Chapter 17 - 17

Nulis disela ngerjain editan!

Jadi, maapkeun kalo gak senikmat rasa mie kari ayam plus cabe rawit dan telor yang dimakan pas ujan-ujan atau lagi misquuueeeen ditanggal tua.

🥴🥴🥴🥴🥴

Selamat Hari Minggu

Yang Jomlo, selamat berdoa aja biar nemu gacoan macem Gior!

🌸🌸🌸🌸🌸

Setelah adegan tembak menembak dan akhirnya mimpi Kianna menjadi kenyataan bukan lamunan semata lagi, Kianna memilih berdiri di pojokan menunggu sang pacar , eeaaaaallaaah ... sudah pacar sekarang statusnya..

Kianna menunduk memandang ujung sepatunya. Ia tidak percaya diri dan takut ketika mendengar desas desus para fans setia Gior dan Nada forever yang membicarakannya yang mengatakan ia adalah PPO alias perebut pacar orang.

Saat Kianna sibuk memikirkan kemungkinan yang terjadi setelah ini oleh fans garis keras Nada dan Gior, tiba-tiba Nada menghampiri Kianna.

"Congrats yah, dedek gemes yang sekarang sudah officiall taken sama cowok paling ganteng di atas rata-rata sekolah ini. Lo harus kuat mental ngadepin keabsurd-annya Gior. Gak usah takut sama fans-fans alay alay itu, tenang aja gue bakal jadi orang terdepan yang ngejagain elo kok. Oh,iya ... gue mau kasih info penting buat lo," Kianna menoleh Nada dan mengerenyitkan dahi bingung.

"Gior udah lama suka sama elo!" bisik Nada dengan cengiran khasnya.

Kianna sukses melongo dibuatnya.

"Kalo elo kepo maksimal, lo bisa minta ceritain langsung sama pacar lo, gue yakin dia bakal nyeritain dari kulit sampe intinya," kata Nada lagi.

Kianna cuma diam, bingung harus berekspresi seperti apa mendengar ucapan Nada barusan. Untuk pengalihan agar Nada tidak memperpanjang bahasan Gior yang sejak lama menyukainya dan ia harus menanyakannya langsung, Kianna memilih untuk memberikan buku catatan Nada yang sudah selesai ia tulis. Kianna menyerahkannya dan Nada terkejut saat melihat buku pink itu.

"Maaf kak, Kia lupa mau kasih buku ini ke Kakak dari tadi pagi," ucap Kianna saat memberikan buku itu pada Nada.

"Lo udah kelar nulisnya? Beneran?" kata Nada takjub sambil meneliti satu per satu lembar buku catatan tersebut.

Kianna mengangguk. "Kakak baca aja dulu, kalo ada yang gak srek, nanti aku tulis ulang aja,"

Nada duduk berjongkok diam mencermati kalimat demi kalimat yang ditulis Kianna di sana. Kianna memilih tetap berdiri di samping Nada yang tengah fokus sambil memandangi sekelilingnya yang sedang heboh memperbincangkan dirinya dan Gior.

Bagaimana bisa teman-teman sekolahnya tega bergibah langsung di dekat orang yang lagi dibicarakan. Mereka mungkin menganggap Kianna itu semacam patung, tidak punya kuping atau hati.

Mereka banyak yang membanding-bandingkan Kianna dan Nada, padahal jika mereka tau bagaimana kisah sebenarnya, mereka juga akan terngangah-ngangah. Kianna bukan PPO.

Tiba-tiba, tubuh Kianna dipeluk erat oleh Nada membuat semua yang berada di dalam ruang musik itu menoleh. Menatap bingung Kianna dan Nada. Mantan pacar dan pacar baru terlihat begitu akrab, dekat dan merekat.

Kianna sontak terkejut.

"Kiaaa ... elo the best banget pokoknya," peluk Nada makin erat.

"ANJRIIIIIITT! Lo bisa bikin pacar baru gue pingsan gara-gara sesak napas kalo lo gituin! Gue aja belom peluk dia," omel Gior yang tiba-tiba datang melerai pelukan Nada pada Kianna.

"Sialan! Elo ganggu aja sih," gusar Nada.

"Lo lagian macem lesbian, nafsu banget meluk calon masa depan gue. Kalo dia kenapa-kenapa gimana? Kencan aja belom, udah lo sakitin aja, Kia gue," oceh Gior.

"Gior! Sumpah lo posesif banget sih! Lebay tau gak?" debat Nada.

"Wah, wajar dong gue posesif sama calon masa depan gue. Ngedapetinnya dengan jerih payah dan banting tulang ini. Gak boleh ada yang nyakitin termasuk elo apalagi gue sendiri," ucap Gior.

Semua yang mendengarnya di sana terlebih rombongan cewek-cewek fans Gior garis keras, jadi gigit jari karena gemas sekaligus iri pada Kianna. Kianna sendiri rasanya mau meleleh mendengar ucapan Gior seperti tadi.

"Awas yah mulut lo itu cuma bersilat lidah doang. Gue orang pertama yang nampol lo kalo lo nyakitin Kia, inget itu!" ancam Nada sambil mengancungkan telunjuknya.

Gior memamerkan senyum smirknya dan menyentil dahi Nada pelan, "Gue juga yang bakal nampol lo kalo lo nyakitin Agam,"

"Bangke! Kenapa gue yang ditampol, lo pihak siapa sih?" umpat Nada tak terima Gior lebih memilih Agam menjadi kubu squadnya.

"Karena lo suka bosenan, kesian gue sama anak orang, bakal lo tinggal cabut terus ganti yang lain gitu aja. Mending gue nampol elo aja," Nada berlari menutup mulut Gior dengan telapak tangannya.

"Mulut loh toa banget! Besok gue pakein pampers biar gak bocor," desis Nada.

Kianna melihat interaksi antara Nada dan Gior mau tak mau menjadi iri. Yah, bolehkan merasa iri sama pacar sendiri, bagaimana pun Nada itu mantan kekasih kak Gior. Bahkan Kianna tidak tahu, apa perasaan mereka sepenuhnya sudah luntur atau masih tersisa meskipun sedikit atau secuil.

Gior melepas telapak tangan Nada yang menutupi mulutnya.

"Lepas weii ... cewek bar-bar! Nanti pacar gue cemburu, belom berapa menit masa nanti gue diputusin, kan gak lucu, anjay!" kata Gior dan Nada melepas telapak tangannya, mendelik kesal pada Gior.

"Mantan berantem di depan pacar baru? Baru kali ini gue nemu terus nonton langsung," ucap Doyok pada teman satu bandnya.

Gior mendekati Kianna berdiri. Cowok itu mengulurkan telapak tangannya ke depan tubuh Kianna. Bingung, gugup, senang, bercampur jadi satu di hati Kia.

"Siniin tangan lo," kata Gior menyuruh Kianna memegang tangannya.

"Buat apa?" tanya Kianna, Gior gemas mendengar pertanyaan Kianna dan langsung menarik telapak tangan Kianna dan menyatukannya ke telapak tangannya.

"Begini rasanya ngegenggam masa depan gue ternyata. Pas banget," ucap Gior.

Kianna tersenyum kecil mendengar ucapan manis semanis gula tebu dari mulut Gior.

"Mau pulang apa mau menetap?" tanya Gior sambil menenteng tasnya.

"Pulang aja kak," jawab Kianna pelan.

"Ah--, pulang sama menetap sama aja sih sebenernya, sama-sama ke dalam hati gue kok," kata Gior dan Kianna sukses melongo salah tingkah.

"Woi, thank you ya buat semuanya yang udah bantuin misi penembakan gue hari ini. Udah bersedia jadi laskar cinta Gior Kianna Forever," jerit Gior pada semua yang ada di ruangan musik.

"Besok gue traktir teh gelas, satu orang satu. Oh, yah ... sama permen pereda sakit tenggorokan. Suara kalian kan pada habis, abis ngeciye-ciyein gue tadi. Besok yah, gue bagiin. Gue udah apalin kok muka kalian satu per satu, tenang aja,"

"Gue anter pacar gue balik dulu ya, pamit semuanya." ucap Gior panjang lebar yang dijawabin serentak dengan kata "Yoi".

Kianna tidak abis pikir ternyata ada cowok ganteng, otak gesrek macem kak Gior ini. Bener-bener spesies langka yang harus dilestarikan.

Keduanya berjalan bergandeng tangan, mengabaikan tatapan iri orang-orang yang melihatnya. Bagaimana tidak, banyak siswi yang mupeng, ingin mengganti posisi Kianna di sana.

Kianna memilih untuk menunduk, terlalu berat menatap wajah-wajah sinis siswi di situ.

Tiba-tiba langkah kaki Gior berhenti, membuat Kianna mendongak bingung lalu sadar ketika ada suara yang menyapa mereka berdua.

"Selamat ya Ki, Gi. Gue denger lo berdua udah jadian," tiba-tiba Lutfi muncul dan mencegat Gior serta Kianna.

Gior menarik Kianna mendekat serta merangkulnya posesif. Wajah Gior terlihat begitu waspada, ia menganggap Lutfi sebagai monster yang bisa saja menculik atau merebut pacarnya, calon masa depan gemilangnya.

"Thanks bro. Kia udah jadi hak milik gue sepenuhnya. Berani ada yang tebar-tebar pesona, apalagi ngajakin dia pdkt, gue gak segan-segan buat bikin end," Gior menunjukkan gesture tangan seperti ingin memotong leher.

Lutfi tertawa, baru kali ini ia melihat Gior bersikap sebegitu posesif pada pacarnya. Padahal dulu sikapnya pada Nada biasa saja, malah tidak pernah alay dan lebay seperti sekarang.

"Calm bro. Gue udah punya gacoan sendiri kok. Gue malah seneng, ternyata Kianna lebih milih elo ketimbang gue," ucap Lutfi.

"Oh, jelas. Pesona Gior yang tampan di atas rata-rata ini emang ga bisa diragukan lagi. Terus juga, bagus deh kalo lo udah punya pacar. Jangan ada rasa lagi sama Kia," ucap Gior santai.

Kianna menarik ujung baju Gior, membuat Gior menoleh dan menaikan sebelah alisnya menatap Kianna.

"Apa sayang?" tanya Gior dengan nada dibuat selemah lembut mungkin.

Lutfi di depannya menahan tawa, menutup mulut dengan telapak tangannya. Kianna juga ikut geli mendengar suara Gior yang seperti itu.

"Gi, Ki, gue pamit aja deh. Sekali lagi langgeng kalian berdua. Jaga Kianna baik-baik, Gi, kalo lo lengah atau lo sakitin, siap aja gue tikung," canda Lutfi.

Gior mendengkus mendengar ucapan Lutfi.

"Coba aja kalo lo berani. Kepala lo gue jadiin ganjelan di jembatan ntar," ancam Gior

Lutfi terbahak dan berlalu dari hadapan Gior dan Kianna.

"Gila! Punya nyawa berapa dia mau nikung-nikung masa depan gue? Emangnya dia Valentino Rossi? Gak bisa dibiarin ini," gerutu Gior.

"Aku gak suka kak Lutfi, Kak," kata Kianna dan Gior menoleh.

"Lah, ya iyalah. Emang jangan suka sama si upik upik itu. Gue aja gak suka sama dia. Awas aja elo suka sama dia, gue langsung bawa ke KUA buat dijadiin bini," ucap Gior dengan wajah serius.

"Gue serius ini. Lo paham kan?" Kianna mengangguk patuh.

'Ya iyalah, masa kak Gior suka sama kak Lutfi, emang dia jeruk makan jeruk. Dasar sableng, untung ganteng,' batin Kianna.

Keduanya berjalan lagi bergandengan menuju parkiran mobil Gior.

"Sumpah! Pengen gue colok satu satu tuh mata cowok yang ngeliatin lo, kayak mereka liat lauk makanan lezat aja. Besok gue labelin di jidat lo, kalo Kianna Augustephie itu pacar Giorgio Fernandes yang gantengnya di atas rata-rata," gumam Gior saat melewati taman-taman sekolah di dekat tempat parkir yang banyak sekali cowok-cowok sekolahnya nongkrong sebelum pulang di sana.

Kianna hanya bisa diam dan menggeleng. Entah sudah berapa banyak umpatan serta gerutuan yang dilontarkan dari mulut Gior sepanjang perjalanan mereka dari studio musik sampai tempat parkir.

🌸🌸🌸🌸🌸

"Makasih Kak buat semua bukunya?" ucap Kianna tulus.

Mereka saat ini sedang dalam perjalanan pulang ke rumah Kianna. Gior melirik Kianna dengan senyum menawannya.

"Maksud lo, buket buku itu?" tanya Gior dan Kianna mengangguk antusias.

"Gue sengaja nembak lo gak pake bunga, soalnya lo bukan kuburan yang kudu dikasih bunga,"

"Gue juga tau, kalo lo maniak banget sama novel, mangkanya gue ngasih lo sesuatu yang bisa bikin lo seneng aja," ucap Gior.

"Lo tadi ngasih apa ke Nada, sampe dia girang macem dapet duit segepok?" tanya Gior penasaran.

Kianna terlihat sedikit berpikir, haruskah dia memberitahu Gior atau berbohong. Kianna memilih opsi pertama untuk memulai hubungan mereka ini.

"Kia kemarin diminta kak Nada buat nulis cerpen tentang hubungannya Kak Nada, kak Gior sama kak Agam. Kak Nada minta Kia nulis di buku itu dan tadi karena sudah selesai Kia tulis, mangkanya Kia kasihin ke kak Nada," jawab Kianna terus terang.

"Tentang hubungan palsu gue sama Nada?" kata Gior dan Kianna menoleh memperhatikan ekspresi Gior.

Kianna ragu-ragu untuk menjawabnya namun, mau tak mau ia tetap mengangguk tak enak.

"Lo udah tau kan kebenarannya dari Nada, jadi gue gak perlu capek-capek buat ngejelasinnya," Gior menyugar rambutnya dengan ekspresi masa bodo.

"Yang terpenting, ending cerita elo jangan sampe gue baca berakhir tragis! Gue gak suka cerita sad ending!" Kianna menoleh dan sukses menganga.

Gadis itu mencoba mencerna dengan degupan jantung yang begitu kuat.

"Maksudnya?" tanya Kianna pelan.

Gior menoleh Kianna dan mengusap puncak kepalanya pelan sambil tersenyum manis.

"Ya cerita yang lo tulis di Internet itu. Cerita tentang elo dan gue!" jawab Gior santai.

Kianna merasa sedang makan madu sambil disengat lebah. Tadinya manis berakhir sakit. Jangan bilang Gior tahu identitasnya sebagai penulis online. Seakan dejavu atas lamunannya waktu itu, kini semuanya benar-benar menjadi sebuah kenyataan.

"Lo kaget? Gue tau elo nulis cerita tentang kita di Internet?" kata Gior dan Kianna hanya menunduk cemas sambil memilin tangannya.

"Lo tercyduuukkk~" ucap Gior dengan telunjuk mengancung tepat di depan hidung Kianna dan Kianna terkesiap dibuatnya.

🌸🌸🌸🌸🌸

Gak kebayang ditunjuk gitu sama si Gior absurd!

Wkwkwkwkwk

Kira-kira, tuduhan Gior bener apa enggak sih?