Chapter 21 - 21

Semoga ngeFeel part kali ini! ๐Ÿคช๐Ÿคช

Happy Reading, jangan lupa tinggalin jejak yaa

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

"Kiaaa...!" jerit Fanny, Kianna yang kegirangan sedang berguling-guling di atas kasurnya mendadak berdiri. Cewek itu mendadak ingat jika sang pacar masih berada satu udara dan satu tempat dengannya.

Kianna bergegas berdiri sambil menepuk dahinya.

"Astaga! Lupa! Kak Gior kan ada di ruang tamu sama mama. Kok malah aku cengengesan di kamar gini," gumam Kianna.

Sebelum suara toa mamanya bergema lagi memanggil namanya, Kianna melesat memunculkan batang hidungnya. Fanny melihat Kianna seketika siap melesatkan amunisinya.

"Pacarnya yang ganteng di atas rata-rata gini malah ditinggal, dianggurin. Nanti kalo ditikung orang baru deh nyesel. Mama tuh maunya yang model Gior beginian aja, buat dijadiin menantu," ucap Fanny sambil melirik-lirik Gior dengan senyuman.

Gior sendiri memasang tampang yang sulit dijelaskan. Senyum empat jari dan hidung yang kembang kempis ketika mendengar pujian yang dilontarkan Fanny untuknya.

"Untung nih yah, kamu ninggalin Gior sama mama. Coba kalo sama cewek lain? Beh, pasti langsung disalip macem pembalap yang ganteng, tapi agak pendek itu. Aduh- lupa siapa namanya? Favorit mama itu loh, Ki. Biarpun dia jarang naik ke podium peringkat satu. Siapa, Ki, namanya," Fanny terlihat berpikir keras memikirkan nama pembalap yang ia maksud.

Kianna menggelengkan dan berdecak kesal.

"Dani Pedrosa, Ma." ucap Kianna ogah-ogahan.

"Wadidaw! Lo tau sama Dani Pedrosa? Mantul pacarnya Gior," sela Gior sambil mengancungkan dua jempol pada Kianna.

Fanny menepuk bahu Gior pelan. "Kianna tuh tau semua, cuma itu, mulutnya kadang kayak ke lakban. Tante aja kadang capek harus nanya berkali-kali baru deh dijawabnya,"

"Oh- tenang Tante. Calon menantu idaman yang gantengnya di atas rata-rata ini bakal bikin Kianna rajin ngomong mulai dari sekarang," jawab Gior dengan percaya diri penuh.

"Bagus deh. Beruntung, Kia dapet pacar kayak kamu ini. Tante susah hati, kalo Kia dapet pacar yang macem tembok juga. Kayak di novel-novelnya yang suka Kia beli itu," curhat Fanny pada Gior.

"Yaelah. Cowok cool, muka datar, sok misterius itu udah mainstream banget, Tan. Gak di novel, gak di sinetron, gak di film. Berhamburan dimana-mana. Nah, yang kayak Giorgio Fernandes begini, itu populasinya langka. Spesies yang harus dilindungi, disayangi dan dicintai dengan sepenuh hati, karena cuma orang-orang yang terpilih aja bisa ngedapetinnya," ucap Gior dengan tingkat kepedean yang overload.

Kianna yang mendengarnya hanya bisa memijit kening.

'Iya, Kak Gior emang spesies langka yang harus Kia jaga dan lestarikan. Mungkin dia semacem badak sumatera yang hampir punah populasinya,' batin Kianna.

"Aduh bener banget ucapan kamu, Gior."

"Ki, kamu dengerkan apa yang dibilang Gior tadi. Spesies macem Gior itu langka, jadi kamu kudu jaga sebaik-baiknya yah. Mama gak mau denger kabar kalian putus dalam hitungan hari," Fanny memberi peringatan pada Kianna.

Gior tersenyum pongah melihat Kianna yang berwajah datar sambil mengangguk patuh.

"Emang calon mama mertuaku ini, Ter-thebest deh!" puji Gior.

Fanny beranjak dari duduknya. "Tante mau ke dapur dulu yah. Kalian ngobrol aja di sini. Inget yah, cuma ngobrol. Gak pake grepe-grepean. Jangan bikin cicilan apapun kalo ngelunasinnya masih lama,"

Gior mengangkat sebelah tangannya membentuk simbol penghormatan pada Fanny.

"Siap calon mama mertua! Gior janji, gak akan pake sistem kredit, nanti Gior bayar lunas kalo sudah siap lahir batin. Tapi please calon mama mertua, calon masa depan Gior jangan dikasihi sama siapa-siapa selain buat Gior seorang," celoteh Gior.

"Oh, tentu aja. Udah fix buat calon menantu mama yang gantengnya di atas rata-rata. Sekarang tinggal kamu coba yakini aja, anak mama yang macem batu malin kundang, diem aja ngamatin kita berdua dari tadi." sindir Fanny dan Kianna memutar bola matanya.

Gior menoleh ke arah Kianna dan Fanny berlalu meninggalkan kedua ABG itu.

"Aku beruntung punya calon mama mertua yang klop banget. Satu visi dan misi pula. Bener-bener Te Op Pe Be Ge Te, pokoknya!" ucap Gior.

"Nanti kalo orangtua gue di sini, lo mesti kudu wajib banget kenalan sama nyokap gue," lanjut Gior dan jantung Kianna dangdutan mendengarnya.

'Hah? kenalan sama mamanya kak Gior? Ya ampun, OMG!ย  Kia gak lagi mimpi kan, ya Allah.' Kianna membatin.

"Memangnya orangtua kak Gior di mana?" tanya Kianna penasaran.

Gior memposisikan duduknya menghadap Kianna dengan satu kaki diangkat seperti separuh bersila di atas sofa.

"Dengerin gue baik-baik yah. Gue gak mau ngulang 2 kali kalo ngulang, lo harus bayar gue. Gue mau cerita," wajah Gior terlihat begitu serius sehingga Kianna ikut serius bahkan tegang, merasa cemas dengan apa yang akan diceritakan Gior padanya.

"Jadi begini. Gue itu anak tunggal. Gak punya adek, gak punya kakak, gak punya sodara angkat jinjing apalah itu. Pokoknya gue dibrojolin nyokap gue sendirian gak ngajak temen,"

"Bokap gue orang luar negeri, bukan luar angkasa sejenis alien. Dia asli orang Mexico. Ngomong bahasa Indonesia aja masih belepotan. Bokap gue punya perusahaan di sana. Nyokap gue itu... Stttsss--- lo diem diem aja ya kalo udah tau siapa nyokap gue!" Kianna mengangguk antusias, dan begitu penasaran siapa ibunya Gior.

"Jadi... Nyokap gue itu Tamara Blesszynski," ucap Gior dan Kianna terbelalak kaget bukan main.

"Hah? Demi apa? Tamara Bleszynski artis itu?" tanya Kianna super penasaran.

Gior mengangguk menanggapi pertanyaan Kianna barusan. Kianna menutup mulutnya dengan sebelah telapak tangan. Kaget mendengar fakta yang ada.

"Mangkanya nyokap gue jarang ada di rumah." lanjut Gior sambil menyandarkan punggungnya ke sofa.

Kianna menatap Gior dengan ekspresi yang sulit ditebak, antara kaget, tegang dan tidak percaya.

"Tapi, semua yang gue bilang itu, Bohong!" gelak tawa Gior menggema di dalam ruang tamu Kianna. Kianna melotot tak percaya dan dengan cepat mengambil bantal sofa dan memukulkannya ke lengan Gior bertubi-tubi.

Raut wajah kesal Kianna benar-benar terlihat jelas dan semakin membuat Gior tertawa terpingkal sambil memegangi perutnya.

"Sumpah, muka lo bikin ngakak banget," ucap Gior disela tawanya.

"Gak lucu tau, Kak!" ketus Kianna.

"Ya kali gue anaknya Tamara Bleszynski. Gue adeknya Rasya dong. Lo tuh ya, mudah banget percaya sama omongan orang. Awas aja, ntar kita diadu domba sama haters terus lo kemakan omongannya. Bahaya! Itu bisa mengancam keberlangsungan hubungan yang baru mau kita bangun ini," ceramah Gior.

"Gimana gak percaya. Muka Kakak meyakinkan banget pas cerita," bela Kianna dan Gior melanjutkan tawanya.

"Jadi, sebenernya Mamanya Kak Gior itu siapa?" tanya Kianna masih penasaran.

"Oke, nyokap gue itu salah satu model. Jadi, ya gitu, hidupnya suka travelling ke sana ke sini, ngintilin bokap gue juga. Mangkanya jarang ada di rumah," jelas Gior.

"Ini becanda lagi? Mama Kak Gior model?" Kianna meyakinkan ucapan Gior.

"Iyee! Serius ini. Nyokap gue namanya Shella Frastika. Lo googling aja. Bokap gue Daniell Fernandes. Perpaduan orang mexico dan Indonesia ya jadinya gue, ganteng di atas rata-rata." ucap Gior.

Kianna mengangguk paham.

'Wajar sih kalo ganteng gak ketolongan begini. Ternyata kak Gior diadon dari bibit unggul,' batin Kianna.

"Seret nih tenggorokan gue. Lo gak mau basa basi nawarin gue minum apa? Kalo lo ga nawarin, gue minta aja deh kalo gitu. Air mineral biasa aja, gak usah yang merknya le mineral, ntar kayak ada manis-manisnya. Gue udah manis, ganteng pula soalnya," kata Gior dan Kianna berlalu meninggalkan pacarnya yang cukup absurd itu.

"Sampe lupa mau ngasih minum. Keterlaluan emang kamu, Ki." gumam Kianna saat di dapur.

Setelah 10 menit Gior dan Kianna mengobrol, ah- bukan, Gior yang cerita Kianna hanya bagian pendengar. Gior asyik menceritakan tentang hobi main basket, nyanyi dan musik kesukaannya pada Kianna. Kianna hanya mendengarkan dengan seksama cerita yang ke luar dari mulut Gior.

Kianna beruntung, Gior salah satu tipikal cowok yang begitu terbuka mengenai dirinya. Sebagian besar apa yang diceritakan Gior adalah kebenaran. Karena Kianna sudah dari kelas sepuluh menjadi stalker, jadi kebiasaan Gior 75% sudah ia ketahui, hanya saja jika Gior super cerewet dan punya tingkah absurd serta selera musik yang nyeleneh, Kia baru mengetahuinya.

"Gue pamit pulang dulu. Gak usah rindu sama gue. Gak usah percaya kata Dilan juga kalo rindu itu berat. Yang berat itu kalo gak ada duit. Susah apa-apa, realistis aja. Ya gak?" ucap Gior blak-blakan.

Kianna tersenyum kecil mendengar ucapan Gior yang terlalu apa adanya dan kalimat terakhir Gior dibenarkan oleh Kianna dengan anggukan kepalanya.

"Sebelum gue pulang. Lo kudu tau dulu tentang ini,"

"Tentang apa?" tanya Kianna.

"Ada 3 hal yang gue sukai di muka bumi saat ini, lo tau apa itu?"

"Basket, Band sama Bandana pacar kak Nada?" ucap Kianna polos dan Gior berdecak.

"Wahgelah! Fitnah banget gue suka bandana pacar Nada. Ya bukanlah, ck! Elo merusak suasana aja," keluh Gior.

"Ya terus apa?" tanya Kianna.

"Hmm- tiga hal yang gue sukai di muka bumi saat ini, yaitu Matahari, Bulan dan Elo!" jawab Gior.

"Lah? Kok gitu?"

"Kalo matahari buat siang, Bulan buat malem, dan elo buat gue selamanya," sontak Kianna tersipu malu, pipinya bersemu merah merona.

Gior tersenyum lebar dan mengacak puncak kepala Kianna pelan.

"Gue pulang dulu ya, Kica! Kianna Cayank... Bilang mama, calon menantu yang ganteng di atas rata-rata, pamit pulang dulu. Gak enak ganggu calon mertua yang baru aja shalat," pamit Gior.

"Iya, nanti Kia sampein ke mama."

"Oh iya, Kak Gior, makasih ya sudah anterin Kia pulang. Kakak ati-ati di jalan," ucap Kianna dengan senyum manisnya.

Gior tampak takjub melihat perhatian kecil yang diberikan pacarnya yang super pendiam itu.

"Ada Nella Kharisma, nyanyi Jaran Goyang. Gimana gue gakย terkesima, senyum lo bikin jiwa raga gue melayang." Gior berpantun secara spontan dan Kianna makin tersipu.

'Sialan! jaran goyang dibawa-bawa. Makin yakin selera kak Gior yang begituan' batin Kianna.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Auto joget jaran goyang ๐Ÿ’ƒ๐Ÿป๐Ÿ’ƒ๐Ÿป๐Ÿ’ƒ๐Ÿป๐Ÿ’ƒ๐Ÿป