Please, Baper gak ditanggung sama Shin!
Kena marah mama dirumah akibat cengar cengir juga bukan tanggung jawab Shin
๐๐๐๐
Selamat menikmati
Sepasang manusia yang Absurd!!!
Happy Reading gengs!
Jangan lupa Komen ๐๐
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
'Aaaaaaaahhh...Kia ga kuat Mama! Kia bakal pulang sama Kak Gior. Nama Kak Gior dihape Kia bikin baper mama,' batin Kianna.
Senyum merekah di wajah cantik Kianna. Mata gadis itu tidak lepas memandangi nama yang menghiasi list missed call-nya. Meskipun sangat alay upay iyuh, tapi mampu menjingkrak-jingkrakan hati Kianna.
Kianna memejamkan matanya dan berdoa dalam hati.
'Ya Allah, please kalo emang Kak Gior amnesia jadi suka sama Kianna, biarin aja dia amnesia terus. Kianna suka Kak Gior, biarpun Kak Gior kamseupay iyuh. Tolong, Ya Allah, jangan bikin semua ini cuma khayalan babu Kia lagi yah, aamiin,' doa Kianna dalam hati.
Kianna membuka laman platform baca tulis online miliknya. Moodnya sedang bagus dan jam istirahat juga masih cukup panjang. Ia memilih untuk menyicil tulisannya di sana.
Hatinya sedang dipenuhi kembang-kembang harum mewangi sepanjang hari, untungnya bukan kembang tahi ayam atau kembang kamboja kuburan.
Jarinya dengan luwes mengetikkan setiap kata di sana. Cerita yang beberapa hari tidak dijamah karena kehilangan ide dan juga moodnya yang super berantakan.
Tapi hari ini berbeda, berhubung moodnya sedang bagus jadi ia ingin memanjakan pembacanya yang sudah menunggu, menanti sekian lama updatean di ceritanya satu itu yang hampir ditumbuhi rumput liar dan dipenuhi sarang laba-laba. Lebay!
Hanya dengan sepuluh menit, Kianna mampu mengetikan 500 kata, untuk kekurangannya nanti ia lanjutkan di rumah.
"Astaga!" Kianna menepuk dahinya menyadari keteledorannya.
Kianna baru sadar jika Andara masih berada sendirian di kantin. Baru saja Kianna mau menyusul Andara ke kantin, tapi yang punya nyawa sudah muncul dihadapannya dengan wajah sumringah bahagia.
"Cie... Kia," goda Andara.
'Loh, kok dia malah ngegoda aku?' batin Kianna bingung.
"Apaan sih, Dar," gusar Kianna.
"Aku baru aja mau jemput kamu ke kantin, ternyata kamu udah nongol di sini aja," jelas Kianna.
"Gak perlu dijemput, aku udah ada yang nganterin dong," pamer Andara.
"Siapa? Kak Bambang?" tebak Kianna.
Andara mengangguk antusias sambil tersipu malu.
"Cepet banget kamu move on," sindir Kianna.
"Yah, Ki. Kak Ridwan aja udah bahagia sama selingkuhannya, masa seorang Andara yang cantik jelita ini gak boleh bahagia juga," ucap Andara.
"Memang Kak Bambang sudah nembak kamu?" tanya Kianna penasaran.
"Belumlah, masih PDKT dong. Masa iya, baru beberapa hari ini ngobrol, udah langsung jadian aja," jawab Andara.
"Ki, Kak Gior ngajak lo PDKT yah? apa cuma prank lagi?" tanya Andara kepo.
Kianna hanya mengedikkan bahu sebagai jawabannya.
"Kamu balik lagi ke Kianna mode patung yang membisu. Semua Gior's Squad tebak-tebakan, apa kamu beneran jadi gebetan Kak Gior apa cuma Kak Gior mau goda-godain aja. Sumpah ya Ki, aku juga kepo maksimal sama maunya kak Gior itu apa," cerita Andara.
"Kenapa gak kamu tanya aja sama orangnya langsung," ucap Kianna memberi saran.
"Wah, itu sih mau bunuh diri namanya. Btw, pacar barunya Kak Nada namanya Agam itu ganteng juga yah, biarpun tetep gantengan Kak Gior sih," celoteh Andara lagi.
'Iyalah, kak Gior number uno!' batin Kianna.
"Ki, menurut kamu, Kak Bambang gimana?" tanya Andara.
"Gimana apanya?" Kianna balik bertanya.
Andara berdecak kesal, "Ya, orangnya lah Ki. Maksudnya itu, pribadinya sama penampilannya, mulai style sampe fisiknya. Menurut kamu gimana? Cocok gak sama aku?"
Kianna memutar tubuhnya sehingga sepenuhnya menghadap Andara.
"Kalo masalah cocok atau enggak, itu relatif. Tergantung kalian yang menjalaninya. Cocok gak cocok gak cuma dilihat sama fisik, kadang penilaian orang lain berbeda sama yang kalian jalani. Contohnya, hubungan kamu sama Kak Ridwan kemarin, aku yang menilainya, kalian cocok dalam segala hal, tapi buktinya kalian putus,"
"Menurutku gak ada yang salah dengan penampilan kak Bambang. Oke aja, apalagi dengan ciri khas dia yang suka pakai celana cutbray-nya itu. Keren," jelas Kianna.
Andara melongo dan akhirnya bertepuk tangan.
"Wah, bravo Kianna. Hari ini selama sejarah pertemanan kita, kamu berhasil ngomong panjang lebar. Ini harus kita rayakan," kata Andara antusias.
Kianna memutar bola matanya. "Lebay,"
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Tiga jam terakhir adalah mata pelajaran yang digemari Kianna dan dibenci sebagian anak kelasnya. Lucu yah, jika murid jurusan IPA benci dengan mata pelajaran di jurusannya.
Semua mata pelajaran di jurusannya begitu Kianna gemari, entah itu Kimia, Biologi, Fisika, Matematika dan siang ini adalah pelajaran Biologi. Andara sudah menguap entah yang keberapa kali dan mengeluh ingin cepat pulang kesekian kalinya pada Kianna.
Sedangkan Kianna sendiri masih asyik mengerjakan catatan yang diberikan gurunya. Tidak ada rasa jenuh bahkan mengantuk sama sekali. Ia bahkan begitu semangat menjelang pulang sekolah ini.
Pikiran Kianna terbagi antara mencatat dan juga memikirkan bagaimana ia harus bersikap pada Gior nanti. Semoga saja, sikap kaku dan bibirnya tidak keluh untuk menjawab semua obrolan mereka nanti. Otak Kianna sering mendadak blank ketika berada di sekitar Gior.
Bel pulang sekolah berbunyi. Sontak semua kelasnya yang tadi hening mendadak riuh, termasuk Andara.
"Finally, kita balik juga. Tangan aku udah pegel banget rasa mau patah nulis catatan segambreng itu," keluh Andara.
"Lebay," jawab Kianna sambil membereskan semua peralatan alat tulis dan juga buku-bukunya.
"Ki, aku duluan turun yah," pamit Andara dan Kianna mengangguk.
Kelas Kianna hampir kosong, hanya tersisa lima atau enam temannya yang masih sibuk mencatat. Kianna menggendong tasnya dan merapalkan doa sebelum ia turun menuju kelas Gior.
'Semoga gak ada prank lagi. Aamiin' doa Kianna dalam hati.
Kakinya melangkah menuruni satu per satu anak tangga, jantungnya berdegap degup tak beraturan. Empat langkah lagi, ia akan sampai ke depan kelas Gior. Koridor lantai bawah sudah hampir sepi. Kianna memilih berdiri menyandar di tiang pinggir kelas Gior sambil menatapi ujung sepatu putihnya.
"Nunggui siapa lo di sini?" suara Gior yang berdiri tepat di depan Kianna.
Kianna mendongak, pertanyaan cowok itu seakan menghujam jantung Kianna. Apa jangan-jangan ini prank lagi? Kenapa Gior malah bertanya seperti itu, bukankah cowok itu sendiri yang menyuruhnya menunggu di depan kelasnya.
Kianna memandang Gior dengan dahi mengkerut. Gior tampak tak acuh.
"Nungguin siapa lo di sini?" ulang Gior.
Kianna bingung harus menjawab apa.
"Bukannya tadi pas istirahat kakak nyuruh Kia nunggu di sini yah?" jawab Kianna ragu-ragu.
"So? Lo nunggu siapa?" tanya Gior.
Kianna mulai kesal, sepertinya ia akan di prank lagi oleh Gior. Kianna menampilkan wajah datarnya tanpa ekspresi. Daripada dipermalukan lebih baik angkat kaki dari sana.
"Nunggui orang alay!" jawab Kianna datar dan ia berjalan meninggalkan Gior yang tertawa terbahak di belakangnya.
Kianna berdecak kesal karena merasa dipermainkan lagi oleh Gior. Doanya ternyata tidak manjur. Harapan yang sia-sia, bagaimana mungkin cowok setampan di atas rata-rata seperti Giorgio Fernandes menyukai cewek kaku, pendiam macam dirinya. Kianna mungkin harus bercermin ulang dikaca yang lebih besar.
"Ciye ngambek... ngambek ciyeee!" goda Gior yang tahu-tahu sudah ada di sebelah Kianna.
"Becanda doang dong tadi. Abisnya lo ga pernah bereaksi apapun, mau digoda, mau diejek, lempeng banget," celoteh Gior.
Gior menarik lengan Kianna, secara spontan Kianna berhenti berjalan dan menatap lengannya dan muka Gior bergantian.
"Tungguin gue main basket dulu, abis itu gue baru anterin lo pulang, gimana?" kata Gior.
'Becanda lagi atau serius nih. Kesel tau gak dimainin terus,' gumam Kianna dalam hati.
Kianna akhirnya mengangguk. Gior memberikan tasnya pada Kianna.
"Pegang tas gue dulu. Lo tunggu di deket lapangan basket, gue mau ganti baju ke loker," ucap Gior.
Secepat kilat cowok itu sudah lenyap dari hadapan Kianna melesat menuju loker.
Kianna tersenyum kecil sambil memeluk tas Gior. Yah, hitung-hitung lumayanlah bisa meluk tas pujaan hatinya, kalo meluk orangnya langsung kan impossible. Jadi, kacung orang ganteng macem kak Gior, Kia rela kok asal gak di prank. Nyakitin soalnya.
Kianna memilih duduk dikursi panjang dekat lapangan basket. Gior berlari mendekatinya dengan baju basket dan handuk kecil ditangannya. Baru saja Gior mendudukan bokongnya ke kursi samping Kianna, Bayu dan Paiman datang menghampiri mereka berdua.
"Lah, beneran gebetan Gior ternyata ni bocah," tunjuk Paiman ke arah Kianna.
"Gi, kita main di outdoor?" sela Bayu.
Gior mengangguk menjawab ucapan Bayu.
"Demi apa, Gi! Panas tau, lo tau kan kalo kemarin gue baru aja balik dari dokter kulit, gue ga mau nanti muka gue ngelupas-ngelupas lagi. Jadi, please mendingan kita main di indoor aja. Matahari gak bagus buat kulit gue, Gi!" ucap Bayu membuat Kianna mengerenyitkan dahi.
'Demi kutil badak! Kak Bayu beneran perawatan ternyata, persis kayak penjabaran kak Santi dong. Kalah telak dong aku!' batin Kianna.
"Lagian elo pake ke salon segala, udah tau mau latihan buat tanding malah sibuk sama muka. Udah ke salon mulu, muka lo tetep aja awut-awutan gitu. Besok ke bengkel ketok magic aja sana, kali aja ke luar muka lo berubah," omel Gior.
"Dikira muka gue mobil. Gue kan menjaga wajah gue supaya tetap kinclong, Gi. Masa nanti pas tanding, muka lo doang yang bersinar terang," keluh Bayu.
"Muka lo pasangi bolham tuh biar terang berderang," timpal Paiman.
"Dih, ikutan aja si lele dumbo," desis Bayu.
"Pergi deh kalian berdua. Berisik, kesian kuping Kia, yang ada pulang ini gue nganterin dia ke THT bukan ke rumahnya. Ganti baju sana, suruh kumpul yang lain di gedung, kita main di dalem!" Gior mengusir Paiman dan Bayu.
Paiman mendengus mendengar usiran Gior, sedangkan Bayu bersorak karena Gior memilih main di indoor ketimbang outdoor.
Kianna menyadari wajar saja jika Giorgio bertingkah absurd, nyatanya ia dikelilingi oleh teman-temannya yang super duper absurd. Ia kehilangan kata-kata ketika mendengar percakapan mereka bertiga tadi. Ingin tertawa, tapi gengsi nahan ketawa jadinya pengen kentut.
"Temen sekelas gue pada gesrek emang! Maklumi aja yah, cuma gue yang normal dan tampan di atas rata-rata," ucap Gior pada Kia.
Kianna menaikkan sebelah alisnya mendengar ucapan Gior.
"Lo tadi lama banget keluar kelas, emang pelajaran apa sih terakhir?" tanya Gior pada Kianna sambil mereka berjalan menuju gedung basket indoor.
"Biologi kak," jawab Kianna.
"Oh, Biologi,"
"Elo tau gak Anabolisme?" tanya Gior, Kianna mengangguk.
"Nah, lo itu kayak Anabolisme buat gue!" ucap Gior.
"Hah? Maksudnya?" tanya Kianna heran.
"Iya, karena elo udah berhasil nyusun puing-puing cinta gue jadi komplek," gombal Gior.
Kianna tidak bisa menahan senyum lebarnya mendengar gombalan receh Gior padanya.
"Lo kalo senyum lebar pas dengerin gombalan gue, bikin endorphin gue naik, gue jadi bahagia," gombal Gior lagi.
Sumpah, Kianna siang ini sulit untuk menahan diri agar tidak tersipu malu di depan Gior. Gombalan receh Gior mampu mengelepek-lepekan hatinya.
"Lo tau gak kenapa Bumi itu dilapisi atmosfer?" tanya Gior lagi.
Kianna memilih diam dan menggigit bibir dalamnya menahan senyumannya.
"Karena fungsi atmosfer itu sama dengan fungsi hati gue, yaitu ngelindungi hati lo dengan rasa cinta dan kasih sayang,"
Dan sukses, gombalan Gior terakhir benar-benar membuat Kianna tersenyum lebar dan pipinya memerah persis udang rebus. Jika Gior bertingkah absurd begini terus, Kianna pastikan dia akan jatuh pingsan ke dalam pelukan Gior.
"Dengerin baik-baik yah sebelum gue latihan nih," ucap Gior.
"Apa?" kata Kianna.
"Kera- kera apa yang harus lo musnahi?" Gior memberinya tebak-tebakan.
"Kera sakti? Keramat?" dan Gior menggeleng.
"Mau tau jawabannya?" tanya Gior dan Kianna mengangguk antusias.
"Jawabannya yaitu Kera yang harus lo musnahi adalah Keraguan buat milih gue jadi pacar lo," ucap Gior sambil mengacak puncak kepala Kianna dan Gior berlari menuju lapangan bergabung dengan teman-temannya.
Kianna berdiri mematung, mencerna ucapan yang baru saja Gior ucapkan padanya. Kianna mencubit pelan lengannya sendiri dan terasa sakit. Ternyata ucapan Gior tadi bukan hasil halusinasi Kianna bahkan bukan mimpi atau lamunannya.
Kianna memeluk erat tas Gior yang masih bersamanya. Memekik tertahan serta cengiran kuda menghiasi wajahnya yang sudah semerah buah ceri merah.
'Lemah hati adek, kak' jerit hati Kianna.
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Bahahahaha
๐๐๐๐๐
Makin lama makin absurd
makin tak terkendali mulut Gior!