Chapter 29 - 29

Happy Reading!

Jangan males komen, nanti Gior ngambek ๐Ÿ˜Œ๐Ÿ˜Œ

Kasih PS sama Review kek, biar cerita ini masuk rangking wkwkwkwk

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Nada merangkul pundak Kianna yang duduk diam seperti patung di deretan bangku di pinggir lapangan.

"Tegang amat muka lo, Dek," sapa Nada membuat Kianna dan Andara terkejut bersamaan.

Kedua gadis itu menoleh Nada yang terlihat ceria, senyum tak lepas dari wajahnya semakin mempercantik dirinya.

"Btw, lo, gue liat tadi sempet ngobrol sama Fred ya? Cowok yang badannya putih mulus itu?" tunjuk Nada tanpa ragu dan Kianna menggeleng sedangkan Andara mengangguk.

"Kia gak ngobrol Kak, cuma minta maaf karena gak sengaja nginjak kakinya pas mau lewat, itu aja kok," jawab Kianna jujur dan Nada mengangguk.

"Kirain lo kenalan," kata Nada lagi.

"Kakak itu yang ngenalin diri ke Kianna, cuma Kia-nya B aja, Kak," Andara yang menjawab.

Nada meletakkan telapak tangan ke dahi Kianna seakan mengecek kesehatan gadis itu.

"Lo baik-baik aja, tapi kayaknya elo gak sehat sama mata dan perasaan deh," sindir Nada.

"Maksudnya Kak?" tanya Kianna dan Nada menghela napas beratnya.

"Lo harusnya beruntung bisa diajak kenalan sama Fred. Dia itu artis sekaligus model. Dia juga jarang banget mau ngajak kenalan orang lain duluan. Dibanding Gior mah, ganteng Fred kemana-mana, Ki. Dan kabar baiknya nih, Ki buat elo, kayaknya dia naksir elo," jelas Nada dan Kianna mengerutkan dahinya.

"Masa elo cuekin sih, cowok begitu. Kalo gue jadi elo, udah fix gue gebet dia. Kapan lagi pacaran sama artis. Tuh, dia ngelirik ke sini terus kan," Nada mengkode agar Kianna menoleh ke arah tempat duduk Fred.

Kianna tetap sama, tanpa ekspresi menanggapi ucapan Nada. Gadis itu merasa kalo cowok yang bernama Fred itu biasa saja.

"Kia udah pacaran sama kak Gior, Kak. Kia juga gak tertarik sama kak Fred," ucap Kianna akhirnya.

"Gior absurd gitu malah elo pertahani. Ya mending Fred yang cool gimana gitu. Fyi yah, Gior itu aslinya super duper lebay alay dan menjijikan, asal lo tau," celoteh Nada.

Andara mengangguk semangat. Sedangkan Kianna agak kurang suka dengan perkataan Nada yang seakan membandingkan Gior dengan Fred.

"Kia suka orang yang apa adanya aja Kak, karena Kia juga gak sempurna kok," jawab Kianna bijak.

"Apa sih yang lo liat dari Gior? Cowok sinting kayak gitu, kok elo demeni kayaknya?" tanya Nada.

'Ya karena itu, harus dilestarikan,' batin Kia.

Kianna memilih diam tidak menjawab pertanyaan Nada, ia pikir tidak perlu mengumbar alasan apapun karena menyukai seseorang. Tidak ada alasan khusus bahkan bukankah jatuh cinta tidak bisa dipaksakan.

"Kalo gue jadi elo, gue bakal tinggalin Gior dan milih Fred yang jauh lebih waras," kata Nada dan Kianna menoleh sinis.

Ucapan Nada cukup mengusik dirinya. Kenapa orang lain harus ikut campur atas perasaannya. Atau Nada masih punya perasaan dengan Gior.

"Pilihan dan pandangan setiap orang berbeda, Kak. Kalau seperti itu menurut Kakak baik, silakan. Tapi untuk Kia sendiri, Kia lebih memilih untuk stay. Kia baru aja memulai, sedikit melangkah bahkan belum berlari. Kia sangat menghargai pendapat Kak Nada," ucap Kianna sopan. Baik Nada maupun Andara terperangah mendengar ucapan Kianna.

Gadis itu pendiam, tapi sekali berbicara ia akan sangat bijak dan tenang. Andara yang telah bertahun menjadi sahabatnya pun selalu terpukau akan sikap Kianna yang seperti itu.

Nada speechless dibuatnya. Ia sangat tidak menyangka jika Kianna akan memberikan jawaban sedemikian rupa. Baginya, Gior cukup beruntung memiliki Kianna.

"Gior emang jitu cari cewek. Gue pikir elo cuma cewek lemah, ansos (anti sosial), yang gampang tergoda kalo ada cowok ganteng ngedeketin. Ternyata pikiran gue salah, elo tegas dan gak plin plan sama pilihan yang udah lo buat. Gue seneng akhirnya apa yang diperjuangi Gior selama ini gak sia-sia. Jaga sahabat gue yang otaknya separoh nyemplung ke selokan itu dengan baik ya. Akhirnya gue bisa tenang ngebiarin elo sama dia. Longlast!" ucap Nada panjang lebar dan menepuk punggung Kianna kemudian pergi begitu saja dengan senyuman lebar di wajahnya seakan tidak terjadi apapun sebelumnya.

Kianna dan Andara saling pandang dan menggeleng bersamaan.

"Kak Nada punya kepribadian berapa sih? Gue sempet shock sama bahasa yang dipakenya ke elo tadi," kata Andara.

Kianna memandang lurus ke depan menatap Gior yang sedang cengar cengir padanya di tengah lapangan yang sudah siap untuk bertanding.

"Lupain aja, An," kata Kianna.

"Tapi kamu tadi keren banget, Ki. Ih aku bangga punya sahabat kayak kamu," ucap Andara sambil memeluk lengan Kianna erat.

Kianna menggeleng melihat kelakuan Andara.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Pertandingan basket sudah dimulai, jangan berharap Kianna akan bersorak-sorak apalagi melompat-lompat untuk mendukung Gior. Yang dilakukan Kianna hanya duduk manis sesekali tersenyum saat Gior menoleh ke arahnya. Hal kecil yang membuat gemas orang yang melihatnya.

Kianna pamit untuk ke stan makanan yang ada di luar gedung tentunya dengan kawalan ketat seketat legging untuk senam ibu-ibu. Kianna tidak mengusir melainkan membiarkan hal lebay yang dilakukan teman-teman Gior padanya, karena menurutnya akan sangat percuma untuk menolak, toh semuanya akan tetap dilakukan mereka.

Kianna membeli seporsi batagor dan satu botol air mineral besar. Kianna menawari kakak kelas yang mengawalnya itu , tapi mereka serempak menggeleng.

"Siaga satu!" kata yang ditangkap oleh telinga Kianna saat Paiman mengatakannya.

"Bihun mencoba mendekati kue mochi," timpal Paiman lagi.

Kianna mendadak berhenti berjalan saat Paiman, Paijo dan Bayu berdiri membelakanginya seperti berjaga-jaga ketika di dekat kursi pemain lawan sekolahnya. Kianna menangkap sosok Fred berjalan ke arahnya dengan senyum manis.

"Ngapain nyengir kuda liar gitu?" Bayu buka suara menyapa Fred duluan.

Fred menatap Kianna tetap dengan senyuman lebar. Kianna menaikkan sebelah alisnya. Bisikan serta pekikan cewek-cewek yang entah satu sekolah atau dari sekolah lain terdengar seakan memuja muji kegantengan Fred.

"Gue mau ngobrol sama cewek di belakang kalian," kata Fred santai.

"Ngobrol? Emang bakal kita izinin?" kata Bayu sedikit ngegas.

"Gue denger nama elo, Kianna ya? Salam kenal ya, gue Fred. Gue boleh minta akun medsos elo gak?" tanya Fred begitu santai mengabaikan ucapan Bayu.

Bayu, Paiman dan Paijo sontak melotot terkejut melihat kegigihan serta keberanian Fred.

"Bihun ini punya modal nekat juga ternyata!" desis Paijo.

Gior di kursi pemain terlihat memanjangkan lehernya seperti jerapah. Kakinya sudah gatal ingin segera berlari mendekati pacarnya, tapi tertahan karena sedang mendengarkan arahan dari pelatihnya.

Kianna hanya diam dan seakan tuli dengan ajakan perkenalan yang diucapkan oleh Fred. Bukan karena sok jual mahal apalagi sombong, itu semua karena dirinya memang jarang sekali mau berinteraksi dengan orang baru yang belum dikenalnya apalagi belum pernah ia lihat sebelumnya. Cukup aneh, tapi itulah Kianna.

"Kak, Kia mau ke sana," bisiknya pada Bayu. Bayu menjulurkan lidahnya pada Fred, karena cowok itu diabaikan Kianna.

Fred hanya terkekeh sambil menyugar rambutnya. Ia baru kali ini diabaikan oleh cewek. Gosip yang beredar ternyata benar kalau pacar orang paling ganteng di sekolah rivalnya itu seorang gadis pendiam dan cuek.

Fred menyingkir ketika Kianna melangkah ingin melewatinya.

"Maaf, Kak. Saya permisi dulu," ucap Kianna pada Fred dan Fred hanya terbengong-bengong mendengarnya.

Fred berkacak pinggang mengamati pergerakan Kianna. Gadis itu berdiri agak ke belakang menunggu Gior selesai evaluasi dari pelatihnya.

"Gue baru tau ada cewek sependiem itu dan sesopan itu," bisik Paul pada Fred yang ternyata ikut mengamati tingkah Kianna.

"Dan gue pun ngerasa kalo Gior selalu terdepan dan teratas dari gue. Gior yang absurd bin ajaib kayak gitu, bisa-bisanya punya pacar macem tembok cina. Bener-bener gila!" gumam Fred.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Gior segera mendekati Kianna sesaat setelah evaluasi pelatihnya. Tim basket sekolahnya unggul 2-1 dari tim lawan, yang artinya akan maju ke babak selanjutnya.

Dengan senyum yang mengembang lebar, hidung mancung yang kembang kempis, Gior melangkah penuh percaya diri menuju Kianna berdiri. Jangan tanya di mana Andara, karena sahabat Kianna itu sedang mojok berduaan duduk lesehan bersama Bambang yang gak mau dipanggil Bams atau bang.

Kianna terlihat ragu untuk menyodorkan minuman dan batagor di tangannya pada Gior, takut pacarnya itu menolak.

"Gue haus. Lo gak pengen kasih gue minum gitu?" pancing Gior. Cowok itu peka kalau Kianna malu atau takut memberikannya langsung.

"Kakak haus? Minum gih," ucap Kianna cepat tanpa memberikan minuman ditangannya.

Gior menghela napas panjang. Urar saraf kepekaannya pacarnya itu mungkin sudah kendor jadi, tingkat keonengan dan kepolosan gadis itu berada pada level jongkok.

"Nyuruh nelen air liur apa gimana? Gak ada air buat diminum juga," kata Gior sembari mendesah dan mendudukan dirinya di lantai.

Kianna yang mulai waras, menatap botol air mineral ditangannya lalu dengan cepat menyodorkan pada Gior.

"Eh, ini Kia punya minum buat Kakak," kata Kianna cepat tanpa spasi.

"Dari tadi kek, Oneng! Dah disindir-sindir juga, lama banget pekanya," Gior menggerutu sambil meminum air pemberian Kianna.

Kianna hanya berdiri diam melihat Gior menghabiskan sebotol air itu.

"Lo gak minta foto bareng sama si bihun?" tanya Gior pada Kianna yang terlihat bingung.

"Bihun siapa kak? Ada yang promosi Bihun di sini? Tapi kayaknya gak ada deh," kata Kianna polos.

Gior beristigfar tiga puluh tiga kali saat mendengar ucapan Kianna.

"Astagfirullah. Si Fred itu yang gue maksud bihun," jelas Gior dan Kianna mengangguk menanggapinya.

"Kenapa disebut Bihun?" tanya Kianna mulai penasaran.

"Karena dia itu putih, mulus, letoy alias lemah gemulai, persis kayak bihun direndam air," Kianna tidak habis pikir Gior punya banyak sekali istilah yang nyeleneh untuk orang lain.

Kianna menggeleng dan menyodorkan batagor ditangannya. "Buat gue?" tanya Gior dan Kianna mengangguk.

"Kak Fred tadi ngajak kenalan Kia. Tapi Kia gak mau. Kia gak mau kakak salah paham, Kia juga gak mau kakak marah karena Kia deket-deket sama kak Fred," ucap Kianna dan Gior berhenti mengunyah batagornya lantas menatap pacarnya itu.

Demi Bayu yang sempaknya gambar speongebob. Gior gak menyangka sama sekali jika Kianna akan menceritakan apa adanya tentang si Bihun padanya. Selain Kianna oneng dan slow respon, tapi ternyata Kianna itu super jujur. Gior semakin dibuat jatuh cinta klepek-klepek dibuatnya.

"Kupu-kupu apa yang bikin seneng?" tanya Gior tiba-tiba, mengabaikan curhatan Kianna tadi dan si gadis menggeleng.

"Kupunya pacar oneng, tapi cantik kayak elo," ucap Gior sambil mengacak lembut puncak kepala Kianna.

Lagi-lagi wajahnya bersemu merah.

"Ibarat alat tulis, cinta gue ke elo itu kayak penggaris. Lurus gak akan berbelok, Kica! Azeeek," Gior geli sendiri mengatakannya.

"Kakak gak ada bedanya sama pesawat," ucap Kianna dan Gior berhenti terkekeh dan menatap pacarnya itu.

"Kenapa gitu?" tanya Gior kepo.

"Karena selalu bikin Kia terbang sama gombalannya," ucap Kianna malu-malu lantas menggigit bibirnya kuat menahan untuk tidak tersenyum lebar.

"Aji gile! Pacar gue si Kica dah pinter bales ngegombal," pekik Gior antusias sambil tertawa lebar.

"Hati-hati dengan duit palsu, apalagi yang keliatan baru. Aku ingin engkau tau, betapa aku cinta padamu. Eaaaak!" Gior kembali cengengesan dan Kianna tertawa cukup lebar.

Gior dan segala keabsurd-annya, sukses buat Kianna semakin suka.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ