Chapter 26 - 26

Tau ah! Isinya super gaje ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

Semoga suka

Happy Reading!

Jangan lupa komen, vote and share bila perlu!

Ajak temen, sanak sodara, tetangga, suami, pacar, gebetan, selingkuhan, TTM-an yang lagi banyak beban hidup, baca cerita ini ๐Ÿ˜†

dijamin makin stress!!

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

"Sayang..." teriak Gior saat melihat Kianna melintas tidak jauh darinya.

Kianna menoleh sambil merona wajahnya. Mulut pacarnya itu benar-benar sulit dikontrol. Kenapa harus menjerit pake kata sayang sih. Kianna merasa seperti Via Vallen dibuatnya.

"Anjir! Mulut cowok lo toa banget, Ki. Gue gak nyangka Kak Gior begitu aslinya," sikut Andara saat melihat Gior yang berjalan mendekat.

Kianna hanya diam menahan malu menjadi pusat perhatian teman-teman satu sekolahnya. Sedangkan Gior berjalan dengan pedenya tak lupa senyum lima jari selalu bertengger di wajah tampannya.

"Andara," sapa kak Ridwan.

"Wetsss... mantan menyapa nih!" sindir Gior yang sudah berdiri di depan Kianna dan juga Andara sedangkan Ridwan berada di belakang kedua gadis itu.

Andara menoleh dan memutar bola matanya seakan malas melihat kehadiran Ridwan di sana.

"Gi, gue pinjem Andara sebentar ya," izin Ridwan pada Gior dan Gior melotot mendengarnya.

"Hah? Gak salah elo izin sama gue? Emang gue bokapnya Dara? Wah, konyol elo emang," kata Gior.

Kianna dan juga Andara ikut kaget dengan ucapan Ridwan.

"Terus gue harus izin siapa?" tanya Ridwan.

Gior menggeleng-geleng mendengar pertanyaan Ridwan.

"Wah, elo malu-maluan serikat cowok ganteng satu sekolah. Gue bingung kenapa ada makhluk konyol kayak elo begini? Anjir, lawak banget elo, Wan," kata Gior sambil terkekeh.

Andara memijit pelipisnya pelan. Sedangkan Ridwan terlihat biasa tidak tersinggung dengan ucapan Gior.

"Ya elo izin sama yang punya jiwa raga lah. Kalo elo mau ngomong sama Kianna, nah elo harus berhadapan sama gue dulu. Elo harus sampaikan maksud dan tujuan elo apa, bila perlu lo bikin surat pengantar dulu, kasih ke gue," Gior mengedipkan sebelah matanya ke arah Kianna dan lagi-lagi cewek manis itu pipinya bersemu merah.

"Oh, iya," kata Ridwan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

"Dek, minta waktunya sebentar ya. Kakak mau ngomong sesuatu sama kamu," ucap Ridwan pada Andara.

Gior bergidik geli mendengar bahasa yang dipake Ridwan pada Andara. Bulu kuduknya berdiri tanpa izin.

"Etsss... tunggu dulu!" seru Gior ketika melihat Andara ingin membuka mulutnya.

"Berhubung elo sekarang gebetan sahabat karib kentel soulmate gue si Bambang yang gak mau dipanggil Bams atau Bang, jadi gue kudu laporan dia dulu. Ada mantan yang menyapa sang gebetan," Gior segera mengambil ponselnya dan menelepon Bambang yang mungkin sekarang ada di dalam kelas sedang konser lagunya Didi Kempot.

- Woi, Bro. Gue mau laporan. Gebetan elo yang bernama Andara saat ini sedang bersama mantan pacarnya. Mungkin aja mereka CLBK, Cinta Lama Belum Kering. Laporan selesai.

- Siap! Gue amankan.

Gior menutup sambungan teleponnya dan baik Kianna, Andara dan juga Ridwan melongo melihat kelakuan Gior yang di luar nalar mereka.

"Kenawhy? Kalian terkesima sama gue? Gue emang ganteng di atas rata-rata, tapi gue cuma sukanya sama Kianna, gak ada keinginan buat berpaling ke cewek lain apalagi ke cowok," ucap Gior dengan wajah tanpa dosa.

"Kak Gior, biarin aja kak Ridwan bicara sama Dara," ucap Kianna akhirnya tidak enak hati.

Kianna memberanikan diri menggenggam lengan Gior agar pergi menjauhi Andara dan Ridwan. "Silakan kalian ngobrol. Aku pergi dulu ya, An," pamit Kianna.

Gior terdiam bak patung melihat tangan putih mulus bak porselen milik Kianna menggenggam lengannya. Super duper rezeki nomplok. Gior hanya cengar cengir melihatnya dan mereka berdua berjalan menuju kursi di bawah pohon beringin tidak jauh dari kelas mereka berdua.

"Cie... ciee... mojok berdua. Pacaran terosss!" sorak Nada dari depan kelas Gior.

"Woi, bacot! Ganggu aja, lempar duit nih," teriak Gior heboh.

Kianna memegang telapak tangan Gior agar mulut cowok itu diam. Dan berhasil.

"Kakak ngapain tadi panggil Kia begitu. Ini sekolah loh, Kak," kata Kianna mengingatkan.

Gior mengangkat alisnya sebelah. "Yang bilang ini pasar siapa? Gue kan cuma manggil pacar gue. Emang salah gue panggil elo, sayang?" Kianna menggeleng.

"Nah, gak salah kan. Gue tadi cuma ngetes konsentrasi semua orang yang punya kuping. Mereka noleh gak pas gue teriak sayang begitu, eh ternyata kupingnya pada sehat, jadi noleh semua," jelas Gior dan Kianna mendesah pasrah, karena memang pacarnya ini akan punya ribuan alasan untuk membela diri.

"Ya udah kalo begitu, Kia mau balik ke kelas aja, sebentar lagi masuk," Kianna akan beranjak namun, ditahan Gior.

"Etsss... gue belom ngomong maksud dan tujuan gue kok elo main pergi aja," protes cowok ganteng di atas rata-rata itu.

"Kata kakak tadi cuma mau ngetes kuping orang-orang. Kan udah kakak jelasin ke Kia," kata Kianna tanpa rasa bersalah.

"Emang lo cewek gue yang onengnya ter-debest deh diantara yang lain-lain!" geram Gior sambil menjambak rambutnya.

"Gue cuma becanda doang keleus! Gue itu mau ngomong sama elo. Pulang sekolah nanti elo mau gak nungguin gue latihan basket soalnya lusa sekolah kita mau tanding basket," jelas Gior dan Kianna ber-oh ria mendengarnya.

"Kia kebetulan pulang sekolah mau bantuin OSIS buat nyiapin pernak pernik acara pertandingan basket lusa nanti Kak. Jadi, Kia juga kemungkinan pulang sore," kata Kianna santai.

Gior menghela napasnya dan mencubit gemas pipi Kianna. "MasyaAllah, untung pacar, untung sayang,"

"Ya udah, ayo balik ke kelas," Gior dan Kianna berjalan beriringan menuju kelas mereka masing-masing. Sesampainya di tangga, Gior menghentikan langkah Kianna.

"Ki, ntar ceritain apa yang mantannya Andara obrolin ke sahabat lo itu. Gue kepo," kata Gior dan Kianna menaikkanย  sebelah alisnya.

"Kak Gior ngajak Kia gibah?" tanya Kianna polos.

Gior mengangguk cepat. "Netijen +62 itu spesialis gibah dan rebahan, dan kita harus termasuk di dalamnya. Biar gak di depak dari negara berflower ini, yank. Oke!"

Dengan patuh Kianna mengangguk.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Kianna berdiri dipojok koridor, mengintip diantara ramainya anggota cheerleaders yang bersorak-sorai di pinggir lapangan basket. Gadis itu mencuri lirik pujaan hatinya, Giorgio Fernandes yang sedang berkeringat mendrible bola basket ke sana kemari.

Senyum terukir di wajah cantik Kianna saat Gior berhasil memasukkan bola dalam keranjang.

"Dasar sableng! Ngapain kamu di sini? Cengar cengir sendiri?" Andara tiba-tiba menepuk pundak Kianna membuat siempunya badan terkejut.

"Astagfirullah!" Kianna salah tingkah.

"Anjay! Jangan bilang sama aku, kamu berdiri di sini buat ngintipin pacar kamu main basket. Sinting! Kak Gior pacar kamu, Ki. Ya kali kamu masih curi pandang dari jauh diem-diem? Wah, fix kamu sakit!" omel Andara dan Kianna menutup mulut sahabatnya itu dengan telapak tangannya.

"Kenapa kamu berisik banget sih, An?" gusar Kianna.

"Ya abisnya, kamu mojok di sini cengar cengir ngeliat lapangan basket. Kamu kan udah pacaran sama kak Gior, kenapa masih lirik-lirik dari jauh? Samperin aja ke sana," nasihat Andara.

Kianna menggeleng dan memilih duduk di lantai. "Aku malu. Aku gak pede," kata Kianna.

"Hah? Kamu apa-apaan sih, Ki. Kok bicara begitu? Malu kenapa? Kamu kan punya muka udah dibayar cash sama Tuhan, kok malu sih. Dibonusin cantik pula. Yang jelek aja pede aja main tiktok terus bisa viral," cerocos Andara.

"Aku minder aja. Kak Gior orangnya supel, ramah, ganteng di atas rata-rata pula, sedangkan aku sebaliknya, An. Aku takut malu-maluin kak Gior," kata Kianna lirih.

Andara memegang ujung dagu Kianna dan mengangkatnya sehingga wajah Kianna mendongak.

"Denger yah, Ki. Kak Gior sudah milih kamu buat jadi pacarnya dari sekian banyaknya cewek yang kirim surat ajakan pacaran ke dia. Itu artinya kamu spesial dan paling menarik buat kak Gior. Jadi, gak ada alasan lagi buat kamu minder. Sudah saatnya kamu tunjukin sama semua orang, siapa Kianna Augustephie itu," Andara mengemukakan petuahnya.

"Emangnya aku siapa? Kok harus ditunjukin ke semua orang?" tanya Kianna polos.

"Au ah, tanya sama tembok. Yuk, ke pinggir lapangan, kita nonton pacar kamu latihan," Andara menyeret lengan Kianna paksa.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

"Gue mau nanya dong sama elo-elo pada," ucap Gior dengan para cheerleaders yang duduk di dekatnya.

Cewek-cewek itu sudah salah tingkah berada dalam radius beberapa meter dari tempat Gior duduk lesehan istirahat. Beberapa malah ada yang gafok ( gagal fokus ) dengan menggigiti pompom yang mereka pegang.

"Boleh banget, Kak,"

"Iya, boleh banget. Apalagi kalo kakak mau nomor hape aku,"

"Boleh juga kalo kakak mau jadi pacar aku,"

Suara timpal menimpal menjawab perkataan Gior, membuat cowok yang ganteng di atas rata-rata itu tertawa keras.

"Yain deh," kata Gior cepat.

"Serius nih pertanyaan gue. Kalian jawab yah!" Semuanya menyimak dengan saksama.

"Cowok boleh gak sih minum jamu sari rapet?" pertanyaan Gior sukses membuat semua yang di sana melongo dan ada beberapa yang tersedak dibuatnya.

"Pertanyaan bangke banget. Kelakuan pacar kamu, Ki," desis Andara pada Kianna yang berada tidak jauh dari tempat Gior.

"Emang buat apa kakak minum sari rapet?" celetuk salah satu anggota Cheers.

Gior tersenyum miring dan menatap Kianna lekat.

"Buat ngerapetin hati gue ke hatinya Kianna," Sontak semua yang di sana bercie-cie ria dan ada yang bertingkah patah hati.

Kianna tidak bisa menahan senyumannya mendengar gombalan receh pacarnya yang gak pernah ada matinya.

"Yuhu~ Kianna! Ada jamu di atas kuku. Senyumanmu membekas dihatiku," jerit Gior yang semakin membuat Kianna salah tingkah dibuatnya.

"Emang kak Gior gak ada tandingannya deh, Ki. Mantuls!" puji Andara.

'Semoga aja sampe ending kisah ini isinya manis-manis gula aja, jangan ada masalah rumit, ya Allah,' Doa Kianna dalam hati.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

TBC kapan2 kalo inget! ๐Ÿ˜›