Chapter 25 - 25

Yuhuuu~

Shin datang lebih cepat dari jadwal karena mo kebut nulis judul lain 🤣🤣🤣

Btw, Shin saranin pas mo ending2, kalian kudu play lagu Andmesh Kamaleng - Nyaman ya, biar meresap sampe ke akar-akarnya!

Diabetes, keram pipi, cengar cengir, gibahan tetangga ngatain gila, gak ditanggung oleh Shin!

Happy Reading 💃🏻

Jangan males komen juga vote!!

🌸🌸🌸🌸🌸

"Elo mau nerbitin buku tentang cerita kita?" tanya Gior sambil menyuap es krim ke dalam mulutnya.

Kianna menggeleng pelan.

"Enggak Kak. Cerita yang Kia tulis jelek," jawab Kianna.

"Ets, kata siapa? Di dalam cerita elo itu ada gue loh yang gantengnya di atas rata-rata,"

"Cerita elo itu paling ditunggu pembaca. Semua orang gemes sama gombalan gue yang memabukkan ini. Cuma yah, gue gak paham aja kenapa yang ngevote cerita elo itu dikit banget," komentar Gior.

Kianna memandang Gior takjub.

"Kok Kakak tau kalo yang ngevote sedikit?" tanya Kianna heran.

"Gue kan selalu mantau pekembangan cerita elo itu, karena di dalemnya ada tokoh gue, yah biarpun namanya elo samarkan pake nama orang lain," jawab Gior.

"Kak Gior hobi baca buku juga ya?" tanya Kianna lagi.

Gior tersenyum mendapati pertanyaan seperti itu, eh bukan, bukan pertanyaannya, tapi sikap Kianna yang mulai aktif gak pasif cuma duduk diem denger aja. Pacarnya itu sudah mulai mau berbicara, mungkin lakban di mulutnya sudah kadarluarsa kali ya. Gior bersyukur untuk itu.

"Gue gak akan jadi bintang kelas, juara cerdas cermat kalo gue gak baca sama belajar. Gue sih ngarepnya bisa pinter instan pake di charger aja gitu. Sayangnya gak bisa, kalo gak belajar gue oon," kata Gior tanpa ragu.

"Termasuk hobi baca novel juga?" Kianna makin penasaran.

Gior bersorak dalam hati, ia sudah menemukan kunci agar Kianna banyak bertanya bahkan berbicara padanya. Gadis itu akan antusias bertanya jika topik yang dibahas adalah hal kesukaannya terutama dunia baca tulis.

Gior mengangguk menjawab pertanyaan Kianna.

"Apa lagi novel yang elo buat. Gue demen banget bacanya," kata Gior dan Kianna memutar bola matanya.

"Kenapa elo kepikiran buat nulis cerita tentang kisah cinta lo sendiri?" Gior balik bertanya.

Kianna tampak berpikir dan menimbang jawaban atas pertanyaan Gior.

"Karena Kia merasa gak bakal punya nyali buat ngomong langsung secara lisan jadi, Kia nulis aja. Kia juga gak pernah kebayang kalo ternyata tokoh yang Kia tulis di dalem cerita ikut baca cerita itu," Kianna sudah mulai mau membuka dirinya.

"Lo punya mantan berapa?" tanya Gior dan Kianna menoleh cepat.

Tapi secepat itu juga gadis cantik itu menunduk menatap ujung sepatunya.

"Kianna gak punya mantan," ucap Kianna pelan.

"Serius lo? Jadi gue pacar pertama elo?" tanya Gior antusias luar biasa.

Dengan wajah merah padam malu-malu Kianna mengangguk mengakuinya.

"Acieee... kita sama dong!" kata Gior dengan tawa lebarnya.

Kianna melirik sambil menyatukan alisnya bingung.

"Maksudnya?" tanya Kianna cepat.

Gior tersenyum tengil. "Ya sama, lo juga pacar pertama gue," Gior menaik turunkan alisnya menggoda Kianna.

"Hah? Kakak bohong lagi kan? Kak Nada kemarin emangnya apa kalo bukan pacar," Kianna mengingatkan Gior mengenai status cowok itu dengan Nada, kakak kelasnya.

Gior tertawa terpingkal membuat Kianna makin mengerenyitkan dahinya. Jangan bilang Gior kesurupan dedemit di situ. Setelah tawanya reda, Gior menatap lekat Kianna.

"Nada cuma tetangga gue, sahabat gue, partner in crime gue buat ngeboongi orang. Dia pacar bohongan gue," kata Gior.

"Pacar bohongan? Kakak nyewa kak Nada buat jadi pacar kakak begitu?" tanya Kianna yang cukup shock mendengar pernyataan ke luar dari mulut Gior.

Telunjuk Gior bergerak ke kanan dan kiri di depan wajah Kianna.

"Gak ada sewa-sewaan, kayak mobil aja bisa disewa. Kami itu kayak simbiosis mutualisme, saling menguntungkan. Eh, gue gak untung-untung amat sih, soalnya orang yang gue taksir itu lemot, oneng, gak pekaan. Musti gue pake jurus jaran goyang dulu baru dia ngeh kalo gue suka sama dia. Ah-, tapi gak juga ding. Ah- au ah elap!" jelas Gior yang membuat Kianna menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Si Nada enak dia. Gebetannya tipe yang peka level dewa, cemburuan juga, lah kalo gebetan gue, beh- udah semua jurus gue pake sampe jurus kahamehame keluar pun, belom juga mempan. Kalo kemarin gue masih gagal juga, terpaksa gue keluarin jurus congor julid netijen, gue yakin bakal mempan," cerita Gior dengan semangat menggebu.

"Kalo kakak punya gebetan, kenapa kakak ngajak Kia pacaran? Nanti gebetan Kakak kecewa, Kia gak mau dibilang PHO," kata Kia polos sepolos bayi baru lahir.

Gior menepuk dahinya cukup kencang, matanyaa terpejam sambil menggeleng. Bibirnya mengucap istigfar lebih dari sepuluh kali mendengar ucapan Kianna.

Jangan salahkan cinta yang gak bisa ditebak berlabuhnya sama siapa. Salahkan saja Kianna yang tingkat kepekaannya di level super duper jongkok.

"Ya oneeeng! Mesti banget gue ngomongnya gak usah pake istilah apa saringan, lo kayaknya kalo gue cerita masalah begini, kudu jelas kayak ototnya para model yang visualnya suka dipake author BebbyShin, penulis kesayangan elo itu deh ya, biar cepet ngeh apa yang gue ceritain," Gior mengucapkannya dengan gigi beradu atas bawah hanya bibirnya saja yang bergerak.

Kianna memasang ekspresi datar memandang Gior dengan lekat.

'Lo ke mana sih, Ki, pas Tuhan lagi ngasih jatah rasa kepekaan ke makhluknya. Lo lagi sembunyi di taman semak-semak apa gimana sih. Ya Allah, untung cantik, untung sayang, untung pacar gue,' batin Gior mengumpat.

"Kak Gior suka ngomong pake bahasa kode-kode. Kianna gak ngerti. Bukan gak ngerti, tapi takut salah ngartiin. Kadang mulut sama hati itu gak sama," ucap Kianna bijak.

"Anjir! Bahasa lo, bahasa penulis banget. Harusnya penulis itu peka, tapi lo kenapa gak begitu ya. Heran gue!" keluh Gior.

"Gebetan gue itu namanya Kianna Augustephie. Anaknya bapak Andi dan ibu Fanny. Sekarang duduk di kelas XI. IPA. Yang udah gue taksir dari zaman jahiliah sampe ke zaman now. Dari yang suka gue perhatiin kalo jalan nunduk kayak nyari duit jatoh sepanjang jalan pake seragam putih biru di sekolah tetangga sebelah tembok,"

"Ah- udahlah, kok gue jadi spoiler buat nyeritain gue naksir elo sejak kapan sih. Kan gue dah bilang nunggu kita monthsary baru gue kasih tau semuanya. Bacot gue kadang suka gak bisa kerem kalo dipancing mulu," Gior menepuk bibirnya dengan telapak tangan.

"Intinya lo sudah tau kan siapa gebetan gue. Gebetan gue ya pacar gue sekarang. Ya insyaallah jadi pendamping hidup gue di masa depan kalo belom kiamat, aamiin." Gior mengeadakan kedua telapak tangannya, lalu menyenggol lengan Kianna agar melakukan hal yang sama dengannya.

"Ayo, aamiin-in juga, lo gak mau jadi istrinya Gior yang ganteng di atas rata-rata gini," ucap Gior dan segera Kianna aamiinkan dengan cepat tanpa basa basi.

"Jadi, kakak gak pernah pacaran sebelum sama Kia?" Kianna mengulang pertanyaannya lagi demi mendapatkan jawaban yang lebih meyakinkan dari Gior.

"Hmm, belom. Bukan karena gue gak laku. Gak mungkin kan cowok yang gantengnya di atas rata-rata gini gak ada yang mau. Gue gak pacaran karena gue kelamaan mantau elo. Kirain mendekat eh gak taunya makin jauh. Dasar gak peka!" cerita Gior sambil menggerutu lucu.

Hati Kianna bersorak dung dung cer mendapati fakta bahwa ia pacar pertama Gior. Kakak kelasnya yang sejak masuk sekolah menjadi pencuri hatinya. Ia yakin, jika fakta ini terkuak di sekolah, akan banyak penghuni sekolah yang iri. Bagaimana tidak, Gior itu hampir mendekati paket komplit. Kianna bahagia, senang sekaligus bangga meskipun tingkah Gior sering di luar nalar manusia normal.

"Kita ambil bakso terus pulang. Kencannya begini doang lo gak apa?" tanya Gior.

Kianna mengangguk. "Kianna lebih suka kayak gini,"

"Mabok jamu baca berita, cuma kamu yang aku cinta," Kianna menunduk menyembunyikan wajah bersemunya.

"Elo cinta gak sama gue?" tanya Gior sambil mencolek lengan Kianna dan Kianna mengangguk pelan, malu-malu.

"Ngomongnya ngeliat gue kek, menarik banget kayaknya sepatu elo itu," sindir Gior.

Wajah Kianna terangkat, pipinya menampilkan semburat merah jambu. Ia malu kalau sudah mulai penyakit gombal Gior kumat.

Gior menstater mobilnya dan bergerak meninggalkan taman menuju gerobak bakso tadi, untuk mengambil pesanan bakso khusus buat calon papa dan mama mertua di masa depan. Ketika sampai di lampu merah, Gior menoleh Kianna yang sedang asyik menganggukkan kepala pelan ketika mendengarkan lagu Andmesh Kamaleng yang judulnya Nyaman, Gior tersenyum lebar.

"Lo cantik banget sih, Ki." gumam Gior dan Kianna menoleh dengan mata sipit yang semakin segaris menatap Gior bingung.

"Lo kok mirip bantal ya, bikin gue nyaman terus kalo di dekat elo," Kianna tersenyum salah tingkah.

'Please deh, mulut kak Gior ini kenapa suka banget ngegombalin Kia? Kan jadinya bikin nagih, mo tambah terus tambah terus. Ah- dasar hati kemaruk,' batin Kianna.

"Lama sudah ku menanti

Banyak cinta datang dan pergi

Tapi tak pernah aku senyaman ini

Mungkin dirimulah cinta sejati

Tak akan kuragu lagi

Kujaga sampai ke ujung nadi

Takkan kusia siakan lagi

Buat hidupku lebih berarti

Cintamu senyaman mentari pagi

Seperti pelangi, slalu kunanti

Cintamu tak akan pernah terganti

Selamanya di hati

Aku bahagia, milikimu seutuhnya,"

Gior menyanyikan lagu Andmesh sambil tersenyum menaik turunkan alisnya melirik Kianna yang salah tingkah.

'Ya Allah, tumben kak Gior bisa nyanyi lagu waras kekinian. Makin lemah hati dedek, Kak. Butuh bahu buat senderan, kalo gak buat rebahan sekalian. Duh, suara Kak Gior berhasil memputingbeliungkan hati ini,' batin Kianna bersorak bahagia.

🌸🌸🌸🌸🌸