.
" Gue gak butuh penjelasan Loe dan gue ingatkan tidak ada kita diantara Gue dan Loe " Ucap Yshikha keras kepala. Ia mengalihkan pandangannya kearah lain. Dalam hati Yshikha berharap, Ramizha segera datang atau Papanya datang menjemputnya atau Paman Jeck supir papanya. Tapi, tak ada satupun yang datang.
Shanie berfikir sejenak sebelum melontarkan pertanyaan " Sejak kapan ada prinsip seperti itu? " Tidak ada cara lain selain meladeninya adu mulut
Tanpa perlu berpikir Yshikha langsung menjawabnya dengan tegas " Dari sekarang kedepan "
" Tapi, gue enggak setuju! " Bantah Shanie dengan nada sedang. Tapi, bantahan itu membuat Yshikha tambah kesal. Namun, Ia lelah untuk berdebat. Sehingga, Ia memutuskan untuk mengalah " Terserah " Ucapnya lirih, pandangannya lurus kedepan tanpa menoleh kesamping.
Shanie mengerti, juga tidak memperpanjangnya. Ia mengangguk dan tanpa turun dari sepeda motornya Shanie menarik lengan gadis itu dengan pelan. Sembari membujuknya " Ok, sekarang kita pulang dulu. Besok kita lanjutkan "
Yshikha yang sudah terlanjur kesal. Bujukan Shanie tak membuatnya luluh. Malah, amarah yang sudah reda kembali berkobar " Shanie!! Sudah .... "
Shanie tetap tetap tersenyum dan menyelanya dengan nada datar " Kata kita tidak terlalu buruk. Tapi, yang membuat buruk itu.... "
" Diam!!... "
🎶🎶🎶
Tiba-tiba suara dering panggilan masuk memotong ucapannya. Yshikha segera melirik layar ponselnya terlebih dahulu sebelum menjawab panggil itu untuk melihat identitas penelepon. Ternyata itu Ramizha, Yshikha segera menjawabnya
" Dimana Loe? Gue udah nunggu Loe lebih dari seabad tahu gak?? " Sembur Yshikha tanpa basa-basi kepada sipenelepon
Ramizha yang ada diujung sana segera menjauhkan ponselnya dari telinga. Keningnya sedikit mengerut sebelum menjawab dengan acuh " Rumah. Kan pas tadi gue kesana Loe lagi sama Shanie. Jadi,.... "
" Ahh sialan Loe Garokkk, Pergusoo. Gue dari tadi capek-capek nunggu loe. Loe malah ninggalin gue. Gue bilangin Loe sama... " Potong Yshikha, Ia tak akan tenang jika tidak memarahi saudara nakalnya itu.
Ramizha sedikit tersenyum ketika mendengar celotehan saudarinya. Ia tahu kemana arah pembicaraan gadis itu. Sebelum saudarinya menyelesaikan ucapannya Ia segera menyelanya " Telat Shi telat. Gue udah bilang sama nyokap Loe dan Mama Gue kalau Loe pulang sama pacar Loe " Potong Ramizha dengan nada nakalnya.
" Ahh Maniak Cewek kamprett. A... " Gadis itu sedikit meringis mendengar perkataan saudara sepupunya itu. Ia hanya bisa menggerutu yang segera dipotong
Ramizha kembali memotong ucapannya dan tak lupa untuk menggodanya " Udah ya marahnya? lebih baik kamu pulang dulu sebelum ditangkap satpolpp "
Setelah mengatakan itu dengan lancang Ramizha memutuskan sambungan telepon secara sepihak
Tut tut tut
Yshikha memolototi layar ponselnya dengan geram. Sebelum, gadis itu sempat menggerutu tiba-tiba Shanie berpamitan.
" Ya sudah gue pulang duluan ya? " Ucap Shanie tiba-tiba setelah sambungan telepon Yshikha dengan Ramizha putus. Ia mengukir senyum dan mengenakan helmnya dengan anggun.
Brum Brum Brum
Dengan sengaja Shanie menghidupkan motornya dan...
" Eh tunggu-tunggu gue ikut " Ucap Yshikha spontan dan setelahnya gadis itu terlihat malu dan canggung. Terbukti, gadis itu memandang kearah lain dengan tangan menggaruk kepalanya yang tidak gatal
Shanie menurutinya dan menoleh " Ikut kemana? " Shanie sengaja bertanya seperti itu. Sebelah alisnya terangkat keatas, Ia menatap Yshikha menunggu penjelasan gadis itu
Dengan ragu dan sedikit terbata Yshikha menjawab " Pu... Pulang "
Shanie mengernyitkan dahinya dengan lembut, Lalu berkata dengan wajah dibuat bingung " Kerumah gue? "
Yshikha mengerucutkan bibirnya sembari berjalan mendekati Shanie dan berkata dengan datar " Kerumah gue!! "
" Kerumah Loe? Gimana ceritanya?? Ikut kerumah Loe? Tapi, yang bawa motor gue dan.... "
Yshikha angkat tangan dan berkata dengan nada lirih " Ok ok, anterin gue pulang "
Seulas senyuman jahat kembali terbit diwajah tampan Shanie, Ia sedikit mendekatkan telinganya kehadapan gadis itu sembari berkata " Apa? coba katakan sekali lagi! "
" Anterin gue pulang " Ulang Yshikha dengan nada sedikit lebih tinggi dari sebelumnya.
Shanie sedikit mengangguk sembari kembali menegakkan kepalanya dan berkata " Mintanya yang ikhlas dong "
Yshikha menatapnya sebentar
" Shanie, "
" Iya " Shanie menunggu kelanjutan perkataan gadis itu
" Anterin, "
" Lalu? "
Yshikha yang sadar dirinya dipermainkan oleh pria itu dan Ia sudah tak tahan lagi langsung berteriak " Pulang bangsat pulang. Kenapa Loe mempersulit gue? Loe tahu gak? Gue udah lapar tahu gak Loe? "
" Ok ok.. Yshi sayang kita pulang jangan marah mulu nanti cantiknya luntur " Ucap Shanie dengan tenang sembari memasangkan helm kepada gadis itu dan setelahnya seperti biasa mencubit hidungnya dengan gemas.
Entah shock atau bagaimana? Yshikha malah terdiam.
Shanie tersenyum mendapati gadis itu terdiam seperti orang yang sedang linglung. Sekarang, Ia menemukan kelemahan gadis keras kepala yang galak itu.
" Perlu aku gendong? " Ucapnya jahil dan hal itu langsung membuat gadis itu terperanjat dari lamunannya. Tanpa berkata apa-apa lagi Ia langsung naik dengan lancar.
Shanie melirik yang sekilas sebelum berkata " Pegangan, entar jatoh!! "
" Bodo amat!! " Ketus Yshikha. Ia tidak menurutinya.