Chereads / Jodoh tidak bisa di Prediksi / Chapter 3 - Pulang Bareng

Chapter 3 - Pulang Bareng

2 hari kemudian...

" Loe udah sembuh? " Yshi menyambut temannya yang baru masuk sekolah, sepertinya cowok ini benar-benar sakit parah

" Mmh seperti yang Loe liat " Jawab Shanie dengan acuh tak acuh, ia mengangkat kedua tangannya sembari mengedikkan bahu

ya..ia memang seperti itu

" Dari dulu Loe gak ada perubahan-perubahannya ya?? " Sindirnya tanpa basa-basi, ia menghela nafas sebentar " Padahal nie Zaman udah mengalami perubahan dari dulu, atau kamunya aja ya yang ketinggalan Zaman? "

" Berubah atau tidaknya itu tergantung pada diri kita, bukan masalah Zaman ataupun waktu " Komentar Shanie, ia berkata dengan serius

Perkataannya mirip dengan nasehat

" Haha sejak kapan Loe dan Gue berubah menjadi jadi kita? " Yshi bertanya dengan nada sarkastis, ia merasa tidak enak jika harus sebutan loe dan gue berubah menjadi kita, itu terdengar terlalu ambigu

" Sejak sekarang! " Jawab Shanie tanpa beban, bahkan ia berkata sembari menyilangkan kakinya

" Oh! Sudahlah terserah loe, liat Anggara tidak? "

Ia melirik Pemuda itu yang tengah santai, duduk dihadapannya

" Loe nanya sama siapa? " Pemuda itu sedikit mengangkat kepalanya melihat gadis itu, yang juga tengah menatapnya

" Sama tukang rujak! Ya jelaslah sama Elo siapa lagi coba?? "

Yshi merasa kesal dengan pertanyaan tidak masuk akal pemuda itu, jelas-jelas disana hanya ada mereka.

Lalu siapa lagi kalau bukan kepada pemuda itu?

" Ouhh... Kayaknya Ada aura aura yang rindu nih " Sindir Shanie, ia menggerakkan kedua alisnya keatas dan kebawah secara cepat, dengan senyum lucu terukir diwajahnya

" Rindu apaan?! Ngapain gue rindu sama mantan? Kayak orang gak punya kerjaan aja "

Emang sih, Anggara itu mantan pacar Yshikha, ia sendiri akui hal itu,,, tapi kalau masalah perasaan?? Jelas-jelas ia tak punya perasaan apa-apa sejak awal mereka jadian pun, dan Anggara sendiri juga mungkin tahu hal itu. Sekalipun Yshi tak pernah mengatakannya tapi dia bukanlah cowok yang bodoh tak yang tak bisa menilai apapun

" Kamu tauu... Mantan itu apa? " Shanie menanggapinya dengan pertanyaan

" Bekas!? " Alis lancipnya terangkat keatas, dengan sorot mata tanda tanya

Trak

Ia menjentikkan jari tengah dengan ibu jarinya, tanda setuju.

Ia begitu antusiasme

" Nah kamu tahu, kalau mantan itu bekas "

" Lalu? " Yshikha memiringkan kepalanya kesamping, tanda ia menunggu penjelasan dari pemuda ini

" Barang bekas itu bisa didaur ulang " Jelasnya simple

" Maksudnya.

Loe nyuruh gue balikan sama gue?? " Tebak Yshi

Akhirnya Yshi, mulai faham ke topik mana pemuda ini membawanya

" Gue tidak bilang begitu " Sanggah Shanie, tidak mau disalahkan. Meskipun perkataan Yshi ada benarnya, tapi ia tidak ingin kena getahnya

" Lalu apa lagi jika perkataan mu tidak mengarah kesana hah?! " Ujar Yshi,ia menggerakkan giginya

Tak usah ditanyakan lagi kalau emosinya sudah meluap

" Ok, jika loe masih mau bersamanya, ya loe tinggal balikan lagi sama dia " Shanie mengangkat kedua tangannya dihadapan wajahnya

" Tapi gue gak mau lagi sama dia " Tolak Yshi tegas, ia bangkit dari duduknya

" O ya?? Lantas kenapa ditanya tanya? Bilang aja kalau loe masih sayang sama dia " Goda Shanie, ia juga ikut bangkit

" Gue nanyain dia bukan berarti gue masih sayang sama dia. Tapi.. " Yshikha sengaja menggantung kalimatnya untuk bernafas, tapi malah disela temannya ini

" Masih cinta?! " Selamat shanie, dengan nada jernih

" Enggak " Jawab Yshi, sembari memandang kearah lain, ia mengatur nafasnya

" Bohong " Tukas Shanie, sembari mencolek hidung Yshi, ia tak percaya dengan pengakuan gadis ini

" Hati yang tahu Shan, posisi dia dihati gue udah ada yang menggantikannya " Ujar Yshi lirih, sembari mengusap hidungnya yang terasa agak gatal setelah Pria itu mencoleknya

Entah itu rasa ketagihan atau memang hal yang biasa sering terjadi karena terlalu sensitif

" Masa?! " Shanie mendekatkan wajahnya kehadapan gadis itu, dengan sorot mata menggoda

Yshikha mundur satu langkah kebelakang, untuk menghindari kecanggungan

" Kalau gak percaya? Ya sudah " Ucap Yshi datar, ia berjalan menuju pintu

Ia paling gak suka sama orang yang tak mempercayai perkataannya yang benar-benar jujur

" Tapi bukan gue kan? " Godanya dengan nada coolcool. Ia menyisir rambutnya yang tampak baik-baik saja, dengan tangannya

" Emhh entahlah! " Yshi menjawab tanpa membenarkan atau menyalahkan perkataan pria itu, Ia melangkah lagi beberapa langkah sampai keteras ruang kelas itu

" Entah?? Jangan-jangan bener! " Ia masih belum puas menggoda gadis ini, Shanie juga mengikutinya

" Enggak " Tukas Yshi tegas, Ia berbalik kearah Shanie dengan wajah serius

" Enggak apa enggak? " Canda Shanie semakin menjadi, hal ini membuat Yshi tambah jengkel

" Iya " Ia sudah taak punya kalimat lagi untuk meladeni pria Resek ini

" Bohong!! " Shanie terus berjalan mendekati gadis itu, dengan tatapan tak percaya

" Iya! Terserah Loe "

Pada akhirnya Yshikha benar-benar pergi dari hadapan pria itu, ia benar-benar jengah menghadapi kekonyolan Shanie, yang suka Resek ini

" Beneran jatuh cinta pun gak papa " Gumam Shanie lirih, ia memandang punggung gadis itu yang saat ini sudah semakin jauh darinya ****

' jarak tidak akan membuat sebuah rasa terhambat ' batinnya, ia tersenyum simpul

____________________________

Dari jauh seorang siswi cantik dan manis, tengah duduk dibangku taman sekolah.

Sepertinya ia sedang menunggu seseorang, terbukti ia selalu melirik pada setiap orang yang melewatinya, dan kembali lagi pada layar ponselnya

Hari sudah mulai sore!!, seharusnya gadis ini segera pulang____ Yshikha

Tak lama Seorang siswa yang tampan, berjalan menuju kearah seorang siswi yang saat ini masih duduk dibangku taman

Shanie langsung duduk disamping gadis itu tanpa ada rasa sungkan

" Loe bawa tisu?? " Katanya berbasa-basi, untuk memulai percakapan

" Bawa! Buat apa loe tisu? " Yshi menoleh kearah Shanie sekilas, ia segera mengambil mengambil kotak tisunya dari dalam tas ranselnya

" Ya buat muka! apa lagi? " Jawab Shanie dengan datar. ia mengambil beberapa lembar tisu, lalu mengelap wajahnya yang terlihat baik-baik saja

Sepertinya.. Hal itu hanya untuk alasannya saja supaya bisa berbincang dengan gadis ini

" Kan ditoilet juga ada " Kata Yshi datar, sembari memasukkan kembali kotak tisunya kedalam tas ranselnya

" Tapi masa iya, hanya untuk beberapa lembar tisu? gue harus pergi ke toilet yang jauh sementara disini ada " Kelit Shanie, dengan ekspresi meyakinkan

" Alah alasan! Ngaku aja kalau loe mau tisu gue " Tukas Yshi,, blak-blakan

" Haha pede amat loe!! Kebetulan aja kali,,lagi pula mana ada yang mau sama orang cerewet kayak loe " Ia berkata dengan nada yang dia seserius mungkin

Ekspresi Yshi sedikit berubah

' Dia bilang tidak ada yang mau sama gue?? Itu artinya.... ' batinnya

Huh

Ia menghela nafas berat, ekspresi sedikit suram. Tapi.. Tidak berlangsung lama

" Cerewet tapi manis kan? Kan? "

" Yah... Mungkin " Jawab Shanie asal

" Hah! Kampret " Dengus Yshi kesal

" Loe pulang sama siapa? " Tanya Shanie mengalihkan topiktopik

Nah inilah... Maksud awalnya ia ingin berbasa-basi dengan gadis ini

" Hari ini kebetulan gue, enggak bawa motor so... Kemungkinan Gue pulang bareng Ram,tapi.. Tu anak dari tadi belum juga nongol " Ujar Yshi jujur, ia celangak celinguk mencari Ram

" Mending bareng gue " Tawarnya dengan nada seperti basa-basi, bahkan pandangannya tetap fokus pada layar ponselnya

Mungkin itu terpandang cuma basa-basi saja tapi,, itu benar-benar tulus dari lubuk hatinya, ya.. Karena dia gengsi. jadinya, dia sok-sokan tak perduli

" Hah? Bareng? Gak salah?? " Yshi agak melongo, lalu normal kembali

Ini benar-benar bercanda, mana ada bareng. Rumah mereka saja berlawanan arah

" Tidak mau ya sudah, lagian apa salahnya?? "

Respon Shanie tak perduli, ia langsung beranjak ke parkiran untuk mengambil motornya, sebelumnya ia telah melihat raut gadis itu

Yshi berfikir sebentar, sebelum pergi menyusulnya ke parkiran

Hehe

Yshi menghampiri Shanie, yang saat ini tengah memarkirkan motornya. Ia cengengesan minta dianterin pulang..

Sekalipun ia cengengesan tapi ia tetap manis bahkan bertambah 3 kali lipat dari biasanya