Chapter 13 - 13

Selamat hari Rabu,

Selamat menanti Weekend yg msih lama

Selamat membaca...

Selamat cengar cengir...

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Kianna memilih duduk di bangku tribun atas. Menonton Gior latihan basket. Di bangku paling atas inilah biasanya Kianna menonton Gior bertanding pada waktu ada lomba antar kelas atau antar sekolah. Ia suka memperhatikan Gior dari kejauhan dan tidak terlihat oleh orang lain.

Tapi berbeda dengan hari ini, Kianna duduk di tribun atas untuk menemani cowok yang sejak hampir dua tahun lalu mencuri hati dan perhatiannya. Pengagum rahasia yang masih menjaga rahasia sampai saat ini.

Beberapa anggota Cheerleaders menatap Kianna dengan tatapan penuh tanya dan penasaran. Mungkin mereka bingung kenapa Kianna bisa ada di sana dan sedang menunggui siapa. Biarkan saja mereka menebak-nebak tentang keberadaan dirinya.

Kianna memilih mengambil ponsel dan membuka aplikasi baca tulis online miliknya. Berhubung moodnya sedang dalam keadaan sangat baik, maka Kianna dengan lancar menuliskan kata per kata dilaman ceritanya. Di part-part awal dimulaikan dengan cerita suram, tapi semakin ke sini ceritanya mulai diwarnai kisah kisah yang mulai cerah.

Kianna pikir hubungannya dengan Gior akan selamanya jalan ditempat. Namun, sekarang sedikit ada kemajuan. Ya kemajuan yang masih tebak-tebakan antara prank atau kenyataan. Who know?

Setiap ending disetiap part selalu saja di protes oleh pembacanya karena dirasa menggantung. Padahal, Kianna sendiri toh tidak tahu bagaimana ending perjalanan cintanya ini. Jadi, wajarkan jika setiap part endingnya tebak menebak mengenai kelanjutannya, sebab ia menuliskan mengenai dirinya sendiri bukan mengenai orang lain atau khayalan babunya seperti biasanya.

Sama seperti hari ini, ia berhasil menyelesaikan satu part lagi untuk ceritanya dan dengan ending menggantung. Kianna senang jika orang tidak mengenali dirinya, ia lebih suka menyimpan identitasnya, karena cukup malu jika kenyataannya orang terdekatnya tahu jika ia menuliskan cerita tentang kisah cintanya yang suram dan juga khayalan yang terlampau tinggi.

Histeria teriakan para cheerleaders di bawah sana yang sedang latihan dan juga sebagian sedang tebar pesona dengan anggota tim basket termasuk Gior, tidak membuat Kianna teralihkan dari ketikannya di aplikasi tersebut.

Senyum mengembang begitu sempurna ketika ia sudah berhasil menuliskan kata Sampai Jumpa di Part selanjutnya dan Publish!

Ponsel Gior yang dititipkan di Kianna bergetar terus menerus. Kianna melongokan kepalanya mencari keberadaan Gior untuk memberitahu jika ponselnya terus menerus berbunyi. Kianna tidak berani melihat bahkan membukanya tanpa izin si empunya.

Gior tengah fokus mendribel, passing, berlari sana sini mengejar bola basketnya dan sama sekali tidak menoleh Kianna. Ponsel Gior terus berbunyi, dengan ragu-ragu Kianna mengambil ponsel tersebut dari dalam tas Kianna.

Notifikasi dari grup chat whatsapp ada sekitar 679 chats. Direct Message Instagram ada sekitar 28, 201 chats Line, 14 missed callsย  dan 1 update WebNovel. Kianna sungguh tidak menyangka jika Gior juga di ponselnya punya aplikasi WebNovel. Begitu banyak notifikasi yang muncul di ponsel orang ganteng di atas rata-rata ini, baru ditinggal 15 menitan.

Tanpa sadar Kianna mengelus layar Iphone milik Gior karena foto wallpapernya begitu ganteng.

Alis tebal, hidung mancung, rahang tegas, rambut coklat, badan atletis, tinggi pula. Ah, ciptaan Tuhan yang dikaguminya itu memang nyaris mendekati sempurna, meskipun sikapnya nyatanya sedikit tidak bisa ditebak alias penuh kejutan absurd. Cengiran muncul di bibir tipis Kianna saat memandangi foto wallpaper ponsel tersebut. Tapi, itu semua tidak berlangsung lama karena satu baris kalimat yang terbaca olehnya akibat usapan yang ia lakukan di layar ponsel itu.

PanggilakuKey updated Secret Admirer - 13

Seolah dunia Kianna mendadak runtuh, kakinya lemas, jantungnya bergemuruh riuh seperti habis marathon 17KM, tangannya gemetar.

'Kak Gior baca cerita aku? Mati! Mampus! Bunuh aja, Kia sekarang,' shock Kianna.

"Ya Allah, gimana ini? Ya Allah, ponselnya di lock pake kode lagi. Ya Allah, Kia malu. Pasti ketauan kalo itu Kia yang nulis. Ya Allah, Kia mau pulang aja sekarang. Gak mau ketemu lagi kak Gior!" resah Kianna sambil menatap gusar ponsel Gior.

Wajahnya yang tadi cerah ceria kini mendadak muram. Apa yang harus dilakukannya dan dikatakannya jika Gior tahu, kalau dirinya membuat cerita mengenai mereka berdua. Atau jangan-jangan selama ini Gior sudah tahu kalo Kianna lah pemilik akun bernama PanggilakuKey di aplikasi itu?

Semua pertanyaan muncul secara bertubi-tubi ke dalam pikiran Kianna, sampai ia tidak sadar jika Gior sudah duduk di sevelahnya menatapnya sambil mengelap tubuhnya yang basah oleh keringat dengan handuk kecil yang Kianna letakkan di atas tas Gior.

Wajah Kianna pucat pasi, tegang dan tampak khawatir. Gior bukannya cepat menanyakan keadaan Kianna, tapi cowok itu malah senang melihat ekspresi-ekspresi lain yang ditampilkan Kianna selain wajah datar seperti biasanya.

Tanpa sadar Kianna menggigit ujung ponsel Gior karena geram dengan pandangan mata masih lurus ke depan, tapi pikirannya sudah melayang-layang entah kemana.

"Kalo gemes sama yang punya hape, mending gigit yang punya aja langsung, jangan hapenya lo gigit gitu, kesian," sindir Gior dan sukses membuat Kianna sadar dan menatap Gior horor.

"Anjir, gue bukan dedemit, Ki. Woles aja ngeliatnya. Calon pacar lo yang ganteng di atas rata-rata ini," usil Gior.

Kianna yang masih shock mengetahui keberadaan Gior yang sudah duduk di sebelahnya, berusaha kuat mengatur ekspresinya agar tampak seperti biasa lagi. Tapi gagal! Otaknya masih dipenuhi oleh kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.

Siang ini, Kianna sudah merasa senang sekali bisa selangkah lebih maju hubungannya dengan Gior, tapi bagaimana jika pada akhirnya Gior tau kalo cowok itu jadi objek tulisan Kianna. Cowok itu pasti bakal sangat murka!

"Lo kenapa?" tanya Gior dan Kianna menggeleng cepat.

"Ada yang nelpon gue gak tadi?" Gior mengulurkan telapak tangannya meminta ponsel yang ada di tangan Kianna namun, Kianna menggeleng kaku tidak mau memberikan ponsel Gior kepada si empunya.

"Lah, lo minat sama hape gue? Please, Ki. Ga usah hapenya yang lo miliki, itu benda mati. Mendingan lo miliki gue aja, benda hidup yang bisa diapain aja,"

Kalau saja ucapan Gior dikeadaan normal Kianna pasti sudah baper maksimal klepek-klepek, tapi diucapkan sekarang pada Kianna rasanya hambar, lebih besar rasa ketakutannya dibanding rasa Geernya.

"Ki, lo ga kesambet setan gedung ini kan? Kenapa muka lo tegang pucet gitu? Eh, apa elo sakit? Lo nahan laper yah? Wah, lupa gue ngasih makan anak orang. Ya udah yuk, ke luar. Kita pulang, tapi gue ganti baju dulu," kata Gior panjang lebar sendiri.

Kianna mengikuti Gior dari belakang, melewati para anggota tim basket sekolahnya yang lainnya. Anggota Cheerleaders tampak memperhatikan Kianna dari atas sampai ujung kakinya. Kianna sudah tidak peduli, yang ia pikirkan bagaimana menghapus notifikasi cerita yang mampir di ponsel Gior.

"Lo mau ke mana?" tanya Paiman pada Gior.

"Nganterin dedek gemes gue pulang, udah sore!" jerit Gior dan Kianna hanya menunduk memejamkan matanya malu.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Gior mengambil tas yang dijinjing Kianna setelah ia berganti baju seragam sekolahnya lagi. Dengan pasrah, Kianna menyerahkan sekalian ponsel Gior.

Kianna memilih diam sepanjang perjalanan koridor sekolah menuju parkiran, tampak Gior sedang mengecek ponselnya.

Kianna menarik ujung lengan baju Gior, membuat cowok itu menoleh.

"Apa beb?" tanya Gior dengan nada lembut.

Kuping Kianna rasanya butuh ke THT, ia mengalami gangguan pendengaran. Bagaimana mungkin Gior memanggilnya "Beb". Sangat mustahil, halusinasinya amat tinggi.

"Kak Gior, Kianna pamit pulang sendiri aja yah. Ga usah dianterin," ucap Kianna takut-takut, Gior menaikan sebelah alisnya mendengar ucapan calon pacarnya itu.

"Gue gak akan ngapa-ngapain lo kok. Lo jangan takut sih sama gue. Gue itu selain ganteng di atas rata-rata, terkenal juga dengan sisi kesopanan, kebaikan, kedermawanan dan keramahtamahan. Kenapa jadi mau pulang sendiri?" kata Gior protes.

"Kalo lo pulang sendiri, gue gak tau rumah lo jadinya? Gimana mau ngapel, mau anter jemput lo kemana-mana, masa iya, pertama kali ntar gue pake google map, udah persis angkutan online aja. Enggak-enggak, pulang bareng gue, pokoknya titik." Gior mengambil sebelah telapak tangan Kianna yang terasa dingin untuk ia genggam.

Dengan cuek tanpa rasa bersalah, Gior berjalan santai menuju parkiran mobilnya. Sedangkan Kianna, sudah lemas, lemah, lunglai, lebay di belakang Gior menatap tangannya yang sedang digenggam cowok impiannya.

'Kia, gak mau cuci tangan, mama!' pekik Kianna dalam hati.

Setelah mereka di dalam mobil, Gior tidak segera menjalankan mobilnya melainkan sibuk menatap layar ponselnya.

"Kenapa lo gak mau gue anterin pulang?" tanya Gior memecah keheningan diantara mereka berdua.

"Kia, ga mau ngerepotin kakak," jawab Kianna.

"Bohongkan lo," sangkal Gior.

"Enggak," Kianna menjawab sambil menunduk memainkan kuku-kukunya yang bersih yang kemarin baru ia potong.

"Liat gue, Ki, kalo ngomong," ucap Gior kedengaran tegas membuat Kianna mendongakan wajahnya melihat Gior.

"Lo takut karena mulut nyinyir satu sekolah yang gak suka kalo lo jalan sama cowok ganteng di atas rata-rata kayak gue ini?" Kianna diam.

"Lo harus kuat menghadapi kenyataan itu, bahwasanya emang Giorgio Fernandes itu cowok paling ganteng seantero sekolah ini. Tidak ada satupun cowok lain yang bisa menandinginya. Apalagi si Lutfi yang gede bacot doang, si Budi Budiman yang gak modal, mau nembak cewek, tapi maling kembang punya bu KepSek, ckckckck!"

"Kalo ada mulut netizen sekolah yang nyinyirin lo kayak hatersnya Lucinta Luna, lo kasih tau gue aja. Biar gue traktir tuh orangnya, jadi mulut mereka ada kerjaan lain buat ngunyah makanan dibanding nyinyirin lo, denger gak?"

Kianna pikir Gior adalah sosok cowok most wanted SMA yang punya imej cool, kalem, meskipun sedikit badboy dan lebih irit bicara. Tapi kenyataannya? ZONK!! Gior sebaliknya! Sosok cowok yang super duper bawel, tingkat kenarsisan yang sudah overload dan tukang gombal.

[ upload foto Kianna ]

GiorgioFd Lagi merenung! Kira-kira terima atau enggak yah? ๐Ÿฅด๐Ÿฅด Dilarang menghujat! Barang siapa yang menghujat, mengejek, mengata-ngatai, niscayalah ia akan masuk neraka jahanam ๐Ÿ˜๐Ÿ˜ *mampos lo pada* < Gak usah gue tag orangnya ntar lo pada kepo > cc: @KiaAugstย  eh, ke-tag deh!

Kianna melotot tidak percaya melihat notifikasi instagramnya. Dengan cepat Kia membuka instagramnya dan menemukan fakta bahwasanya Gior baru saja mengupload fotonya di feed instagram Gior! CATET, BOLD, di FEED INSTAGRAM ! bukan di instastory. Captionnya bikin jantung Kia seakan sedang remix di dalam mobil angkot.

Kianna menoleh ragu-ragu pada Gior. Cowok itu nampak santai dengan senyum sejuta watt di wajahnya sambil mengijak gas mobilnya melaju pelan meninggalkan perkarangan sekolah.

"Kak Gior dapet foto Kia dari mana?" pertanyaan polos Kianna lolos begitu saja.

Gior menoleh dan tersenyum.

"Mau tau aja apa mau tau banget?" goda Gior dengan menaik turunkan alis tebalnya.

Kianna memilih menunduk melihat instagram Gior lagi yang cuma berjeda 4 menit dan sudah dipenuhi ratusan komentar dan ribuan like. Kianna menggosok dahinya yang tertutupi poni. Senang sekaligus malu dan takut bercampur aduk.

"Ki, lo tau gak?" tanya Gior.

Kianna menoleh dan menjawab, "Apa?"

"Sebingung-bingungnya gue sama rumus matematika, kimia, fisika, tau gak ada yang lebih bikin gue bingung lagi?" Kianna menggeleng.

"Gue lebih bingung kok lo bisa yah ngerebut hati gue," kata Gior dan Kianna sukses tersenyum kecil mendengarnya.

"Jadi, Kak Gior dapet foto Kia dari mana?" tanya Kianna lagi karena super penasaran.

Gior tertawa terbahak.

"Biarlah itu menjadi misteri dan rahasia. Yang penting, perasaan ini sudah bukan menjadi hal-hal yang harus disembunyikan," jawab Gior yang membuat Kianna menggeleng pelan.

'Ngomong menjurus ke pacar mulu, nembak juga enggak! Dasar PHP,' batin Kianna.

Setelah memberi arahan panjang lebar arah rumah Kianna yang nyatanya cuma beda komplek dengan Gior. Kianna sukses selamat sentosa sampai di depan rumahnya.

"Makasih Kak Gior sudah mau anterin Kia pulang. Kia pamit turun dulu yah," ucap Kianna tulus.

"Eh- eh tunggu dulu. Gue punya tebak-tebakan dulu sebelum lo masuk," Gior menahan Kianna untuk segera keluar dari mobilnya.

"Hah? tebak-tebakan lagi?" kaget Kianna.

"Yoi. Gak afdol dong kalo gak ngasih tebak-tebakan sebelum kita terpisah lagi sejenak," ucap Gior.

"Apa beda Kipas sama elo?" Kianna terlihat berpikir sejenak lantas menggeleng.

"Kalo kipas bisa bikin angin, kalo elo bisa bikin Angen," ucap Gior dengan cengiran tanpa dosanya.

Kianna menahan senyumnya dengan menggigit bibir dalam dengan kuat. Ia memilih segera keluar mobil Gior dengan wajah yang memerah.

"Kia, nanti malem temeni gue belajar yah," teriak Gior.

Kianna berhenti dan menoleh, "Belajar? Belajar apaan?"

"Belajar buat luluhi hati lo biar gue bisa jadi pacar elo," Akhirnya Kianna tidak bisa menahan senyumnya lagi. Ia memilih untuk lari masuk ke dalam rumahnya segera, meninggalkan Gior yang masih cengar cengir di dalam mobilnya.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Shin update zeyeeeenkkkkk....

Kangen gakkkk siyyy ๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†