๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Kianna masuk kembali ke dalam rumahnya, mengambil tas dan juga memasukkan kotak bekalnya. Memasang sepatu dan mengikatnya dengan kencang secara terburu- buru. Lebih baik menarik pergi kak Gior yang datang tiba-tiba ke rumahnya tanpa diundang dibanding mamanya tambah rusuh, membongkar semua aib-aibnya pada Gior.
Mamanya dan Gior nyatanya seperti botol ketemu tutupnya. Klop, pas, dan sulit dipisahkan. Padahal mereka baru beberapa menit bertemu dan ngobrol. Kianna pening memikirkannya.
"Kak Gior ke sini mau ngajak Kia ke sekolah bareng kan? Ayo pergi sekarang!" Kianna menyela percakapan unfaedah antara mamanya dan Gior yang sedang membicarakan kembang tahi ayam yang sedang mekar di halaman rumah Kia.
"Loh- loh- kok mau pergi sekolah aja. Kamu belom sarapan loh, Ki. Masuk dulu, ajak Gior sarapan," Mama Kianna menarik lengan Kianna agar masuk lagi ke dalam rumah.
Kianna melepas tangan mamanya pelan.
"Kia, udah bawa bekal. Kia makan di sekolah aja nanti," tolak halus Kianna.
"Oh, selai stoberi buat roti tawar tadi kamu jadiin bekal buat sarapan berdua dengan Gior, calon pacar kamu yang gantengnya di atas rata-rata ternyata. Aduh, anak mama ternyata bisa so sweet juga yah," goda Mama Kianna dan Kianna memejamkan matanya serta menahan diri agar tidak memekik kesal jika mamanya sudah kumat begini.
"Serius tante? Kia bikin roti pake selai stoberi? Ya ampun, Kianna yang kinyis-kinyis, hati kakak kan jadi kayak halaman rumah kamu, dipenuhi kembang, jadi makin gak sabar mau nembak," ucap Gior antusias.
Kianna mengerenyitkan dahi, pagi yang super duper ceria meskipun masih jam 06.13wib.
"Ih, Gior yang ganteng di atas rata-rata calon pacar Kianna, jangan lupa nembak Kianna buruan, nanti Kia berubah pikiran loh. Inget pesen tante tadi yah, kamu ---"
Mau tak mau, Kianna dengan terpaksa menarik tangan Gior pergi dari hadapan mamanya.
"Eh-eh, calon pacar belom sungkem ini," protes Gior, tapi Kianna mengabaikannya dan tetap menariknya agar cepat masuk ke dalam mobil.
"Kalian hati-hati yah. Gior jagain anak tante yah, jangan dibuat lecet, kasian soalnya Kianna itu cengeng," jerit Mama Kianna sambil melambai-lambai tangan.
"Kianna pergi, Assalamualaikum," Kianna mengucapkannya dengan kilat dan dengan cepat menutup kaca jendela mobil Gior.
Satu manusia alay yang notabenenya adalah mama Kianna sendiri sudah terselesaikan, tinggal menghadapi satu lagi makhluk ciptaan Tuhan yang super duper alay di sampingnya.
"Ki, mama lo ternyata asyik banget yah. Wah, jadi betah kalo tiap hari ketemu trus ngobrol banyak hal sama mama lo. Asli, gue ngefans sama mama lo," ucap Gior antusias.
'Gila aja mau ketemu tiap hari sama mama. Enggak- enggak, cukup deh sekali ini dulu. Sekali ketemu aja udah mirip 10 orang yang ngobrol padahal cuma mereka berdua doang yang ngobrol,' batin Kianna.
'segala kembang tahi ayam dibahas detail sampe ke bau-baunya. Gak faedah banget, ya Allah!' Kianna membatin.
"Kak Gior kenapa gak pake baju olahraga?" tanya Kianna mengalihkan pembicaraan.
"Oh ini, gue hari ini mau ngeband aja, latihan basket ntar sore. Gue juga tadi udah pamit sama mama lo buat nyulik lo sampe sore, trus kata mama lo, Okeeee..." jelas Gior dan diakhiri dengan mengancungkan jari membentuk huruf OK.
"Lo ikut cheers aja kenapa sih? Jadi kan bisa teriak-teriakin gue gitu di pinggir lapangan. Biar hati gue ikutan teriak-teriak juga liat lo terus," kata Gior.
"Kia ga bisa nari. Kia ikut eskul jurnalis aja," jawab Kianna.
"Kutu buku banget. Untung bukan kutu rambut," ejek Gior.
Kianna mencuri lirik ke arah Gior yang hari ini tampil beda dari biasanya. Kalau hari-hari biasa, Kianna hanya melihat Gior memakai seragam sekolahnya dan seragam basket andalannya. Tapi hari ini, Gior terlihat begitu macho, cool, keren, menambah kadar kegantengannya berkali-kali lipat.
Jaket jeans hitam, kaos pink dan celana jeans hitam robek serta sepatu vans yang sudah mainstream. Disaat cowok lain anti pakai kaos pink, tapi Gior berbeda. Ia tampak begitu pede dan tetap kelihatan mainly. Kianna suka.
Sedangkan Kianna sendiri memakai kaos oblong abu-abu, celana jeans robek, sepatu sporty colorfull ditambah kemeja hijau yang sengaja diikat di pinggang agar terlihat lebih trendy. Meskipun, Kianna cinta mati dengan buku dan sifatnya yang pendiam, tapi bukan berarti ia tidak fashionable. Tidak seperti halnya kutu buku yang identik dengan kacamata tebal dan fashion ketinggalan jaman.
Kianna tanpa sadar tersenyum sendiri melihat penampilannya dan Gior yang nampak terlihat serasi. Selera fashion mereka hari ini hampir sama.
"Mama lo tadi bilang, lo bawain gue bekal roti pesenan gue semalem. Itu beneran?" tanya Gior membuat Kianna berhenti tersenyum dan tersentak mendengar pertanyaan Gior.
Kianna mengangguk malu. Gior meliriknya dan tersenyum sumringah.
"Aih... so sweet banget sih calon pacarnya Gior yang gantengnya di atas rata-rata ini, kan jadi makin suka," goda Gior membuat wajah Kianna memerah karena malu.
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Sekolah sudah mulai ramai, Kianna memandang sekeliling dengan pandangan cemas. Bagaimana tidak, ini kali pertamanya Kianna datang ke sekolah bersama Gior dalam satu mobil dan berjalan bersama pula.
"Ayo turun! Gak sabar sarapan," ajak Gior.
Kianna menoleh dengan wajah gugup.
"Kianna duluan turun baru Kak Gior turun yah. Gak usah bareng," Kianna membuka pintu mobil dan secepat kilat berlari menuju koridor kelasnya tanpa memperdulikan pandangan orang-orang yang aneh melihatnya terlebih Gior melongo atas tindakan Kianna.
"Gila! Segitu cemasnya dia jalan sama cowok hitz macem gue? Wah, harus digembleng ini, biar tahan banting bersanding dengan cowok ganteng di atas rata-rata kayak gue ini," gumam Gior dalam mobilnya sambil menggeleng melihat tingkah Kianna.
Kianna mengatur napasnya yang tidak beraturan ketika sampai di kelas. Andara dan beberapa teman-temannya menoleh dan melihatnya khawatir.
"Kamu kenapa, Ki?" tanya Andara.
Kianna meneguk air dalam botol yang ia bawa dari rumahnya dengan cepat. Kianna mengibas-ibaskan tangan menjawab pertanyaan Andara.
"Capek, abis maraton dari bawah," jawab Kianna bohong.
"Sekurang kerjaan itu? Ckckck... aneh!" ucap Andara.
Kianna hanya diam dan menyeka keringat yang timbul dengan tisu.
"Permisi..." teriak seseorang dari depan pintu kelas Kianna danย seisi kelas terdiam, melongo melihatnya.
Kianna menepuk dahinya sambil memejamkan matanya. "Mati aku," gumam Kianna.
Gior berjalan dengan pedenya masuk ke dalam kelas Kianna dan mendekati kursi yabg diduduki Kianna, Andara memilih pindah duduk dan diam mengamati apa yang dilakukan Gior pada sahabatnya.
"Calon pacar kak Gior, kenapa jalan duluan sih? Pake lari-lari pula. Padahal mau ngajakin sarapan bareng loh," ucapan Gior sontak membuat seisi kelas Kianna heboh dengan sorakan ciye-ciye.
Jangan tanya bagaimana reaksi Kianna, wajahnya sudah merona menahan malu yang luar biasa. Gior selalu melakukan hal diluar nalar Kianna dan membuat jantung Kianna berdegap degup kencang barongsaian.
"Kok calon pacar sih, Kak? Kapan resminya?" tanya teman sekelas Kianna.
"Iya nih, gak sabar minta PJ sama Kia," timpal yang lainnya.
"Sabar-sabar, nanti ada waktunya," kata Gior.
"Woiii... Gi! Pagi-pagi, lo udah tebar pesona aja di sini, ckckck- mau jadi apa sih lo, Gi?" sindir Bambang beserta Gior's Squad lainnya.
"Wah, si Bambang yang gak mau dipanggil Bams atau Bang, nyusul kemari juga. Alibi mulut lo doang ngatain gue tebar pesona padahal lo mau liat dedek gemes kinyis-kinyis lo ini kan," jawab Gior santai sambil menunjuk Andara.
Andara yang ditunjuk langsung salah tingkah.
"Mulut lo gak pake pampers emang, Gi. Bocor, anjir!" umpat Bambang dan Gior cuma tertawa dibarengi dengan temannya yang lain.
"Kalian tuh yah, ga malu apa, jerit-jerit kayak tarzan. Imej kita sebagai kakak kelas terhormat bisa jatuh," kata Bayu.
"Dih, Bay. Bahasa lo, kakak kelas terhormat. Mau banget dihormati kayak lagi upacara. Liat tuh, krim muka belepotan," balas Paiman.
"Serius lo, Man? Beneran Bambang? Krim gue belepotan. Ya udah, gue ke kelas dulu yah, kaca gue di tas," Bayu berlari turun tangga secepat kilat sedangkan yang lainnya tertawa terbahak sambil memegangi perutnya
Kianna menggeleng tak percaya. Ternyata Gior's Squad isinya golongan orang-orang absurd.
"Mana bekalnya?" tanya Gior pada Kianna.
Andara dan yang lainnya mengamati tingkah Kianna, menunggu apa benar Kianna memberikan bekalnya pada Gior. Jika iya, maka desas desus gosip dari Lambelambean sekolahnya benar adanya. Gior dan Kianna adalah sepasang gebetan yang belum sah pacaran.
Kianna dengan ragu mengeluarkan kotak bekalnya dan memberikannya pada Gior. Sontak seisi kelasnya bersorak sorai kembali, ciye-ciye.
"Aih- aih, calon pacar Gior so sweet banget sih. Kan jadi pengen nembak," ucap Gior ketika menerima bekal dari Kianna.
"Gior yang ganteng di atas rata-rata ini mau latihan dulu yah. Nanti kita ketemu lagi, jangan jelalatan sama cowok lain yah, yang paling ganteng di sekolah ini cuma Gior, inget itu," ucap Gior sebelum meninggalkan kelas Kianna dan Kianna memilih menelungkupkan wajahnya ke meja.
"Cieee... Kianna sama Kak Gior!"
"Ciee... Kia, jangan lupa PJ, Ki,"
"Pantes Kak Lutfi ditolak, Budi ditolak taunya gebetannya Kak Gior,"
"Cieee... cieee...---" Dan masih banyak lagi ciee cieean yang muncul bergantian untuk menggoda Kianna.
"Sabar, Ki. Risiko calon pacar orang ganteng mah begini emang," bisik Andara.
Kianna berdiri membawa tasnya untuk menuju ruang jurnalis. Kepalanya cukup pusing dan malunya sudah diubun-ubun meskipun dalam hati Kianna bahagia jingkrak jingkrak.
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Kianna bersyukur di dalam ruang jurnalis ini, ia bisa fokus mendengarkan serta menyerap pelajaran dari gurunya. Menulis dan membaca adalah hal yang menjadi hobinya jadi tentu saja, ekstrakulikulernya ini begitu menyenangkan untuk Kianna sendiri.
Tiga jam fokus belajar dan mengerjakan tugas praktek untuk mengisi mading khusus jurnalis sedikit menyita pikiran Kianna sehingga ia lupa dengan cowok absurd ciptaan Tuhan yang langka itu.
Kianna meregangkan otot bahu dan lengannya. Selesai mengerjakan tugas, ia sudah bebas. Kianna memilih untuk pergi ke tempat rahasianya. Ia ingin menyendiri dan menyicil tulisan di ceritanya.
Tempat yang sudah beberapa hari terakhir jarang didatangi Kianna. Kianna membuka isi tas dan mengambil ponselnya. Ia tidak sengaja melihat beberapa tulisan di post it yang tidak sempat lagi ia taruh dilaci Gior secara diam-diam karena selalu kesiangan. Mungkin mulai besok ia akan kembali melakukan rutinitasnya menjadi seorang penempel post it.
Dengan gerakan lincah dan luwes, kedua jempolnya bergantian mengetikan kata demi kata pada layar putih lembar di aplikasi miliknya. Mumpung mood dan ide masih lancar bersarang diotaknya.
Belum sampai setengah cerita yang ditulis, suara toa pengumuman sekolahnya mengumamkan namanya di sana.
"Kepada siswi bernama Kianna Augustephie ditunggu kehadirannya di ruang musik, terima kasih,"
Kianna terkejut ketika namanya dipanggil memakai toa pengumuman. Ia begitu hapal suara yang memanggilnya melalui toa itu. Suara sedikit kemayu milik kakak kelasnya yang hobi memakai krim pagi siang malam subuh, yaitu Bayu.
'Kejutan apalagi yang bakal terjadi, Ya Allah. Kianna capek di PHP-in kak Gior,' batin Kianna sambil menutup aplikasi wattpad dan juga membereskan tasnya bergegas berjalan menuju ruang musik.
Sepanjang jalan Kianna merapalkan doa-doa agar terhindar dari marabahaya ketidakjelasan tingkah laku Gior padanya. Dia lama-lama kena penyakit jantung lemah kalau terus menerus mendapatkan perlakuan manis, lebay, tapi mengejutkan dari Gior.
Mata Kianna menangkap ruang musik kelihatan sepi sunyi. Pintunya tertutup rapat, kacanya cukup tinggi untuk mengintip ke dalam. Demi kesopanan Kianna mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam.
"Permisi, Assalamualaikum," sapa Kianna sopan santun dengan suara cukup lembut, selembut kapas.
Ketika pintu terbuka, Kianna tercengang melihat di dalamnya. Mulutnya mengangga, matanya melotot kaget dan Kianna menggeleng tak percaya. Kakinya lemas, jantungnya berdegup kencang dan ingin rasanya ia pingsan saja.
Gior memegang sebuah tongkat yang di atasnya ada kain seperti bendera kampanye bertuliskan,
- Kianna mau gak lo jadi pacar gue? -
Begitu juga orang-orang yang ada di sana yang jumlahnya hampir setengah ruang musik yang cukup luas ini. Sekitar 60an mungkin ada, belum lagi yang menempel di jendela-jendela luar sedang mengintip dari kaca.
Semua yang ada di dalam ruangan memakai baju yang sama kaos pink bertuliskan Gior โค๏ธ Kianna forever. Lebay!
Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Kianna, malu bercampur senang. Hatinya sudah persis seperti pecel sayur, macem-macem nyampur jadi satu.
Gior berdiri di belakang standing mic, matanya memberi kode pada teman-teman bandnya untuk mulai memainkan musik. Pertama kalinya dalam sejarah sepanjang sekolah di SMA ini, baru ini Kianna akan mendengar suara Gior saat bernyanyi.
Kianna berharap lagi semoga lagu yang dinyanyikan Gior merupakan lagu romantis. Tapi harapan tinggal harapan, Gior menyanyikan lagu ST 12 - Aku Masih Sayang yang membuat Kianna dan yang lainnya di sana speechless.
'Selera musik kak Gior ternyata di luar ekspetasi' Kianna membatin dan menggeleng.
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
๐ฅณ๐ฅณ๐ฅณ๐ฅณ๐ฅณ
Yang dinanti-nantikan akhirnya datang juga
๐๐๐
Silakan membayangkan Gior nyanyiin lagu ST12 yah
๐คฃ๐คฃ๐คฃ
Diterima gak sama Kia kira-kira?
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ