Cilukkkk Baaaaaa....
๐คช๐คช๐คช๐คช
Shin datang lagi ke notif kalian
๐ฅณ๐ฅณ๐ฅณ๐ฅณ
Gak tau kenapa hari ini tuh, rasanya kepengen ngebahagiain para Readers yang kangen atau yang masih remaja aja...
Berhubung cerita Shin byk yang genrenya +++
Jadi, pengen bikin lebih berimbang dengan nulis genre TeenFic macem cerita ini!
Kasian yg remaja, masak dikarbit mulu baca bacaan yang gak sesuai usianya ๐๐๐
Semoga pas baca part ini,
Senyum selalu terbit dari bibir kalian
๐๐๐
Jangan lupa, Komen yah ๐๐ป๐๐ป
Happy Reading
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
"Calon cewek gue datang," teriak Bambang ketika Kianna dan Andara berjalan hampir melewati meja mereka.
Bukan cuma Kianna dan Andara yang terkejut dengan teriakan membahana Bambang. Tapi seisi kantin ikut menoleh dan memandang mereka berdua, termasuk Gior yang kini menopang kepalanya dengan sebelah telapak tangannya.
"Calon cewek gue juga," gumam Gior.
"Calon ceweknya Kak Bambang siapa, Ki?" desis Andara seakan kesal dan Kianna hanya mengedikkan bahu tanpa ekspresi.
Kedua gadis itu berjalan melewati tempat duduk Gior's Squad dan pergi ke lapak penjual minuman. Andara memesan Batagor dan Kianna memesan Ice Thai Tea mengabaikan jeritan Bambang yang mengundang tanda tanya.
Kianna juga sebenarnya penasaran siapa yang dimaksud Bambang. Apa benar dirinya? Tapi Bambang tidak gencar lagi mendekatinya bahkan menggodanya seperti kemarin-kemarin. Atau jangan -jangan Andara? Entahlah.
Kianna segera menepis pikirannya. Lagi pula jika Bambang mau dengannya, toh dia belom tentu menerima Bambang. Persis seperti Lutfi kemarin. Hati Kianna mati rasa untuk cowok lain selain manusia yang menjelma menjadi makhluk Tuhan paling absurd alay upay iyuh dan menyebalkan seperti Gior.
Andara menghampiri Kianna dengan dua piring batagor ditangannya. Matanya melirik kesana kemari mencari meja kosong untuk mereka berdua duduki.
"Kita duduk di mana ya, Ki, enaknya?" tanya Andara.
"Kia, duduk sini aja," panggil Budi, anak IPS yang tadi pagi memberinya kembang sepatu.
Kianna menoleh kearah Budi yang memang sedang makan berdua dengan temannya dan ada dua kursi kosong di situ.
"Siapa Ki itu?" tanya Andara pada Kianna mengenai si pemanggil tadi.
"Budi. Anak IPS," jawab Kianna singkat.
Kianna berjalan menuju kursi Budi, cowok itu terlihat begitu sumringah menatap kedatangan Kianna. Namun, belum sampai di tempat duduk Budi, piring batagor yang dipegang Andara sudah direbut Bambang.
"Eh- eh- batagor Dara mau dibawa ke mana Kak!" kaget Andara dan Kianna menoleh kebelakangnya.
Bambang meletakkan dua piring batagor itu di meja Gior's Squad sambil memamerkan senyum lebar pepsodentnya.
"Duduk sini aja, lebih bersih, nyaman, harum," jerit Bambang.
Andara segera menarik lengan Kianna untuk berjalan menuju piring batagornya. Budi berdecak kesal melihat tingkah kakak kelasnya yang lagi-lagi mengacaukan acara PDKTnya dengan Kianna.
Andara dan Kianna berdiri berjajar ditatap oleh semua member Gior's Squad.
"Emang gak kenapa-kenapa kalo kita duduk di sini, Kak?" tanya Andara basa basi.
"Ya gak apa dong. Malahan kita seneng kalian berdua duduk di sini," jawab Paiman.
"Pemandangan yang menyejukkan hati jiwa dan raga yah, Man," timpal Bayu.
"Sudah, duduk aja. Keburu nanti bel, kalian ga jadi makan," kata Nada.
Kianna tersenyum kecil menatap Nada, ia bingung harus duduk di mana. Di sebelah Gior atau di sebelah Bambang.
"Dedek gemes Dara, duduk di sini aja," Bambang menepuk-nepuk kursi sebelahnya mengisyaratkan Dara untuk duduk di sana.
Andara dengan cepat bergerak dan tersenyum sambil duduk manis di sebelah Bambang. Rasanya Kianna mau tenggelam saja dirawa-rawa dibanding duduk bersebelahan dengan Gior.
Bagaimana mungkin batagor itu bisa ditelannya dengan sempurna jika Gior ada di sampingnya. Semoga tidak ada insiden tersedak di sana nanti.
Gior tidak mengucapkan sepatah katapun, ia hanya duduk diam dan malah berpura-pura mengabaikan Kianna di sampingnya. Cowok itu melanjutkan pembicaraannya yang sempat tertunda dengan teman-temannya.
"Jadi, kapan lo kenalin Agam kekita secara langsung, Na?" tanya Bayu.
"Tunggu Gior punya pacar!" jawab Nada cepat dan Kianna sukses tersedak kunyahan batagornya.
Semua yang ada di meja itu, menoleh pada Kianna dan Gior yang duduk disebelahnya menyodorkan botol mineralnya. Kianna meneguk air mineral pemberian Gior hingga tandas. Demi apapun ia terkejut mendengar kata-kata Nada yang menyebut Gior akan punya pacar lagi.
Kianna belum rela jika Giornya berpindah jabatan dari mantan pacar Nada dan sekarang menjadi pacar orang lain.
"Lo gak apa, Ki?" tanya Andara panik, Kianna menggeleng.
"Kia, selow aja denger Gior mau punya pacar baru. Abang di sini, jomlo loh," goda Paiman.
"Kalo gak mau sama Paiman sama Bayu aja tuh," timpal Bambang.
"Tapi kalo Gior mau sama Kianna, gue sih ikhlas aja," kata Nada.
"Beh, kalo gak ada calon pacar gue di sini, udah gue gebet nih si Kia," goda Bambang yang mendapat lirikan Andara.
Sedangkan yang digoda sendiri, Kianna menunduk diam, menormalkan detak jantung yang kebat kebit di dalam sana. Ia merapalkan doa dalam hati semoga wajahnya tidak menampilkan semburat merah merona.
"Ki, apa syarat dan ketentuan buat jadi calon pacar lo?" tanya kak Santi.
"Kali aja yang di sini ada yang mau ngajui permohonan jadi pacar lo," goda Nada.
"Paiman paket lengkap tuh, mobil ada, motor ada, sepeda ada, skuter juga ada, kumis tipis aduhai itu semakin melengkapi wajah hitam esotisnya," Santi menjabarkan tentang Paiman.
"Bayu juga paket lengkap, kaca standby dikantong celananya, lipbalm juga ada, bedak ada di dalam pouch di dashboard mobil, krim-krim malem siang sore subuh, lengkap dia punya semua merk. Lo pasti makin cantik pacaran sama dia," ucap Santi disertai tawa Gior's Squad.
"Trus kalo gue gimana?" sela Gior pada Santi, cowok itu pengen mendengar penjabaran mengenainya.
"Kalo Gior gue aja yang jabarin," sela Nada cepat.
"Gior itu pemales, manja, harus minum susu sebelum berangkat sekolah sama sebelum tidur, tukang kentut, tidur harus dikeloni sama mamanya," jelas Nada.
"Anjir, Gi. Muka lo power ranger ternyata elo teletubies," ejek Bambang.
Gior menepuk pundak Kianna, Kianna menoleh kaget.
"Percaya sama omongan Nada sama aja menambah dosa besar. Percaya sama Tuhan aja, Ki. Mereka semua emang bersekongkol menjatuhkan harga diri seorang Giorgio Fernandes yang terkenal dengan ketampanan di atas rata-rata," ucap Gior.
"Emang omongan mantan itu sadis. Menjelekan seseorang yang pernah dipuja-pujanya kemarin-kemarin. Mentang sekarang punya pacar baru, yang masih fresh kinyis-kinyis, jadi mantannya dijelek-jelekin biar pamor pacar barunya naik," kata Gior lagi.
Nada berdiri dan menjambak rambut Gior dari belakang dan semua yang di sana terkekeh kecuali Kianna. Kianna mati gaya dan serba salah.
Apa kakak kelasnya ini tidak sadar bahwa ada seseorang yang teraniaya dengan gurauan mereka. Teraniaya hati jiwa dan raganya karena jantungnya mungkin akan siap meledak sebentar lagi.
"Ki, ngomong kek, diem aja, kayaknya nikmat banget yah Thai Tea dibanding muka kita-kita," sindir Bayu.
"Besok deh gue bawa kemoceng buat ngegelitik Kia, biar ada ekspresinya," ucap Gior sambil menyedot es teh milik Bambang.
"Ciyee... berarti kode caption tadi pagi buat Kianna yah. Aih...aih..." goda Paiman.
"Lo rese kalo gak dikandangin, Man," Gior melempar Paiman dengan sedotan es teh Bambang.
"Ciyeee..." sorak Gior's Squad bersamaan menggoda Gior dan Kianna.
"Ki, mending balik ke kelas deh, dibanding besok kudu ke dokter THT," Kianna berdiri mengikuti isyarat Gior yang mengajaknya kembali ke kelas.
Kianna berjalan menjauhi gerombolan Gior's Squad dan kantin. Di belakang Kianna, Gior mengancungkan jari tengahnya pada Paiman dan juga Gior's Squad yang ditanggapi mereka dengan tawa terbahak.
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
"Kia..." panggil Gior.
Kianna berhenti berjalan dan menoleh ke Gior.
"Apa, Kak?"
"Omongan temen-temen gue tadi jangan dimasukin ke hati yah," kata Gior.
'Hati Kia isinya cuma kak Gior, masukin omongan temen kak Gior tadi dikuping aja' batin Kianna.
"Iya, Kak," jawab Kianna berbeda dengan jawaban batinnya.
"Kosongi aja hati lo, jangan diisi ocehan unfaedah temen-temen gue," ucap Gior lagi.
"Hah? Kenapa di kosongi?" tanya Kianna penasaran.
"Soalnya nanti gue yang ngisi kekosongannya," ucap Gior santai.
'Sialan! Hati adek lemah, Kak! Receh banget Kak Gior, bikin hati Kia berasa ada barongsainya,' batin Kianna.
"Kak Gior gak kena gegar otak kan?" tanya Kianna memastikan.
"Sehat jasmani rohani, bahagia selalu jika kamu selalu ada didekatku, yash!" ucap Gior yang membuat Kianna tersenyum simpul.
"Kak Gior lagi ngegombal?"
"Enggak, lagi nyanyi. Sana balik ke kelas aja. Pulang sekolah nanti, tunggu gue di tangga ini sampe gue keluar kelas," usir Gior.
"Ngapain nunggu kakak di tangga ini?" tanya Kianna heran.
"Ikut gue nyari dedemit pulang nanti," jawab Gior tak acuh.
"Astagfirullah. Makasih deh kak, Kia gak usah ikutan kalo begitu," tolak Kianna, yang benar saja Gior mengajaknya berburu hantu. Sekurang kerjaan itukah Gior, pujaan hatinya.
"Untung cantik, ngegemesin, kalo enggak udah gue gibeng deh, gak peka banget ya Allah," gumam Gior.
"Ya kali mau nyari dedemit, Ki. Ya pulanglah, ke rumah," ucap Gior gemas.
"Jadi Kianna Augustephie, nanti siang pulang sekolah tunggu di sini, kita pulang bareng yah. Kakak Giorgio Fernandes yang level ketampanan tiada tara ini, bakal nganterin lo balik ke rumah," jelas Gior.
"Hah? Serius? Kak Gior mau nganterin Kia pulang?" tanya Kianna memastikan telinganya tidak salah dengar.
"Iyaaaaa, Kianna Augustephie. Udah paham? Udah jelas?" tanya Gior dengan nada dibuat-buat,
Kianna mengulum senyumnya dan mengangguk antusias.
'Ngomong sama bocah ini kudu jelas banget!Sabarkan Gior ya Allah,' batin Gior.
"Sekarang Kia sudah boleh ke kelas belum?" tanya Kia sambil salah tingkah.
"Boleh asal siniin dulu ponsel lo," Gior meminta ponsel Kianna.
"Buat apa? Pulsa Kia tinggal Tiga Ribu, Kak. Kuota tinggal 567MB," kata Kianna polos sambil memberikan ponselnya.
"Pulsa tiga ribu cukup kan buat missedcall?" tanya Gior dan Kianna mengangguk.
"Ini udah. Nanti gue isiin pulsa sama kuota. Jadi gak ada alasan gak ngebales chat gue. Gue udah masukin nomor hp gue dihape lo, otomatis langsung connect ke Line sama whatsapp juga. Jadi gak perlu pake DM Instagram lagi," jelas Gior sambil mengembalikan ponsel Kianna.
Kianna menscroll kontaknya mencari nama Gior namun, tidak ketemu.
"Kakak tulis nama kakak di phonebook pake nama apa? Kok Kia gak nemu?" tanya Kianna penasaran
"Oh, lo gak nemu? Bentar gue telpon aja yah," Gior mengotak atik ponselnya dan mendial nomor Kianna.
CalonPacarKiaGantengdiatasratarata calling ...
Kianna melotot membaca deretan huruf yang muncul dilayar ponselnya, Kianna melirik Gior ragu-ragu. Cowok itu menaikturunkan alisnya dengan senyum manis memandang Kianna yang rasanya ingin pingsan.
Kaki Kianna begitu lemas, jantungnya bergemuruh riuh seakan barongsai sedang jingkrak-jingkrak di sana, bibir berkedut ingin tersenyum lebar namun, tertahan.
"Kia ke kelas dulu Kak, permisi," Kianna berlari cepat sambil menunduk menghindari tatapan Gior dan menyembunyikan semburat merah di pipinya.
Gior yang melihatnya tersenyum lebar dan puas melihat Kianna akhirnya bereaksi atas tindakannya.
"Karena ku selow...sungguh selow sangat selow tetap selow... Santai.. santai.. Calon pacar gak akan kemana," Gior bersenandung sambil berjalan dengan kedua tangan didalam kantung celananya.
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
๐ฅณ๐ฅณ๐ฅณ๐ฅณ๐ฅณ
Woiii mana yang baper? ๐คฃ๐คฃ๐คฃ๐คฃ