Shin is back ๐ฅณ๐ฅณ๐ฅณ๐ฅณ
Bawa cowok gesrek dan cewek polos
pasangan kode-kodean yang ga pernah gak bikin orang laper eh baper maksudnya ๐๐
Jangan nanyain kapan update, kapan update!!
PR revisian Shin masih banyak banget
Kejer-kejeran sama waktu
๐๐๐
Jadi, Shin prioritasin Revisian dulu baru update cerita on going ๐๐๐
maapkeun yah ๐๐ป๐๐ป๐๐ป
pokoknya Happy Reading semoga terhibur!
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Perut sudah kenyang diisi oleh nasi beef steak teriyaki dan segelas jus melon serta air mineral satu botol.
"Energi sudah full kembali," ucap Gior sambil mengelus perut sixpacknya.
Kianna hanya melirik Gior sambil menyedot es teh miliknya.
"Habis ini kita pulang yah, Kak?" tanya Kia dan Gior seketika mengibaskan telapak tangannya ke udara.
"Oh, tidak bisa! Kita masih punya planning lainnya, Kianna Cayank," sanggah Gior dan Kianna mengangguk polos.
"Lo hobi nonton film gak?" tanya Gior, Kianna menggeleng cepat.
"Sama gue juga gak hobi. Gue hobinya nontoni elo dulu dari jauh, sekarang udah bisa sepuasnya dari deket dibanding nonton film muka orang lain," ucapan Gior membuat Kia tersedak es tehnya dan wajahnya merona.
"Lo pinter banget sih bikin gue bahagia," kata Gior sambil menopang dagu menatap Kianna gemas.
Kianna mendelik dan mencuri lirik ke Gior. Lalu Kianna menegakkan kepalanya dan menyandar ke kursi.
"Kia bikin apa sampe kakak bahagia?" tanya Kianna penasaran luar biasa.
Gior tersenyum lebar.
"Lo nerima gue jadi pacar lo. Lo juga nulis cerita tentang kita, lo kasih gue post it motivasi di kolong meja gue, dan hari ini elo posting foto gue dengan kalimat yang bikin hati gue meleleh. Bikin gue gak kepengen cari selingkuhan," Kianna melotot mendengar ucapan Gior.
"Kak Gior tau post it itu dari Kia?" kaget Kianna.
Gior mengangguk. Kianna mendesah, kenapa Gior jadi tahu semua rahasia yang ia simpan rapat-rapat.
"Gue pinter kan? Tulisan elo yang imut-imut itu gampang banget dilacak. Lo gak berbakat berbohong sama gue, jadi musnahi aja niat busuk lo, kalo mau selingkuh dari gue," Gior berbicara diakhiri dengan senyum miring di wajah tampannya.
"Yang mau selingkuh siapa?" Kianna kesal.
"Kali aja lo bosen sama Gior yang gantengnya di atas rata-rata ini. Jadi, elo cari cowok yang gantengnya biasa-biasa aja. Gue ga segan buat telanjangi orang itu nanti," ucap Gior.
Kianna menggeleng dan memutar bola matanya.
"Sejak kapan kakak tau kalo Kia yang kirim post it itu?" Kianna penasaran.
Gior menatap Kianna dengan tatapan serius. Tapi seperkian detik berikutnya, tangan Gior terangkat mengacak pucuk kepala Kianna serta senyum menghiasi wajah tampannya.
"Lo penasaran banget pengen tau?" Kianna mengangguk antusias.
"Ya udah, gue kasih tau nih ya. Biar lo gak gentayangi gue ntar malem karena kepo lo berlebihan," Gior mencubit gemas pipi Kianna.
'Emangnya aku dedemit apa, pake acara gentayangan segala,' batin Kianna.
Kianna menggosok pipinya yang lumayan sakit akibat cubitan tangan raksasa Gior. *ini lebay wkwk
"Gue ga sengaja liat elo narok kertas itu di laci gue. Kebetulan waktu itu gue datang kepagian gara-gara mau sarapan bubur ayam bude Lastry di kantin. Pas mau narok tas, gue liat elo lagi celingak celinguk kayak maling. Gue kepo dong, ya gue intip jadinya. Pas elo udah balik ke kelas, gue buru-buru masuk kelas dan liat kertas itu udah nempel di laci gue," jelas Gior santai.
Wajah Kianna sudah memerah padam. Ternyata tingkah lakunya yang mengendap-endap itu sudah diketahui oleh sang pujaan hati. Memalukan.
"Gak usah malu. Gue malahan seneng, mangkanya tiap kertas lo mampir ke laci gue, gue selalu bikin instastory, pamer. Quote lo itu selalu berhasil jadi moodbooster gue dan elo selalu berhasil menarik perhatian gue," ungkap Gior dan Kianna hanya menunduk menatap ujung sepatunya.
Satu per satu rahasia yang Kianna simpan rapat-rapat nyatanya terbongkar dengan sendirinya. Kianna jadi berpikir, apa cuma Gior yang tahu tentang rahasianya atau semua orang bahkan sudah tau juga.
"Gue suka sama elo itu, karena diri elo sendiri yang menurut gue unik. Bukan karena Nada atau temen-temen gue. Gak sama sekali. Gue gak mau lo nantinya punya pikiran begitu," tegas Gior.
"Tapi gue gantian penasaran, kenapa dari satu sekolah elo cuma milih gue buat elo sukai diem-diem? Apa karena gue ganteng di atas rata-rata? Gue kelewat cool? Atau apa? Sumpah gue kepo banget," todong Gior dengan berbagai pertanyaan pada Kianna.
Kianna melotot sambil menelan ludah susah payah. Bagaimana mungkin tanpa tendeng alih-alih dan basa basi, Gior menanyakan hal seprivasi itu. Haruskah Kianna berkata jujur atau mengabaikan pertanyaan Gior. Kianna malu untuk mengungkapkan alasannya secara langsung. Tapi ia yakin, Gior akan mengulang bahkan mendesaknya jika belum dijawab pertanyaannya.
"Tuh kan, elo udah mulai lagi mode bisunya," keluh Gior.
Kianna melirik takut-takut ke arah Gior.
"Karena kakak beda," jawaban singkat Kianna membuat Gior tersenyum.
"Beda gimana? Lo gak detail banget sih," pancing Gior.
Kianna menghela napasnya, bibirnya kelu dan sebenarnya ia berat hati bercampur malu dan gengsi mengakui perasaannya. Tapi bukankah sudah kepalang basah Gior sudah tahu beberapa rahasia yang ia simpan rapat.
"Kak Gior baik,"
"Ah,ย itu mah relatif! Semua orang juga baik. Alasannya ganti, gue gak suka," sela Gior.
'Kan belom selesai ngomong, malah disela duluan. Kampret! Bikin makin grogi ini namanya, huh!' Batin Kianna.
"Kak Gior ramah juga baik hati,"
"Macem lagu aja sih gue. Gak ada yang lebih spesifik apa yah? Ck!ย Padahal gue maunya lo bilang, karena kak Gior itu ganteng di atas rata-rata, mangkanya aku milih kakak dibanding cowok-cowok lainnya," celetuk Gior.
'Astagfirullah! Itu mah alasan mainstream banget sih. Kalo begini terus besok-besok aku beliin lakban, biar ga motong omongan mulu mulut kak Gior,' gumam Kianna dalam hati.
"Kak kita pulang aja yuk," Kianna akhirnya memutuskan untuk mengajak Gior pulang dibanding Gior memperpanjang pertanyaannya.
"Kok balik? Lo udah capek? Mau gue gendong gak?" tanya Gior beruntun.
"Kayak mbah surip aja, pake di gendong segala," celetuk Kianna yang sukses membuat Gior terbahak.
"Anjir! Elo bisa ngelawak juga ternyata," ledek Gior membuat Kianna malu.
"Tak gendong... kemana-mana... Tak gendong...kemana-mana...!" Gior menyanyikan lagu mbah surip yang sempat pernah viral dan Kianna bergegas berdiri meninggalkan Gior karena malu, pacarnya yang absurd itu menjadi pusat perhatian sekeliling mereka.
Jangan tanya, bagaimana reaksi Gior saat semua orang menatapnya aneh. Dia tetap cuek bebek, malah makin mengeraskan suaranya membuat semua orang di sana menggeleng dan sebagian tertawa.
"Kiannaaa... Sini tak gendooong... Tak gendooong... Kiannaaa.... kemana-mana," Gior menggoda Kianna yang berjalan cepat mendahuluinya.
'Gini amat ternyata punya pacar rada stress! Ya ampun, kudu nanya kak Nada, kira-kira ada gak obat yang bikin kak Gior balik jadi manusia normal,' gerutu Kianna dalam hatinya.
Kianna menggenggam tali tasnya dengan kuat dan akhirnya ia bingung mau ke mana. Kalo ke parkiran tentu saja harus ada Gior di sampingnya, karena Gior yang bawa mobil. Kalo naik ojek online, nanti Gior ngambek.
Akhirnya Kianna berdiri di dekat eskalator, menyandar di dinding penyangga dari lantai 3 mall itu. Ia menunduk, menatapi ujung sepatunya.
Gior dengan santainya berjalan menuju Kianna berdiri sambil memasukkan kedua tangan ke saku jeansnya. Berdiri di depan Kianna dan mengacak pucuk rambut Kianna dengan gemas.
"Ntar gue bilang sama guru olahraga kita, lo itu cocok jadi kadidat untuk ikutan lomba jalan cepat. Tapi gue lebih seneng kalo lo jalan di tempat aja, apalagi jalan ditempat khusus dihati gue aja," goda Gior dan Kianna mencebikkan bibirnya.
Gior mengulurkan telapak tangannya ke hadapan Kianna. Kianna mendongak dan menatap wajah Gior dengan tatapan penuh tanya.
"Gue bukan minta duit atau sedekah dari elo. Masa lo gak ngeh sih, ngapain gue nyodorin tangan begini?" ucap Gior.
Kianna mengambil telapak tangan Gior itu dan segera menyaliminya. Membawa telapak tangan itu menyentuh dahinya.
"Ya Allah, onengggggg! Ya kali, gue minta elo salim. Ini bukan lebaran atau abis shalat, pake acara salim segala," gerutu Gior.
"Jadi mau diapain telapak tangan kakak?" tanya Kianna polos.
Gior memutar bola matanya, tanpa banyak babibu, Gior menarik sebelah tangan Kianna dan menggenggamnya erat. Kianna terkejut dan menatap tangan mereka yang kini bertaut satu sama lain.
"Ini yang gue maksud," ucap Gior sambil mengajak Kianna kembali berjalan menuju salah satu tempat.
Tulisan besar dan di dalamnya adalah surga dunia bagi Kianna membuat senyuman di wajah gadis manis itu terbit dengan lebar. Gramedixxx!!
"Diajak ke sini aja, senyumnya melebar kayak samudra hindia," sindir Gior dan Kianna hanya senyum dikulum mendengarnya.
"Kak Gior kenapa ngajak aku ke sini?" tanya Kianna penasaran.
"Mau nyari perbedaan buku sama elo," jawab Gior membuat Kianna menaikkan sebelah alisnya.
"Nyari perbedaan buku sama Kia? Emangnya apa?" tanya Kianna lagi.
"Ya kalo buku bisa dimiliki setiap orang, tapi kalo elo cuma milik gue," ucap Gior.
"Gue tebas kepalanya kalo sampe macem-macem mau nikung elo dari gue," kata-kata Gior selalu sukses bikin Kianna meleleh.
Mulut Gior terbuat dari apa sampai banyak sekali gombalan receh yang terdengar unfaedah, tapi bisa mengklepek-klepekan hati Kianna.
"Kapan buku lo bisa nangkring di salah satu rak ini?" tanya Gior membuat Kianna menunduk malu.
'Sialan! Nanti bahas lagi cerita yang Kianna tulis. Sumpah malu banget sih,' batin Kianna.
"Aku gak bakat nulis, Kak," jawab Kianna merendah.
"Tulisan lo di aplikasi itu aja, udah puluhan ribu yang baca, ratusan yang baper termasuk Nada sama Santi yang tiap hari kerjaannya ngumpat mulu di kelas," beber Gior.
Kianna hanya diam sambil membolak balik buku di hadapannya, melihat judul dan sinopsisnya.
"Kak Gior sok tau," celetuk Kianna.
"Emang gue tau! Udah gue bilang kan sama elo, kalo gue itu tau semua tentang lo. Termasuk akun aplikasi nulis elo. Mangkanya gue bisa bilang kalo gue gak suka sad ending, gue lebih suka happy ending," jelas Gior.
Kianna mendesah, menghela napasnya dan berbalik mencoba memberanikan diri menatap langsung mata Gior. Kata orang, dari mata kita bisa melihat kejujuran akan ucapan seseorang.
"Apa nama akun aplikasi nulis Kia kalo emang kak Gior tau?" Gior tersenyum culas mendengar pertanyaan yang sarat akan tantangan dari Kianna untuknya.
"Kalo gue bisa kasih tunjuk dan ternyata benar, lo mau kasih gue apa?" Gior mengajak Kianna bernegosiasi terlebih dahulu.
Kianna memilin milin jari jemarinya nampak bingung. Ia menunduk menatap ujung sepatunya tampak berpikir keras. Nyatanya Gior tidak semudah itu menjawab pertanyaannya, cowok yang ngakunya ganteng di atas rata-rata itu malah memberinya tantangan lainnya yang cukup berat.
"Kalo gue minta cium, nanti dosa biarpun bikin seneng sebenernya, tapi nanti aja deh cium-cium itu, masa baru sehari jadian langsung cium-cium kayak ikan cupang aja," ucap Gior blak-blakan sukses bikin Kianna melotot tajam.
"Iya enggak, Kicaku. Kianna Cayankkuuu... becanda doang," Gior mengangkat dua jari telunjuk dan jari tengah dihadapan Kianna.
"Ya udah, kalo tebakan gue bener, lo kudu posting muka gue di instagram lo selama satu minggu full dengan caption seromantis mungkin, gimana? Deal gak?" Gior mengajak Kianna bersalaman tanda persetujuan.
Kianna dengan cepat meraih tangan Gior. Ia pikir itu hal yang cukup mudah dilakuin permintaan Gior kalopun terbukti benar.
"Deal," ucap Kianna.
"Ya udah, lo pilih aja dulu buku yang elo mau, abis itu gue tunjukinya di mobil aja pas kita jalan pulang," kata Gior mendorong bahu Kianna dengan kedua tangan yang berada dipundak Kianna.
"Tapi Kia gak pengen beli buku, Kak. Lagian tadi kak Gior udah kasih Kia buku banyak banget," protes Kianna.
"Gue tau, buku segambreng itu pasti cuma dalem itungan hari bisa lo kelarin. Jadi, berhubung gue, Giorgio Fernandes yang gantengnya di atas rata-rata lagi berbaik hati, lo bisa ambil novel yang elo suka sebagai kado kencan pertama kita ini," ucap Gior mendorong kembali bahu Kianna menuju rak novel.
Kianna menolak, tapi percuma karena Gior memaksanya. Alhasil, dengan gerakan lincah dan gesit, tapi gak irit. Tangan Kianna mulai mengambil satu per satu novel yang ada dirak buku dan membaca sinopsis serta melihat kover depannya.
Gior hanya diam memperhatikan Kianna yang terlihat begitu serius kalau sudah berhubungan dengan buku atau novel. Dia sudah sering kali mengamati Kianna jadi sudah tahu dengan jelas kebiasaan Kianna seperti apa.
Akhirnya tiga buku terbitan penulis favoritnya Bebbyshin yang judulnya Destiny, Real or Dream dan Perfect Partner menjadi pilihan Kianna untuk dibawa pulang. (Promosi tetap jalan)
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
"Jadi? Jawaban yang Kia tanyain tadi kapan mau dijawabnya?" Kianna menodong Gior saat mereka sudah berada di dalam mobil.
Gior menepuk dahinya dan mengambil ponselnya.
"Elo kayaknya kepo banget yah, kalo gue tau akun penulis lo," ucap Gior dan Kianna mengabaikan ucapan Gior dan menunggu Gior menunjukkan akun miliknya.
"Hari ini gue cuma nunjukkin. Kalo minta penjelasannya gue tau dari mana, itu beda lagi syaratnya," kata Gior membuat Kianna mencebikkan bibir kesal.
Gior menyodorkan ponselnya pada Kianna. Di sana sudah terbuka laman salah satu aplikasi tulis baca. Kianna sukses dibuat tercengang, ia menoleh bergantian antara layar ponsel dan wajah Gior.
"Jadi, Kakak itu..."
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Jadi???? Kalian kepoooooo.....
๐คฃ๐คฃ๐คฃ๐คฃ๐คฃ๐คฃ
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
INFO BUKU BARU TERBIT !!
HANYA BISA DIBELI DI GOOGLE PLAY BOOKS
BLURB :
Olivia Jhonson merasa begitu sial ketika tiba-tiba ada pria asing yang menghampirinya dan mengajaknya menikah. Pria itu mengancam Olivia akan mencium wanita itu di tempat ramai jika menolaknya. Hidup Olivia mendadak berubah dalam waktu hitungan jam.
Pria sok misterius, tapi tampan dan kaya raya itu kini sudah menjadi suami sah-nya. Namun, baru satu hari usia pernikahan mereka, pria itu meninggalkan Olivia hanya dengan secarik kertas.
Lantas, bagaimana kelanjutan kisah pernikahan singkat Olivia? Siapa sebenarnya pria misterius itu?
Bisa langsung dibeli di google play books.
HARGA Rp.15.000
50 Halaman ( CERPEN 21+ )
*untuk yg belum ngerti cara belinya gimana, lgsg cek instagram Shin ya (Akubebbyshin )